Short Story 18
Happy reading luv💅
Baddas Jesslyn is back.
Selama Jesslyn hidup, untuk pertama kalinya dia merasa sangat menyedihkan. Pertama kalinya dia diam ketika dirinya dipermalukan. Bahkan untuk berucap pun lidahnya kelu.
Melihat bagaimana wine dan pecahan gelasnya itu berceceran di lantai, Jesslyn tak sanggup melawan saking terkejutnya.
"BERHENTI BERMAIN JESSLYN!!!"
"Berhenti kekanak-kanakan sialan!"
Zinu membentak dengan keras.
Membuat semua orang menatap mereka dengan serius. Bahkan mereka sudah menjadi perhatian sejak Zinu membanting gelas wine itu dengan kasar ke lantai."Apa isi otak mu ini Jesslyn!!!?" Zinu mencengkram dagu wanita yang terdiam itu dengan kuat.
"Bang lepas! Tenang Bang! Farah juga nggak papa." Zafran mencoba menghentikan Kakaknya itu.
"Diem lo!" Zinu menepis adiknya.
Sementara dalam diamnya, Jesslyn menggigit bibir. Merasakan panas pada matanya, seakan siap menumpahkan bulirnya dari kaca bening pelindung yang berusaha dia tahan.
Rasa sakit pada kakinya akibat torehan pecahan gelas itu, tidak sebanding dengan rasa kecewa yang menumpuk sempurna menekan dadanya.
Demi Tuhan, Jesslyn tidak pernah semenyedihkan ini. Tapi kali ini orang yang sangat dia cintai, suaminya sendiri, Zinu Putra dengan kasar menyakitinya.
Hal yang tidak pernah Jesslyn bayangkan ketika dia memilih melabuhkan hatinya pada pria itu pertama kalinya.
Jesslyn percaya Zinu bisa mengimbanginya. Mengerti dirinya yang gila dan aneh. Memahaminya, memperlakukannya dengan baik sebagaimana mendiang Ayahnya dulu menyayanginya.
Tapi bagaimana dengan sekarang?
"Sudah puas? You've got everything you wanted. But not with me now." Zinu berucap tajam memberikan tatapan menusuk sebelum meninggalkan Jesslyn.
Tidak peduli di ruang tamu itu, keluarganya dan keluarga Randira sedari tadi memperhatikan mereka.
Acara makan malam keluarga yang seharusnya membahas pernikahan Zafran dan Randira, kini berubah menegangkan setelah Farah, sepupu jauh Randira berteriak histeris.
Teh panas membasahi pakaian wanita itu, kebetulan Jesslyn sendiri berada di dekatnya sedang menyajikan teh. Semua panik, tidak dengan Jesslyn yang terkejut dengan amukan suaminya.
"Jess, lo nggak papa?" Zafran mendekati Jesslyn yang menunduk.
Zafran menatap kasihan sahabatnya, selama dia mengenal Jesslyn, wanita itu tidak pernah terlihat sedih seperti ini. Tapi malam ini, Zafran melihat bagaimana kedua bola mata yang selalu tampak ceria itu, berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
القصة القصيرة21+ NOT FOR CHILDREN❗ ' Highest Rank 🏅 #1 in Cerpen [ 2023/02/15] #1 in Pendek [ 2023/03/10] #3 in Lovestory [2023/04/16] #2 in Lovestory [2023/04/29] #5 in Oneshoot [2023/05/22] #5 in Romance [2023/08/03]