Scandal (End)

48.4K 1.1K 13
                                        

Short Story 16

Yang nunggu dari kemarin, mana suaranya?

Happy reading luv💅





Randira berlari. Secepat dan sekuat yang dia bisa. Meski kedua kakinya terluka karena menggunakan heels, Randira tidak peduli. Dia hanya ingin terlepas dari serbuan para wartawan yang selama berhari-hari ini terus mengejarnya.

Berusaha mencari tempat bersembunyi, Randira tak pernah merasa sepanik ini bahkan ketika menghadapi klien penting.

Nekat mendatangi penthouse Zafran diam-diam, Randira malah ketahuan dan akhirnya menjadi kejaran wartawan. Sungguh sial. Seharusnya dia mencari bajingan itu dan memukul wajahnya.

Randira benar-benar mengutuk pria yang hilang sejak berita itu muncul. Seakan membiarkannya dalam situasi sulit seperti ini. Padahal saat berita skandal mereka dulu muncul, Zafran yang menjemput dan melindunginya dari kejaran para wartawan.

"Pasti disekitar sini!" Teriak salah satu wartawan membuat Randira bersembunyi ketakutan pada salah satu gedung.

"Akhh---"

Randira terkejut karena ditarik paksa dengan mulutnya tiba-tiba dibekap sebuah tangan besar. Matanya membulat menatap orang yang membawanya bersembunyi pada salah satu jalan kecil di belakang gedung tersebut.

Zafran. Pria itu semakin merapatkan  tubuh mereka ketika terdengar beberapa wartawan lewat. Mata pria itu siaga melihat sekitar, memastikan tidak ada wartawan yang bisa menemukan mereka.

"Kau tidak papa?" Zafran melepaskan rengkuhannya.

Plak!

Menggigit bibir, matanya berkaca-kaca. Randira tidak percaya bisa bertemu dengan pria bajingan yang dia cari seperti ini. Lega bisa selamat, namun sangat marah melihat sumber kegelisahannya itu tampak baik-baik saja.

"Ran----"

Zafran menahan tangan Randira yang ingin memukulnya. Menarik tubuh wanita itu dan mendekapnya dengan erat.

Meski meronta dan berusaha memukulnya, Zafran tetap memeluk Randira dengan erat. Membiarkan wanita itu melampiaskan amarahnya.

"Kau benar-benar sialan! Apa kau puas!?" Desis Randira kesal, menghentikan aksi memberontaknya.

"You can yell at me, hit  me or whatever you want at me, but not now darling." Zafran menarik dagu wanita itu agar menatapnya dan mengelus pipi Randira yang basah.

"Damn! I'm fucking miss this," Zafran memajukan bibirnya. Mengecup lembut bibir Randira sebelum melumatnya dengan menggebu.

Zafran mendorong Randira hingga bersandar pada dinding gedung ketika wanita itu berusaha menolaknya. Pria itu semakin mempererat pelukannya hingga tubuh mereka menempel sempurna.

 Pria itu semakin mempererat pelukannya hingga tubuh mereka menempel sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang