30. The Culprit

304 11 2
                                    

Setelah syuting hari ini yang sempat ditunda, akhirnya Neiva dan yang lainnya dapat menyelesaikan proses syuting pada sore harinya, karena syuting baru dimulai pada siang hari. Keselamatan dan keamanan syuting kali ini benar-benar diprioritaskan. Bahkan, Gavin sendiri langsung turun tangan untuk mengawasi langsung.

Kini, Neiva dan Alex baru saja keluar dari gedung Wyn's Industry dan masuk ke mobil van mereka untuk perjalanan pulang. Keluar dari wilayah Wyn's Industry, Neiva hanya diam saja di mobil sambil memperhatikan jalanan sekitarnya. Tak banyak yang ia pikirkan, selain Gavin.

"Laki-laki seperti apa dia sebenarnya?" gumam Neiva tanpa sadar.

"Apa?" tanya Alex, karena ia merasa Neiva mengatakan sesuatu, tapi ia tak jelas mendengarnya.

"Oh?" Neiva menoleh cepat sambil salah tingkah. "Tidak. Tidak apa-apa," jawabnya bohong dan Alex hanya mengendikkan bahunya ringan.

Sebenarnya, Neiva ingin sekali diam saja, tapi ia sudah tidak bisa menahan pertanyaannya lagi. Ia pun menoleh pada Alex dan pada akhirnya bertanya, "Alex, apa menurutmu tentang Gavin?"

"Apa maksudmu?" tanya Alex balik.

"Maksudku, menurutmu, orang seperti apa dia itu?" Neiva mengulang pertanyaannya dengan sedikit gemas.

"Gavin?" Alex tampak sedang berpikir sejenak. "Aku tidak mengenalnya dengan baik. Tapi, kupikir dia adalah CEO yang benar-benar keren, bijaksana, peduli pada bawahannya, dan baik hati," jawabnya kemudian. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Lalu, apa menurutmu tentang Gavin dan Adell?" tanya Neiva mengabaikan pertanyaan Alex.

"Maksudmu, apa mereka serasi atau tidak?" tanya Alex lagi dan Neiva mengangguk. "Kalau aku boleh jujur, mereka tidak cocok. Adell itu... ya, kau tahu sendiri bagaimana dia. Lagipula, aku juga sering mendengar mereka sering adu mulut belakangan ini."

Neiva mengangguk paham. Ia tersenyum kecil dan mengangguk diam.

"Boleh aku jujur?" tanya Alex tiba-tiba dan Neiva mengangguk mantap sambil tersenyum. "Kulihat, Gavin sering peduli padamu, ya?" tanyanya kemudian yang langsung membuat Neiva terdiam.

"Aku sering sekali melihat dia sangat peduli padamu. Contohnya seperti saat kau bertengkar dengan Adell waktu itu, aku lihat dia hamper saja menghampirimu kalua saja bukan karena panggilan Adell. Setelah itu tentang tadi... wah, aku harus akui dia benar-benar hebat. Aku bisa merasakan seberapa besar kepeduliannya padamu," ujar Alex panjang lebar. "Kalau aku perempuan, mungkin aku akan jatuh cinta padanya setiap hari."

Mendengarnya, Neiva tertawa geli sambil menggelengkan kepalanya. "Beruntung kau adalah laki-laki," ocehnya asal.

"Eh, tapi..." Alex menggantungkan kalimatnya sambil memiringkan kepalanya. "Dia peduli padamu seperti itu... bukan karena dia menyukaimu, kan?"

Neiva membeku setelah mendengarnya, sementara Alex masih berceletuk, "Maksudku, kau tahu, kan, dia adalah laki-laki yang baik dan mana mungkin dia berselingkuh dari Adell?"

Neiva tertawa canggung. "Ya, mana mungkin? Kami hanya teman," ujarnya masih dengan tawa canggungnya dan memilih untuk memperhatikan jalanan di sampingnya lagi.

Menyukaiku? Ya, mana mungkin?

***

Sementara itu, hari sudah senja, tapi Gavin masih berada di kantornya untuk mengurus beberapa hal. Suara ketukan pintu terdengar tiga kali dan Alvyn pun masuk.

"Sir, kami sudah menyimpan rekaman CCTV di balik lokasi syuting tadi," ujar Alvyn.

"Kau sudah tahu siapa pelakunya?" tanya Gavin dengan nada seriusnya.

Miss Antagonist - HBS #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang