Suara musik EDM bergema di sebuah klub ternama di Sydney malam hari ini. Aidan dan Neiva tengah minum bersama, karena Neiva harus meluapkan kekesalannya karena tadi siang. Bukan dengan mabuk, tapi berbincang sambil minum sedikit.
Satu tangan Aidan terulur untuk menyentuh pipi kiri Neiva yang tadi siang ditampar oleh Adell. "Apa masih sakit?" tanyanya dengan raut wajah yang khawatir.
Neiva terkekeh sambil menurunkan tangan Aidan. "Sudah tidak sepanas dan seperih tadi siang. Alex juga sudah memberikan kompres."
"Lalu, bagaimana syutingmu tadi?" tanya Aidan.
"Setelah diundur sebentar, kami lanjut sore harinya," jawab Neiva. Kemudian, ia menghela nafasnya sedikit kasar. "Andaikan Adell tidak datang dan membuat masalah seperti itu, syuting akan berjalan lebih lancar."
"Untung saja Gavin langsung datang dan menghentikannya. Setelah itu, semua staf tampak mendekatiku dan mengundurkan syuting karena mengkhawatirkanku. Tapi, kau tahu sendiri, kan, aku tidak suka mereka mengasihaniku seperti itu."
"Itu bukan mengasihanimu, Neiva." Aidan terkekeh. "Kalau aku ada di sana tadi siang, mungkin aku juga akan sangat khawatir. Bahkan lebih. Aku akan langsung membawamu pulang dan memberi balasannya pada Adell setelahnya."
Neiva tertawa mendengarnya. "Tipikal dirimu sudah bisa kuduga."
"Hei, itu benar!" seru Aidan. "Lagipula, aku akan melakukannya, karena ini menyangkut dirimu."
Neiva terkekeh, tapi tiba-tiba saja ia memukul kecil kepala belakang Aidan dengan gemas. "Bodoh! Kau seharusnya melakukannya untuk kekasihmu besok! Aku ini hanya sahabatmu yang akan selalu mendukungmu. Bukan berarti kau harus melakukan semuanya untukku."
"Tapi, apa yang kukatakan benar," ujar Aidan serius, namun Neiva hanya menanggapinya dengan tawaan gurauan.
Saat Neiva melihat jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Bisakah kita pulang sekarang?" pintanya pada Aidan.
"Tentu. Aku akan ambil mobilku dulu," ujar Aidan sambil beranjak dari kursinya yang kemudian diikuti oleh Neiva.
Aidan langsung berjalan keluar, karena mobilnya diparkirkan di pelataran parkir di seberang jalan. Sementara Neiva yang membayar tip, barulah setelah itu ia berjalan menembus keramaian orang-orang yang sedang menari.
Sementara itu, terlihat Gavin tengah berkumpul bersama Kynan dan Keanu di klub yang sama dengan Aidan dan Neiva. Pada awalnya, memang ia tidak ingin turut datang, karena moodnya sedang tidak bagus. Tapi, Keanu tetap memaksanya ikut dengan alasan dia akan membuat mood Gavin baik kembali.
Sudah dua gelas bir Gavin minum, tapi rasanya moodnya tidak mau baik kembali. Ia hanya terdiam di kursinya menatap kedua temannya yang daritadi hanya berdebat tentang game mereka.
Mereka memaksaku kesini, katanya ingin mengubah moodku, tapi justru mereka berkelahi seperti itu. Batin Gavin bersuara sambil menggelengkan kepalanya jengah.
Untuk yang kesekian kalinya, Gavin menghela nafasnya sedikit kasar. Mengingat tentang perdebatannya dengan Adell dari kemarin dan juga pekerjaannya yang banyak membuatnya merasa semakin lelah seketika. Ia sebenarnya tidak pernah ingin selalu berdebat dengan Adell hanya karena masalah sepele, tapi ia selalu saja terpancing.
Tiba-tiba saja sekarang Gavin juga teringat akan Neiva. Tadi, para karyawannya sempat memberitahunya kalau Adell menampar Neiva dengan keras.
Sekarang Gavin jadi khawatir apa Neiva baik-baik saja setelah itu. Dan baru saja ia memikirkan Neiva, kedua matanya menangkap sosok Neiva yang sedang berjalan dari arah berlawanan hendak menuju pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Antagonist - HBS #2
Romance(COMPLETED) 🔞 Second series of Handsome Brotherhood Neiva Armani. Ketika mendengar nama itu, hampir seluruh orang yang mengerti dunia hiburan telah mengenalnya sebagai tokoh antagonis, sebab peran antagonis yang selalu ia mainkan di perfilmannya. P...