Masih di ruang kesehatan, Gavin tampak duduk terdiam di samping Adell yang dari tadi memperhatikannya dengan keheranan. "Kenapa kau tampak khawatir seperti itu? Sudah kubilang, kan? Aku baik-baik saja, aku hanya⎯"
Kalimat Adell langsung terbungkam saat tiba-tiba saja Gavin beranjak dan menatap Adell lurus-lurus. "Apa yang sebenarnya kau pikirkan, hm? Kau berpikir untuk melukai Neiva? Sebenarnya ada apa denganmu?" serunya dengan nada kesal.
Jujur, Adell tidak mengharapkan dia akan dapat ocehan kesal dari Gavin. Ia pikir Gavin tengah mengkhawatirkannya. "Gavin, aku⎯"
"Apa yang Neiva lakukan sampai kau berbuat seperti itu padanya?" sela Gavin dengan cepat.
"Dia yang melakukannya terlebih dulu! Dia menamparku terlebih dulu!" seru Adell frustasi.
"Aku masih ingat kemarin kau menamparnya terlebih dulu, Adell," sahut Gavin sambil menggelengkan kepalanya.
"Gavin, dia bukan perempuan sebaik yang kau kira!" seru Adell lagi.
"Apa yang bisa membuktikannya? Apa dia melakukan suatu kejahatan padamu?"
"Dia mengancamku!"
"Ancaman apa?" tanya Gavin penuh selidik.
Adell terdiam. Ia tentu saja tidak bisa mengatakan ancaman yang dikatakan Neiva, karena itu menyangkut hubungan dirinya dan Antonio.
"Lihat? Kau bahkan tidak bisa menjawabnya," ujar Gavin tiba-tiba. "Apa kau berbohong padaku?"
Adell terdiam menatap Gavin dengan kedua mata berkaca-kaca sambil menggigit bibir dalamnya. Ia merasa janggal dengan sikap Gavin yang aneh padanya seperti ini.
"Apa kau baru saja membela Neiva?" tanya Adell dengan tajam. "Kenapa? Kenapa kau mempedulikannya?"
Gavin memalingkan wajahnya terdiam tidak menjawab pertanyaan Adell. Pasalnya, ia tahu ini akan menjurus kemana. Adell selalu saja mencurigainya dan menanyakan pertanyaan yang sama setiap kali mereka berdebat tentang Neiva.
"Tatap aku!" seru Adell. "Tatap aku, Gavin!" serunya lagi dengan tegas dan mau tak mau Gavin pun menatapnya. "Katakan padaku... apa kau menyukai Neiva?"
Gavin lagi-lagi terdiam setelah mendengar pertanyaan Adell barusan. Ia kembali memalingkan wajahnya karena terlalu frustasi berdebat terus dengan Adell tiada henti.
"Sebaiknya kau sekarang pulang beristirahat," ujar Gavin mencoba untuk bersabar pada Adell. "Apa kau bisa pulang sendiri? Kalau tidak, aku akan⎯"
"Tidak perlu mengantarku," sela Adell sambil beranjak dari kursi. "Aku pulang sendiri." Ia mengambil tasnya dan kemudian berjalan keluar sambil membanting pintu ruangan sedikit keras.
Gavin menghela nafasnya sambil duduk dan mengusap wajahnya dengan kasar. Jujur, ia benar-benar kewalahan dengan hubungannya bersama Adell yang selalu saja diwarnai perdebatan beberapa waktu ini. Menguras tenaga fisik dan pikirannya.
***
Seharusnya, siang hari ini ada syuting dan pemotretan untuk Neiva di Wyn's Industry. Tetapi, baru saja Gavin dan tim periklanan lainnya mengadakan diskusi mendadak mengenai kondisi kesehatan Neiva setelah pertengkarannya dengan Adell tadi. Hasilnya, syuting dan pemotretan hari ini ditunda terlebih dahulu.
Di kantor, Gavin menghela nafasnya sambil duduk di kursi kebesarannya. Ia tidak tahu sudah berapa kali ia menghela nafasnya hari ini.
Detik berikutnya, Gavin mengambil ponselnya dengan niat untuk menelpon Neiva. Alih-alih karyawan dari tim periklanan, Gavin sendiri berinisiatif untuk memberitahu Neiva tentang kelanjutan jadwal syuting dan pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Antagonist - HBS #2
Roman d'amour(COMPLETED) 🔞 Second series of Handsome Brotherhood Neiva Armani. Ketika mendengar nama itu, hampir seluruh orang yang mengerti dunia hiburan telah mengenalnya sebagai tokoh antagonis, sebab peran antagonis yang selalu ia mainkan di perfilmannya. P...