*FREE* Ch 2.1 Daddy Reagan-Cassie

48.2K 324 6
                                    

"Masuk ke dalam kamar dan ambilkan laptopku, Cassie," Reagan memerintah putri tirinya, Cassie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuk ke dalam kamar dan ambilkan laptopku, Cassie," Reagan memerintah putri tirinya, Cassie.

Cassie bergegas berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar Reagan. Sejak ibunya menikahi Reagan lima tahun yang lalu, gadis itu tahu untuk selalu menuruti perintah ayah tirinya. Reagan bukan hanya pria yang tegas dan kasar, tapi sebagai pimpinan kelompok mafia terbesar di kota mereka, Reagan mengharapkan kepatuhan penuh dari istri dan anak tirinya.

Cassie baru saja masuk universitas, tapi ia masih tinggal di rumah Reagan. Jadi jika pria itu memerintahkannya untuk masuk ke dalam kamar mengambil laptop, maka itulah yang dilakukan Cassie.

Begitu masuk ke dalam kamar luas ayah tirinya, A.C yang menyala membuat Cassie kedinginan. Apalagi ketika ia hanya mengenakan gaun tidurnya yang tipis.

Sambil bergidik, Cassie meraih tombol lampu kamar hendak menyalakannya. Tapi belum sempat tangan Cassie berhasil meraih, seseorang menyambar dari belakang sambil melilitkan telapak tangannya yang lebar mengelilingi tenggorokan Cassie dan meremas.

Cassia yang kaget mencoba meronta dan menendang. Tapi ia kalah kuat. Tidak bisa bernapas, Cassie pun mulai panik. Apalagi ketika ia sadar bahwa orang yang sekarang sedang mencekiknya adalah Reagan, ayah tirinya.

"T-tolong! Tolong!" Cassie membuka mulut dan mulai menjerit, mencoba mencari pertolongan walau ia tahu seluruh orang di rumah itu tidak akan berani melakukan apa-apa untuk melawan Reagan.

Reagan membekap mulut Cassie dan menekan sekuat tenaga, menghentikan jeritan gadis itu.

"Jangan melawan," pria itu menggeram. "Sekarang kau adalah milikku, Cassie."

Suara Reagan yang panas bergetar di dalam telinga Cassie, terdengar gelap dan penuh dengan keinginan.

"Apakah kau paham?" Reagan melanjutkan pertanyaannya.

Begitu Cassie mengangguk, Reagan mengikatkan sebuah kain menutupi mata Cassie. Mungkin dasi, pikir Cassie. Ia kemudian mendengar Reagan menutup pintu kamar dan menguncinya sebelum menariknya menjauh.

Reagan mendorong tubuh Cassie dengan keras hingga terjatuh ke atas matrasnya yang empuk.

Keringat mulai mengumpul di dahi Cassie, mengalir sepanjang pelipisnya yang panas. Jantung gadis itu berdebar tidak keruan. Hampir Cassie mengira ia sedang mendapatkan serangan jantung atau semacamnya saking paniknya.

Dengan mata tertutup, Cassie tidak bisa melihat apa-apa selain kegelapan. Tapi ia bisa mendengar suara gunting di udara. Kemudian suara sobekan kain dan dinginnya besi yang menekan perutnya menuju ke atas.

Reagan sedang menggunting gaun yang dipakainya menjadi dua!

Sekarang, dirasakannya pria itu menarik celana dalamnya dan... krek... krek...menggunting kain berenda itu terlepas dari tubuhnya.

Cassie benar-benar merasa terekspos sekarang. Ia tidak mengenakan sehelai kain pun kecuali penutup mata yang melekat di wajahnya. Seumur-umur, tidak pernah ia mengira Reagan akan melihatnya telanjang bulat.

Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang