Disisi lain~
"Berhenti!!!!! " seru sang nenek yang masih belum bisa bergerak, ia mencoba menghentikan kedua cucunya pergi namun percuma saja
"Arghh.. Arabella! Suruh putrimu untuk melepaskan kita dari jeratan ini!! " sentak sang nenek pada makhluk halus yang disebutnya Arabella, "Marionnette, lepaskan kami ya" ucap Arabella menyuruh putrinya dengan lembut
Shun atau Marionnette yang dipanggil langsung menghilangkan efek tidak bisa gerak itu, hingga tangannya langsung dipegang erat oleh sang ayah, "kenapa kau mengacaukan kami!?, dan kenapa kau malah menolong mereka!? " sang ayah memarahinya
"Jangan salahkan anakmu Barend, biasa dia hanya ingin berpetualang saja" sang ibu membela putrinya, "tidak apa nak, kami tidak menyalahkan mu" sang ibu langsung melepaskan pegangan Barend dan memeluk putrinya
"Sofu!, kau juga sama saja!!! " sang nenek benar-benar sudah emosi, "aku tidak ingin mereka mati disini, apa lagi menjadi korban untuk hidup kita" sang kakek melawan ucapan istrinya
"Lalu siapa yang akan- " sang nenek belum menyelesaikan kalimatnya, tatapan sang kakek berubah menjadi tegang dan panik, "tidak Sobo, jangan lakukan itu" sang kakek memperingatkan
"Sebaiknya kau saja yang mati!!!!! " serunya yang langsung mendorong suaminya hingga terjatuh ke lantai, sang kakek berusaha berdiri namun percuma karena tubuhnya sudah gemetaran dengan takut luar biasa, sang nenek mengambil kapak yang tergeletak dan langsung memotong tubuh suaminya tepat di perutnya hingga menyebabkan genangan darah yang sangat banyak
Sang kakek langsung menutupkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya
Shun sempat meneteskan air matanya karena melihat orang yang berjuang bersamanya untuk membantu menyelamatkan Tenn dan Riku mati
"AHAHAHAHAHAHA..!!!!, bagaimana Arabella?, bukankah sudah cukup? " sang nenek tersenyum menyeringai kearah makhluk halus di belakangnya
"Kau bilang ada dua korban, maka kau harus menepati janjimu yang sudah kau katakan pada kami" Arabella memasang wajah datar, "kau fikir satu korban sudah membayar semua kenikmatan mu? " Barend menimpali
"Aku janji, akan mencarinya lagi" ucap sang nenek yang langsung mengangkat tangannya arti bersumpah, "hari ini tetaplah hari ini, maka kau akan menjadi gantinya" Arabella langsung membuka almari gaib itu dan menampakkan pusaran lubang hitam yang sangat gelap dengan banyak jeritan tangisan dari sana
"TIDAAKKK!!!!! " seru sang nenek yang sempoyongan berlari kearah pintu keluar namun dengan cepat pintu itu tertutup, hingga sang nenek masih berusaha membukanya
"Tutup matamu Marionnette" sang ibu memberi arahan pada putrinya, "baik ibu" ia langsung menutup kedua matanya menggunakan tangan
Dengan langsung tali tambang melilit ketubuh sang nenek yang membuat menghentikan aktivitasnya, tali itu langsung menarik tubuh sang nenek dengan cepat kearah almari yang sudah terbuka lebar untuknya dan
"TIDAAKKK!!! " teriak sang nenek
BRUZZZZ....!!!!
Sang nenek langsung masuk kedalam pusaran lubang hitam itu dengan almari yang kembali tertutup rapat menyisakan cipratan darah dari dalam almari tadi
Terlihat rumah itu yang sepi tanpa penghuni dengan hanya ada aktivitas dari pemilik rumah sebenarnya
•
•
Disisi Nanase Twins~
Riku terlihat tertidur disamping ranjang kakaknya, ia menunggu kesadaran sang kakak yang belum juga membukakan maniknya
Riku memegang erat tangan sang kakak yang bebas dari selang infus, "Tenn-nii.. Hiks... Jangan tinggalkan... Hiks.. Aku sendirian.. Hiks.. "
Tiba-tiba tangan yang digenggaman Riku bergerak perlahan membuat Riku langsung menyeka air matanya dan menatap bahagia kearah surai pink pucat
Tenn perlahan membuka matanya, ia perlahan memperhatikan sekelilingnya dengan warna atap berwarna putih dan seluruh dinding disekitarnya putih tidak salah lagi ia sedang berada dirumah sakit, "Tenn-nii!!!, kau sudah bangun... Hiks.. Kukira kau-
" sshuutttt... Sudah-sudah, aku tidak akan pernah meninggalkan mu Riku" Tenn langsung memeluk erat adiknya dengan Riku yang juga mengeratkan pelukannya
Segera Riku menatap wajah Tenn yang dipenuhi perban dipipi hingga dahinya, bahkan banyak perban putih lainnya yang berada dilengan, tangan hingga kaki Tenn
"Tenn-nii.. Hiks.. Sekarang kita.. Hiks... Akan pergi kemana? " Riku mengajukan pertanyaannya yang membuat Tenn melukiskan senyum manisnya, "tenang Riku, aku sudah menyiapkannya" Tenn mengusap pipi Riku sembari tersenyum tipis
"Omong-omong, Sensei bilang luka Tenn-nii tidak ada yang fatal jadi setelah Tenn-nii merasa baikan kita bisa langsung pulang" Riku~
"Bagus, nanti sore kita pulang yaa... Bukankah kau juga masih lelah? " Tenn mengelus pucuk rambut Riku dengan pelan, "iya dehh... Kita makan dulu ya Tenn-nii, tadi perawat membawakan makanan untuk mu" Riku mengambilkan makanan yang berapa di meja sebelahnya
"Baiklah, kita makan bersama yaa" Tenn langsung terduduk dengan Riku yang menyiapkan makanannya
•
•
Sore hari~
Riku dan Tenn baru saja pergi dari ruang dokter untuk mengambil resep obat yang harus dikonsumsi Tenn setiap harinya, setelahnya mereka menghentikan taksi untuk menghantarkan mereka ke alamat yang sudah Tenn berikan, tentunya mereka masih membawa koper dan tas ransel
"Kita mau kemana Tenn-nii? " Riku melihat kearah kakaknya dengan keheranan, "kau tunggu saja Riku" sahut Tenn sembari tersenyum tipis
Hingga beberapa menit, mereka sampai dialamat yang mereka tuju, Riku langsung terbelalak melihat rumah didepannya sedangkan Tenn yang masih memberikan uang pembayaran pada pengemudi taksi
Tenn segera mendekati adiknya yang masih membulatkan matanya, "ayo kita masuk Riku" ucap Tenn sembari menyenggol pundak Riku
"Tapi ini rumah siapa Tenn-nii!? " Riku tidak berhenti tercengang
"Baiklah... Selamat datang dirumah kita Riku!! " Tenn mempersilakan Riku untuk masuk kedalam rumah, Riku memaksa tubuhnya untuk bergerak mendekati kakaknya
"Hah!, tapi bagaimana Tenn-nii bisa!? " Riku memiringkan kepalanya seakan masih belum percaya, "aku membelinya menggunakan sisa penjualan rumah orang tua kita, aku tahu rumahnya sederhana... Tapi lebih baik daripada kita harus dipantai asuhan bukan?" Tenn terkekeh melihat ekspresi adiknya yang masih terkejut
"Tenn-nii!!, menurutku ini sudah sangat bagus... Aku senang, aku bahagia!!! " ucap Riku yang langsung menerjang tubuh Tenn yang di peluknya dengan erat, "ahahaha... Tadaima Riku" Tenn mengelus rambut Riku
"Okaerinasai Tenn-nii... hiks.." Riku menenggelamkan wajahnya kepundak Tenn, ternyata adiknya itu semakin hari semakin cengeng saja
"Sudah, ayo kita masuk kedalam... Masih banyak yang harus kita bereskan" Tenn langsung berjalan kedalam rumah dengan Riku yang langsung memeluk erat lengan Tenn, "setelah ini kita harus kerja ya Tenn-nii? " Riku menanyakan hal kedepan yang akan mereka harus lakukan
"Cukup aku saja yang pergi bekerja Riku, kau tetap dirumah yaa" Tenn memperhatikan raut wajah Riku yang tidak Terima, "tidak!!, aku akan ikut bekerja untuk mencari uang juga, aku tidak mau enak enakkan dirumah sendirian sedangkan Tenn-nii bekerja keras" Riku mempautkan bibirnya
"Aku tidak masalah Riku, kondisi kesehatan mu juga harus selalu kuperhatikan, kau tidak baik bekerja terlalu keras apalagi debu yang bisa membuat asma mu langsung kambuh" ucapan Tenn langsung membuat surai merah tidak berkata-kata lagi hingga Tenn hanya mengelus pelan pucuk rambut Riku
To be continued-
Thanks for read minna-san🤗💕
Maap bila banyak typonya 😢
Selalu tunggu kelanjutannya 😘✨٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ
![](https://img.wattpad.com/cover/326511960-288-k153796.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO (AU IDOLiSH7)✔
HorrorWARNING!! HOROR STORY sebuah rumah dengan misterius, tanpa engkau bekerja, tanpa kau harus membanting tulang dan susah payah untuk mendapatkan uang...... rumah ini dengan sendirinya bisa memberikan semuanya, kenikmatan dan kemewahan yang langsung bi...