Aina di ruang tengah menemani Gus Ibnu yang masih berkutik dengan laptop.
"Mas besok bunda sama ayah mau pergi ke Amerika menghadiri wisuda Rizky, aku gak papa ikut kan?."
Gus Ibnu mengalihkan pandangannya pada istrinya.
"Gak papa, nanti malam kita ke Jakarta."
Aina yang mendengar itu sangat senang.
"Mas juga ikut ke Amerika?." Tanya Aina.
"Ya dong, gak mungkin mas izinin kamu keluar tanpa mas. Nanti kamu di goda sama laki-laki di luar sana." Ucap Gus Ibnu.
" Terus yang jaga pondok siapa?."
"Tenang ada kak Raihan."
.............Aina keluar dari musolla, para santri menunduk dengan takdzim.
"Assalamualaikum." Ucap salah satu ustadzah, sambil bersalaman pada Aina.
"Waalaikumussalam."
" ini ada surat untuk sampean."
Kening Aina berkerut, dia bingung siapa yang mengirim surat padanya.
"Dari siapa?."
"Kata pak satpam tadi seorang laki-laki yang nitip, tapi gak tau dia siapa."
"Terimakasih." Ucap Aina sambil tersenyum.
"Enggih, neng."
Sampai di kamar Aina melipat mukenah, setelah itu dia mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa ke Amerika.
"Alhamdulillah udah selesai." Kata Aina.
Aina mengambil surat yang tadi, dia sangat kepo Dengan isinya. Tanpa di sangka air mata Aina mengalir saat membaca surat itu. Isinya tentang ancaman untuk keluarga nya.
Klek......
Aina langsung menghapus air matanya, dia tidak mau Gus Ibnu mengetahui kalok dia sedang menangis.
"Kamu nangis, kok sembab gitu matanya."
Aina menggeleng.
"Gak usah bohong, mas dengar isakan mu dari luar. Cobak cerita ke mas apa yang membuat kamu menangis." Ucap Gus Ibnu, dan memeluk Aina.
Mereka saling bertatapan."Aku menangis karena teringat masa dulu saat aku masih mencintai mas secara di diam-diam. Dan tak menyangka akhirnya aku bisa bersama dengan mas, walaupun masih butuh perjuangan yang berat." Bohong Aina. Gus Ibnu tersenyum, dia mencium Istrinya.
"Udah jangan nangis, yang penting kita sekarang bersama, mas janji gak akan pernah ninggalin kamu."
Aina semakin mengeratkan pelukannya, dia merasa bersalah sudah membohongi suaminya. Dia tidak mau Gus Ibnu mengetahui masalah yang di alaminya sekarang, dia yang harus menyelesaikan sendiri, karena Gus Ibnu tidak ada sangkut pautnya dengan ini. Aina sangat menyesal, masa remajanya hanya di habiskan untuk senang-senang.
🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️
Mobil sport Gus Ibnu berhenti di masjid di Jakarta, Gus Ibnu dan Aina turun, mereka pergi ke toilet mengambil wudhu' untuk melakukan sholat magrib. Sambil menunggu untuk sholat, Gus Ibnu membaca Al-Qur'an.
"Wajah orang itu gak asing, kayak pernah ketemu." Ucap seorang laki-laki pada teman nya.
"Sama, tapi dimana."
Para jama'ah sudah banyak, tapi kyai yang mempunyai jadwal menjadi imam masih belum datang.
"Kyai sekarang gak bisa datang, dia sedang sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Tomboy Milik Sang Gus
SpiritualBudidayakan vote, dan follow author 😊😊 Tahap revisi! Kalok author gak males😁 ~ Tamat ~ Mencintai dalam diam itu sangat menyakitkan, apalagi seseorang yg kita cintai tidak mencintai kita dan telah mempunyai seseorang di dalam hidup nya. Ini yang...