Pukul 13.30, mobil van yang ditumpangi Neiva, Tom, Alex, dan supir tengah berjalan menuju lapangan lepas landas. Neiva sudah membawa satu koper yang berisi pakaian dan barang-barangnya yang lain. Sementara Alex sudah memberi kabar pada temannya untuk bersiap-siap pulang.
Neiva di mobil tengah memejamkan kedua matanya. Wajahnya tampak kelelahan dan Tom menyadari itu, karena sejak tadi ia memperhatikan kakaknya yang terlihat berbeda dari sebelumnya.
"Apa Kakakku sulit tidur?" tanya Tom pada Alex saat Neiva sudah tertidur.
"Bukan begitu," jawab Alex sambil menoleh ke belakang menatap Tom. "Sudah dua malam ini dia mabuk berat, padahal dia punya jadwal syuting dari pagi."
"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Tom khawatir.
Alex menghela nafas sambil menatap Neiva yang sama sekali tak terganggu tidurnya, merasa khawatir. "Kurasa ada. Tapi, dia tak bercerita padaku secara detail. Aku yakin dia memendamnya sendirian dan itu yang membuat pikirannya lelah yang berefek pada fisiknya."
"Apa karena terlalu banyak pekerjaan? Kenapa kau tidak mengatur jadwalnya saja supaya dia punya lebih banyak hari kosong?" tanya Tom.
"Apa kau lupa? Dia yang memintanya sendiri padaku untuk memberinya jadwal sibuk. Kau juga tahu sendiri dia sering keras pada dirinya sendiri," ujar Alex.
Tom menoleh menatap Neiva dengan khawatir. "Kau benar. Dia selalu melakukan semuanya tanpa meminta pendapat orang lain."
"Kau tidak tahu kejadian apa saja yang sudah menimpanya beberapa hari ini," ujar Alex. "Dia sempat bertengkar hebat dengan Adell."
"Siapa yang menang?" tanya Tom.
"Mengejutkannya, Adell yang menang. Kita tahu Neiva jago dalam hal bertengkar. Tapi, pada akhirnya Adell membuat rambut Neiva rontok, kedua lengannya lecet, dan ujung bibirnya luka." Alex menggelengkan kepalanya. "Dia juga sempat kecelakaan di tempat syuting.
"Tapi, untung saja Gavin menyelamatkannya. Jadi, tidak ada luka yang serius."
"Gavin? Kekasihnya Adell?" tanya Tom memastikan sekaligus setengah terkejut dan Alex mengangguk sebagai jawabannya. "Tunggu dulu, apa kakakku terlibat masalah dengan dua orang itu?"
"Entah bagaimana kejelasannya." Alex mengendikkan bahunya. "Tapi, kurasa kakakmu memiliki perasaan pada Gavin dan selalu berusaha untuk menyangkalnya. Sepertinya dia selalu bertengkar dengan hatinya sendiri tentang itu."
Tom menghela nafas kecil sambil menatap Neiva lagi. "Well, kakakku memang perempuan yang rumit."
***
Masih di siang hari, terlihat Gavin yang tengah berkutat dengan laptopnya. Ia tengah menyelesaikan pekerjaannya supaya ia dapat selesai lebih awal. Pasalnya, nanti malam ia dan Adell sudah berencana untuk makan malam bersama.
Gavin mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangannya. Ternyata sekarang sudah pukul dua siang. Ia pun menekan interkomnya untuk memanggil Alvyn dan berbicara lewat interkom tersebut.
"Apa syuting Neiva sudah dimulai sekarang?" tanya Gavin setelah Alvyn mengangkat panggilan interkomnya.
"Hari ini tidak ada jadwal syuting untuk Nona Neiva, Sir," jawab Alvyn dengan sopan.
Setelah mendengarnya, Gavin justru jadi kebingungan sendiri. "Terima kasih," ujarnya yang kemudian mematikan interkomnya.
Gavin bersandar pada kepala kursi kebesarannya sambil menghela nafas sedikit kasar. Ia melihat jadwal kalendernya dan ternyata memang benar. Hari ini tidak ada jadwal syuting untuk Neiva. Ia menertawakan dirinya sendiri karena bisa-bisanya ia dari tadi hanya teringat oleh jadwal Neiva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Antagonist - HBS #2
Romansa(COMPLETED) 🔞 Second series of Handsome Brotherhood Neiva Armani. Ketika mendengar nama itu, hampir seluruh orang yang mengerti dunia hiburan telah mengenalnya sebagai tokoh antagonis, sebab peran antagonis yang selalu ia mainkan di perfilmannya. P...