NEW UNHOLY STORY: Mita dan 5 perampok
Cuplikan:
Mita sudah bekerja di bank itu sekitar enam bulan. Menjadi teller bank bukanlah pekerjaan yang paling glamor, tetapi gajinya lumayan dan memungkinkan Mita untuk menabung untuk membiayai uang kuliahnya.
Mita duduk di depan meja kasir dan mulai menguncir rambut hitamnya yang panjang menjadi ponytail. Setelah merapikan blousenya, ia menghela napas dan menunggu pelanggan pertama datang.
Seorang pria jangkung dengan mantel panjang berwarna cokelat berjalan menuju meja kasir. Kacamata hitamnya yang gelap menunjukkan bahwa dia sedang mabuk atau semacamnya. Tapi mantelnya yang tebal terlihat mencurigakan untuk musim panas di bulan Juli. Namun sudah terbiasa dengan hal aneh yang dilakukan orang, Mita hanya mengangkat bahu dan memutuskan untuk tidak ambil pusing.
"Halo selamat pagi, pak," Mita menyapa dengan senyuman paling ramah yang bisa dikeluarkan bibirnya. "Ada yang bisa saya bantu pagi ini?"
Pria itu tersenyum dan perlahan membuka mantelnya untuk memperlihatkan pistol yang terselubung. Jantung Mita langsung berdegup kencang. Tangannya gemetaran.
"Jangan berteriak atau aku akan mulai menembak semua orang yang ada di sini," pria itu menggeram rendah.
"B-baiklah," Mita membisik. "Apa yang bapak inginkan?"
"Aku ingin kau menunjukkan jalan ke ruangan lemari besi," pria itu berkata.
Mita menggelengkan kepala.
"T-tapi saya tidak bisa membuka lemari besi, Pak," Mita membisik lirih, takut pria itu akan menembak jika ia bicara terlalu keras. "Saya tidak punya kunci dan akses untuk melakukannya. Hanya kepala cabang yang memiliki akses."
"Jangan khawatir," pria itu membalas. "Kepala cabangmu sudah menunggu di dalam dengan beberapa orangku. Yang aku inginkan darimu adalah mengikutiku masuk."
"T-tapi—"
"Tidak ada tapi-tapi," pria itu memotong. "Lekas ikut denganku sebelum kesabaranku habis."
Jari-jari pria itu menari di sarung pistolnya. Mita tidak yakin mengapa pria itu menginginkannya, toh ia tidak punya akses ke brankas sialan itu, dan jika teman-teman perampok pria itu ada di dalam, Mita tidak ingin ikut masuk dengan pria yang menodongkan senjatanya.
"Mita, kau baik-baik saja di sana?" Sandy, manajernya menegur dari mejanya yang ada di ujung. "Antrean di belakangmu sudah panjang."
"Ya, kami baik-baik saja," Mita membalas sambil mencoba menggumamkan kata "perampokan."
Rahang Sandy seketika ternganga.
"Hei!" pria itu menggeram. "Jangan macam-macam. Jika wanita itu menekan alarm, maka kau akan menjadi orang pertama dengan lubang di kepala."
Mita langsung menoleh ke arah Sandy dan membelalak ketika melihat jari Sandy yang hendak menekan tombol alarm.
"Hei Sandy - jangan," Mita berbisik sambil menggeleng pelan.
Sandy terlihat ragu tapi kemudian menjauhkan jemarinya.
"Sekarang, cepat antar aku ke brankas," pria itu kembali memerintah.
Mita keluar dari balik meja dan menuntun pria itu menuju ruang dimana brankas bank disimpan.
Begitu mereka tiba, Mita melihat anak buah pria itu sudah berada di sana dengan kepala cabang bank mereka, Vanessa.
Vanessa adalah seorang wanita dengan lekuk tubuh yang menakjubkan, hanya beberapa tahun lebih tua darinya yang masih delapan belas tahun. Rambut hitamnya tergerai di punggungnya seperti air terjun yang gelap sementara lekukan pantatnya yang semok sanggup membuat pria manapun klimaks bahkan tanpa perlu rangsangan.
Mita mengamati ada empat pria lain di sana. Semua bertubuh besar dan berotot, dan semua mengenakan topeng ski kecuali pria berjaket cokelat yang menodongnya.
Pria berjaket itu menoleh ke arah Mita.
"Kami sebenarnya tidak menginginkan uangnya," pria itu berkata. "Yang kami inginkan adalah kalian berdua."
Note: Apa yang akan terjadi pada Mita? Versi lengkap ada di akun karyakarsa keduaku dalam bentuk pdf yang bisa di download. Akun name: dfedfe
Link ada di halaman profile. Jangan lupa follow sekalian ya. Thank you semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unholy [On Going]
RomantikADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** Sinopsis: Vicky tidak benar-benar ingin berhubungan seks dengan suami Mommynya. Evander Jacobson adalah Daddy tirinya. Vicky hanya suka membayangkan Daddynya keti...