28. Dinodai Kakak Tiri

982 16 0
                                    

Blurb:

Setelah kematian tragis ibu dan ayah tirinya, Natasha mendapati dirinya terpaksa tinggal bersama dengan kakak tirinya, Ivan. Kini menjadi kepala mafia menggantikan ayahnya, Ivan adalah pria yang tak mengenal batasan dan Natasha... adalah satu-satunya yang belum ia miliki.

Meski awalnya menolak, Natasha menemukan bahwa tubuhnya menyukai perhatian Ivan. Ketika garis batas antara larangan dan keinginan mulai memudar, Natasha harus memutuskan apakah ia akan melawan perasaannya... atau menyerah pada pria yang tak pernah mau menerima kata 'tidak.'


Cuplikan

Ketukan tajam di pintu mengejutkanku dari lamunan.

"Natasha, kita perlu bicara."

Aku mendengar suara kakak tiriku dari balik pintu, Ivan. Tentu saja ia akan mengganggu sekarang. Aku buru-buru memasang celana dalamku dan menurunkan rok. Tak lupa kulapkan tanganku yang basah pada kaos putih yang kukenakan.

"Pergi, Ivan!" aku berteriak dari dalam kamar sambil meraih kembali buku pelajaranku dan pura-pura membaca.

Pintu berderit terbuka dan Ivan berdiri di ambang pintu, mata birunya yang dingin menyapu tubuhku.

Menjadi bagian dari bratva atau keluarga mafia Russia di New York rupanya tidaklah seglamour yang kukira. Umur menjadi taruhannya. Setelah musuh membunuh ayah tiri dan ibuku, Ivan mengambil alih posisi ketua di bratva dan membalaskan dendam keluarga dengan membunuh semua musuhnya secara brutal.

Kini masih berusia 24 tahun, Ivan sudah menjadi pakhan atau pria paling berkuasa dalam bratva kami sekaligus orang yang bertanggung jawab akan diriku.

"Aku bilang, aku perlu bicara denganmu, Nat," ucapnya tegas.

Aku berdiri dari kursi dan menatap Ivan dengan mata menyipit.

"Aku sudah dengar dari awal." Aku menyilangkan tanganku di depan dada. "Apa kau tidak lihat aku sedang belajar?"

Mengabaikan balasanku, Ivan melangkah masuk ke dalam ruangan dan membiarkan pintu tertutup keras di belakangnya.

Aku mundur hingga melekat ke tembok saat pria itu mendekat. Jantungku berdegup kencang. Ivan selalu membuatku gugup. Meski sudah lima tahun pria itu menjadi kakak tiriku, aku masih belum terbiasa dengan kehadirannya di kamarku seperti ini. Apalagi sejak kematian kedua orang tua kami. Ivan selalu menatapku dengan cara yang aneh. Seperti seekor harimau yang sedang berpikir apakah ia akan menerkam mangsanya dalam satu caplokan ataukah bermain-main dulu.

"Kau akan meluangkan waktu untukku, Nat." Pria itu meraih daguku dengan kuat. Aku terkejut dengan sentuhannya, panas menyebar di pipiku. "Apakah kau lupa siapa diriku?"

Ibu jarinya menyapu bibir ku, dan aku gemetar. Aku tahu aku seharusnya menjauh, memberi jarak di antara kami, tapi aku sepertinya tidak bisa bergerak. Aku terperangkap dalam tatapannya yang gelap dan posesif dan sebagian diriku merespons dengan keinginan yang aku tahu tidak seharusnya kurasakan.

Aku menjilat bibirku dengan gugup dan melihat matanya mengikuti gerakan itu.

"I-Ivan, please..." Protesku dengan suara lirih. Aku tidak tahu apakah aku ingin ia berhenti atau melanjutkan.

Ivan tersenyum, sebuah senyuman predator di bibirnya. "Please, what, little sis?" Tangannya turun ke belakang leherku, menarik kepalaku lebih dekat. "Aku adalah pakhan dalam keluarga ini, babydoll," pria itu mengingatkan. "Kau berhutang kepatuhan padaku... dan kau bisa membayarnya dengan tubuhmu."

"Tu-tubuhku?" tanyaku berupa cicitan kecil.

*** CUT ***

Note:

Versi full ada di akun keduaku: dfedfe dalam bentuk PDF yang bisa di download. Link ada di halaman profil. 

Thank you (づ ̄ ³ ̄)づ


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang