22. Miss You, Buddy

443 15 0
                                    

Jam beker di nakas Neiva berbunyi keras saat sudah menunjukkan pukul 06.00. Neiva pun memaksa tangannya untuk bergerak mematikannya. Masih setengah sadar, ia mencoba untuk beranjak duduk di kasurnya berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya perlahan. Setelah benar-benar sadar, barulah ia berdiri perlahan dan berjalan keluar kamarnya.

Turun ke dapur, Neiva langsung membuka kulkasnya untuk mengambil segelar air mineral segar. Setelah meneguk habis segelas, ia menuju rak kecil di sampingnya. Ia mengambil bungkus makanan untuk Hunter dan kemudian menuangkannya ke wadah makan khusus untuk Hunter yang ada di samping meja bar.

"Hunter! Buddy! Sarapanmu!"

Neiva berteriak sambil menguap sekali. Namun, seketika ia sadar kembali dan terdiam menatap makanan Hunter yang baru saja ia tuang selama beberapa saat.

Tempat makanan itu sudah terisi penuh dengan makanan khusus untuk Hunter. Tapi, Hunter tak kunjung datang menghampirinya, tak seperti biasanya.

Neiva benar-benar tidak terbiasa dengan Hunter yang tidak ada di sampingnya saat ia sendirian. Dan tanpa sadar, bibir Neiva bergetar dan air mata mulai jatuh kembali membasahi pipinya.

"I miss you, Buddy. Where are you?"

***

Pagi hari sampai siangnya, Neiva memiliki jadwal syuting. Tapi, entah kenapa ia yang biasanya dapat menyelesaikannya dengan cepat, kini rasanya benar-benar membutuhkan waktu yang lama untuk mengeluarkan ekspresinya hingga hasilnya bagus. Pada akhirnya, Neiva yang tidak bisa fokus harus terus mengulangi adegan yang dianggap kurang memuaskan.

Bagaimana bisa Neiva berkonsentrasi? Ia tidak bisa berhenti memikirkan Hunter sejak semalam. Ia khawatir setengah mati. Ia terus bertanya ada dimana Hunter sekarang, apa Hunter sudah makan atau belum, sedang apa Hunter sekarang, apa Hunter baik-baik saja, apa ada orang yang menyakitinya, dan masih banyak lagi pertanyaan yang membuatnya khawatir.

"Neiva, kau tidak bisa seperti ini terus," ujar Alex menghadap Neiva lurus-lurus.

Neiva berusaha memejamkan kedua matanya dan menghela nafasnya pelan. "Aku tahu."

"Neiva, aku tahu betapa pentingnya Hunter bagimu. Tapi, usahakan supaya Hunter tidak mempengaruhi konsentrasimu. Lebih baik kau pikirkan dulu bagaimana caranya supaya syutingmu cepat selesai. Setelah itu, kau bisa bersantai di rumah. Bagaimana?" ujar Alex.

"Kau tahu?" Neiva membuka kedua matanya dan menatap Alex lurus-lurus. "Kau berkata dengan mudah, tapi itu sulit untuk kulakukan," ujarnya dengan ekspresi datarnya. "Bagaimana rasanya kalau itu adalah Jay yang hilang, hm? Apa kau akan menerimanya dengan mudah?"

Alex benar-benar terdiam saat Neiva menyebut anjing peliharaan kesayangannya. Ia berpikir sejenak kalau perkataan Neiva ada benarnya. Alex berkata seperti tadi karena ia tidak sedang berada di posisi Neiva sekarang. Di samping itu, ia sendiri juga sangat paham Neiva yang sangat menyayangi dan selalu menjaga Hunter dengan baik.

Neiva sendiri selalu menyebut dirinya adalah ibu dari Hunter. Kalau tidak ada Neiva, Hunter tidak akan bisa tumbuh dengan baik seperti sekarang ini.

"Lihat ini, ckckck." Tiba-tiba Adell datang mendekati Neiva dan Alex yang sedang saling diam. "Ada apa denganmu sekarang, Neiva? Apa ada yang sedang mengganggu pikiranmu, hm?"

Neiva dan Alex tahu betul Adell sedang memancingnya dengan meledeknya. Tapi, kali ini Neiva akan membiarkannya, karena ia benar-benar sedang tidak dalam mood yang baik.

"Kukira kau adalah senior yang memiliki prestasi dan bakat. Tapi, rupanya hari ini kau sendiri yang menunjukkannya pada kami kalau itu semua hanyalah omong kosongmu," oceh Adell lagi sambil menatap Neiva dengan tatapan merendahkan.

Miss Antagonist - HBS #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang