Friend With Benefits

351K 2.2K 18
                                    

Short Story 1

Happy Hot Reading 💅


"Joeehh ahh..."

Sinne terus mendesah, bergeliat dengan pasrah di bawah kuasa lelaki yang terus menghentakkan miliknya dengan keras.

"Arghh Sinneeh fuck!" Geram Joe rendah.

Lelaki dengan tubuh atletis yang telah basah oleh keringat itu memejamkan matanya, menikmati penyatuan mereka yang luar biasa.

Lubang milik Sinne terus menyedot dan menjepit miliknya yang semakin membengkak di dalam sana. Erangan demi erangan menjadi bukti betapa panasnya percintaan mereka.

Tidak pernah merasa puas menjamah dan memberikan kenikmatan satu sama lain. Mereka tidak pernah selesai hanya dengan sekali permainan. Terutama Joe yang seakan candu dengan tubuh Sinne.

"Ahhh Joehhh!"

"Sinnehh Arghh!"

Keduanya ambruk begitu pelepasan hebat yang entah kesekian kalinya. Joe berbaring di sebelah Sinne dengan nafas memburu, sedangkan Sinne menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya.

"Kapan kau akan berangkat?" Kini Joe melirik pada Sinne yang memejamkan mata. Pria itu tahu Sinne belum tidur, melihat bagaimana buah dada wanita itu naik turun yang membuatnya kembali menegang.

"Besok. Kau kapan?" Jawab Sinne tanpa perlu menoleh pada Joe. Sedangkan Joe memandang wajah lembut itu dengan kagum.

"Lusa, jadi kita cuma punya waktu hari ini?" Joe melirik jam di nakas yang menunjukan pukul 2 pagi. Merasa tak terima bahwa mereka hanya bertemu dengan singkat.

"Hemm."

"Aku masih belum puas kalau begitu," ucap Joe rendah dan kini sudah menindih Sinne kembali.

"Ada yang ingin kubicarakan." Sinne menatap Joe yang sudah menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh telanjang Sinne.

"Nanti. Ada yang lebih penting saat ini." Tanpa banyak bicara Joe sudah meraup bibir Sinne dengan rakus.

Mencecap dan melumat bibir itu dengan dalam, memainkan lidahnya beradu dengan lidah Sinne. Tangan Joe juga tidak diam, bermain dengan puting gunung kembar milik Sinne sehingga wanita itu mendesah.

Sinne kini sudah tidak bisa fokus, tubuhnya seakan melayang oleh sentuhan-sentuhan Joe. Sama seperti Joe, dia hilang kendali. Dan dia tidak ingin memikirkan apapun selain kenikmatan yang menghantamnya.

Sinne suka bagaimana Joe memuja tubuhnya, menyentuh setiap inci dengan lembut, memainkan lidahnya pada kewanitaan Sinne. Sinne sudah kehilangan akalnya ketika Joe menyentuhnya, mempengaruhi tubuhnya dengan kuat.

"Sial, tidak bisakah kau pergi lusa saja?" Pinta Joe rendah sebelum memasukkan miliknya ke liang kewanitaan Sinne yang membuat mereka mendesah.

Menyentak dengan keras dan kasar, mereka sadar, mereka tidak bisa berhenti saat ini.

Joe terbangun tanpa melihat Sinne disampingnya. Biasanya jika mereka memiliki banyak waktu, Sinne masih berada di pelukannya. Mereka akan menikmati pagi dengan santai sebelum pergi dengan urusan masing-masing.

Tapi kini jadwal mereka tidak sama, membuat Joe berdecak kesal. Dia keluar dan melihat Sinne yang sibuk membuat sarapan.

 Dia keluar dan melihat Sinne yang sibuk membuat sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang