Short Story 8
Happy reading luv 💋
Plak!
Sheinen meringis, tamparan yang cukup keras itu melukai bibir dalamnya, sehingga darah mulai mengalir keluar.
Sheinen menatap nanar sang pelaku yang tertawa sambil menyesap minuman, diiringi dengan derai tawa dari teman-temannya. Hati Sheinen bergemuruh.
Selama 25 tahun dia hidup. Tidak ada yang pernah melukainya. Sheinen hanya pernah terluka satu kali, saat kabur dari rumahnya kala itu.
Saat dia pertama kalinya, merasakan kehancuran dalam hidupnya. Dan dia tidak ingin hal itu terjadi lagi hari ini.
Saat dimana dia ingin mengakhiri hidupnya. Saat dimana dia tidak ingin menerima kenyataan yang begitu pahit, saat dimana dia hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apapun.
"Buka baju lo! Ayo tunggu apalagi? Atau lo mau gue yang bukain?" Mereka tertawa. Sheinen meringkuk bergetar.
Dia tahu dirinya hina, kehilangan mahkota berharganya saat kabur kala itu, Sheinen berjanji tidak akan membuat dirinya semakin jatuh. Cukup sekali dia bodoh.
Sheinen belajar banyak untuk tidak mengeluh atas hidupnya kini, dia bersyukur Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk memulai hidup baru.
Dulu dia adalah ratu di keluarga Lordaniant. Keluarga konglomerat yang berlimpah harta. Sebagai putri tunggal, hidupnya begitu sempurna.
Tapi tidak setelah Papanya masuk penjara karena korupsi. Sedangkan Mamanya pergi dengan selingkuhannya. Meninggalkan Sheinen sendiri dalam kubangan hitam tanpa arah. Dia kehilangan segalanya.
Sheinen tahu dia gelap mata akan kemewahan yang dimilikinya. Uang dan kekuasaan membuatnya angkuh. Namun Tuhan menyadarkannya, bahwa tidak ada yang abadi.
Kehancuran keluarganya menjadi pelajaran besar untuknya. Sheinen terpuruk, berharap Tuhan mengambil nyawanya saat itu.
Sheinen tidak ingin kembali ke masa kelam itu. Bahkan jika dia bisa meminta, dia tidak ingin terlahir dari keluarga kaya yang penuh dengan kepalsuan, hanya hidup dengan cukup dan sederhana .
"Ga nyangka gue liat lo kayak gini. Dimana tuh Sheinen si ratu?" Tawa membahana keluar dari salah satu wanita dengan dress mininya.
Dengan senang hati dia menyiram Sheinen dengan sebotol wine. Bahkan wanita itu menjambak Sheinen tanpa ampun.
"Le....pas," Sheinen yang bisa bersuara lirih. Dentuman musik mengaburkan suaranya.
"Ck, minggir lo. Kita kan mau liat badan nya, yang nggak bro?" Ujar seorang lelaki mendekat.
"Dibayar berapa lo semalam? Sepuluh puluh juta? Lima puluh juta? Atau seratus juta? Tenang, gue bayar lo mahal kok," lelaki itu menyeringai.
Sheinen menggeleng begitu tangannya diikat dengan sesuatu. Dia berusaha meronta, namun gagal. Sheinen hanya mampu menangis ketika apron kerjanya di lepas.
Memperlihatkan kemeja dan rok yang yang dia pakai untuk bekerja di Club ini. Bahkan kini bra nya tercetak karena kemejanya yang basah.
Sheinen menyesali membawa minuman ke ruang VIP ini. Sheinen tidak tahu bahwa di ruang itu berkumpul alumni sekolahnya dulu.
"Jangannn!!!" Sheinen berteriak histeris begitu tiga orang pria membuka paksa kemejanya.
"Anjing gilaa bro!"
Sheinen memberontak kala pria-pria itu mulai menggerayangi tubuhnya. Mencium dengan kasar dan meremas payudaranya.
Sheinen menangis keras. Merasakan betapa jalangnya dirinya saat ini. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kini seperti dulu.
Malaikatnya tidak ada, apa yang harus dia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short Story21+ NOT FOR CHILDREN❗ ' Highest Rank 🏅 #1 in Cerpen [ 2023/02/15] #1 in Pendek [ 2023/03/10] #3 in Lovestory [2023/04/16] #2 in Lovestory [2023/04/29] #5 in Oneshoot [2023/05/22] #5 in Romance [2023/08/03]