38 - Gotcha!

1.6K 124 76
                                    

Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatiku.


🤍
🤍
🤍
🤍

"RHEAAAA!!! AKHIRNYA LO SEKOLAH JUGAAA!!" teriak Karina sembari berlari menghampiri Rhea yang baru saja datang di parkiran sekolah bersama Acrux. Gadis itu memeluk Rhea dengan gemas.

Rhea terkekeh kecil. "Lea kangen deh sama Rina." ucapnya sambil membalas pelukan Karina.

"Gue juga kangen sama lo!" sahut Karina sumringah.

Izar memutar bola matanya malas. "Dasar cewek." cibirnya jelas.

Karina dan Rhea melepas pelukannya dan langsung menatap Izar dengan tatapan yang berbeda. Rhea dengan kebingungannya, dan Karina dengan kesangarannya.

"APA LO?!"

Izar yang semula duduk di jok motornya, kini berdiri tegak dan berjalan dua langkah kearah Karina. Ia bersidekap dada. "Lo apa?"

"GAK JELAS!"

"Jelas gak?"

"LO NGESELIN TAI!!" teriak Karina.

"Tai lo ngeselin." Izar memeletkan lidahnya untuk meledek Karina. "Wleee!"

Dan hal itu membuat kedua tanduk di kepala Karina muncul. Gadis berzodiak Taurus itu pun segera berlari mendekati Izar.

Izar yang sadar bahwa Karina akan menyerangnya pun tanpa banyak tanya langsung berlari menjauhi Karina. Dia menoleh sebentar ke belakang, dan ternyata gadis itu masih mengejarnya dengan muka merah yang cukup menyeramkan.

"SINI LO PAPA RAZI!!!!"

"Anjing! Seenak jidat gue di bilang 'Papa Razi'!" protes Izar masih dengan berlari. Ia belum mengerti, kenapa bisa dia disebut 'Papa Razi'?

Pikiran Izar yang masih terpusat pada panggilan gadis itu pun seketika terjawab, dia mengetahui alasannya!! "Izar ... Razi! Di balik cok!!!" kata Izar antusias. Ide sesat lantas muncul di kepalanya.

"SINI KEJAR PAPA RAZI, MAMA KARIII!!!!"

"BANGSAT SENGLEK LO YAA!!!"

Elio menggeleng heran dengan kedua orang yang tengah berlarian tak tentu arah itu. Pasangan yang cocok. Cowoknya kekanak-kanakan, ceweknya bar-bar. Entah bagaimana sifat anak mereka nanti jika seandainya mereka menikah.

Netra Elio menoleh pada Acrux dan Rhea yang sama-sama terdiam dengan wajah datar dan cengo. Lagi-lagi kepala Elio menggeleng. Ada lagi pasangan yang unik. Yang satu minim ekspresi, satunya lagi masih polos.

"Gue doang yang normal." monolog Elio dengan pedenya. Dia sendiri tak sadar dengan sifatnya yang banyak membuat orang lain geleng kepala.

Acrux berjalan cepat agar segera sampai di kelas Rhea, kali ini rencananya untuk makan berdua di kantin bersama Rhea harus terlaksana. Tidak ada yang boleh mengagalkannya, masa ingin istirahat dan makan bersama saja begitu sulit? Ia tentu tidak terima.

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang