Riku masih merasa bersalah atas apa yang diperbuat, pikiran khawatir bertambah paniknya membuat ia melupakan keadaan tangan kakaknya yang masih terbalut perban karena luka tusuk yang terjadi beberapa hari yang lalu
"Maaf Tenn-nii, aku sangat ceroboh sampai membuat perban nya rusak, maaf yaa Tenn-nii... " ucap Riku berusaha membendung air matanya
Tenn melihat ekspresi wajah Riku yang sudah sepenuhnya berhasil dibasahi air mata, pundak Riku gemetaran karena menahan suara tangisnya "tidak usah ditahan, keluarkan saja Riku... Menangislah"
"Tenn-nii marah yaa??...hiks....Aku kan..hiks sudah minta maaf..hiks..aku-aku tidak mau Tenn-nii marah" ucap si surai merah sembari menyeka air matanya berulang kali
Melihat adiknya benar-benar menangis sudah waktunya Tenn beraksi menenangkannya, karena Tenn hanya berusaha membuat Riku tahu dengan keadaan mereka yang tidak bisa dibilang selamat
Perlahan tangan lembut Tenn membelai pipi manis Riku, menyapu tetesan air mata yang berhasil mencurahi pipinya "Riku, aku tidak marah kok... Aku hanya kesal dengan sikapmu yang terus membangkang ku"
"Maaf Tenn-nii, aku sudah keras kepala" ucap Riku menahan isak tangisannya
"Tidak apa Riku, sekarang jangan membantah ku lagi yaa... Tenang saja, aku yakin teman-teman kita pasti bisa selamat" ucap Tenn yang langsung memeluk Riku dengan kehangatannya
"Baik Tenn-nii, aku paham" Riku~
"Tenanglah Riku, aku akan mencari jalan keluarnya" Tenn~
"He?, apa maksudmu Tenn-nii? " Riku~
"Kau tunggu saja, aku tidak akan mengecewakanmu" Tenn~
Setelah kejadian itu, mereka tidak membicarakannya lagi karena mereka percaya teman-temannya bisa menghadapi masalah yang sedang dialami, maka si kembar melanjutkan kesibukan mereka untuk menghiasi kue mereka yang belum terselesaikan
"Siap disantap" ucap Tenn sembari memberi toping terkahir diatasnya
"Wahh... Kelihatan sangat enak Tenn-nii, boleh dimakan sekarang kan? " ucap Riku sambil terus memandangi kue yang baru mereka selesaikan
"Tentu saja Riku, mari kita makan di ruang santai bersama" ucap Tenn yang langsung membawa alat-alat yang dibutuhkan untuk memakan kue
"Hmm" sahut Riku dengan semangat membawa kuenya keluar dari dapur
Mereka berencana memakannya bersama dengan kakeknya, namun setelah mencari dikamar hingga ruang tengah, nihil mereka tidak menemukan keberadaan sang kakek
Hingga akhirnya mereka ditemani oleh Shun yang hadir menemani mereka
"Shun mau makan? " ucap Tenn menawarkan kue buatannya bersama sang adik
Seketika keluarlah buku note dan pulpen yang langsung menulis sendirinya
"Eh!? " Riku terkaget melihat Shun menulis dengan buku dan pulpen yang entah darimana Riku tidak tahu
'Tidak, terimakasih banyak Tenn-san atas tawarannya' itulah yang tertulis dalam buku note itu
"Ehehehe....Tidak masalah Shun" ucap Tenn dengan tertawa kecil dan senyum hangatnya
"Darimana kau menemukan buku dan pulpen itu Shun?, dan darimana ide menulis jawaban untuk Tenn-nii itu? " ucap Riku yang merasa ketinggalan berita
Buku dan pulpen itu mulai menulis kembali, Shun bermaksud agar sang empu yang memberi dapat mengetahui jawabannya
'Ini semua ide dari Tenn-san, ini sangat membantu... Jadi Riku-san tidak perlu repot-repot mengulang jawabanku pada Tenn-san' ucap Shun melalui buku
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO (AU IDOLiSH7)✔
HorreurWARNING!! HOROR STORY sebuah rumah dengan misterius, tanpa engkau bekerja, tanpa kau harus membanting tulang dan susah payah untuk mendapatkan uang...... rumah ini dengan sendirinya bisa memberikan semuanya, kenikmatan dan kemewahan yang langsung bi...