Ch 27. Om-ku Sutradara Film Porno

3.7K 32 3
                                    

Sudah lama nggak menantang maut dengan bikin cerita 𓆩😈𓆪Unholy. 𓆩😈𓆪 Wakakakka. Selamat membaca. Full bab ada di karyakarsa akun siluman an: dfedfe seharga 4rebu.

***

***

Blurb:

Kiki adalah gadis muda yang baru berusia 18 tahun dan hidup bersama pamannya, Charles, seorang sutradara film panas terkenal. Hidup Kiki yang sebelumnya polos dan tenang berubah drastis ketika Charles menawarkan pekerjaan yang sulit untuk ditolak: menjadi bintang di salah satu film yang disutradarainya.

Dengan iming-iming uang dan glamor yang menggoda, Kiki menghadapi dilema besar. Apakah ia akan menerima dan membiarkan keperawanannya hilang di balik kamera? Ataukah ia akan menolak?

Cuplikan:

Kiki adalah seorang perempuan muda berusia 18 tahun yang baru saja memulai kuliahnya.

Sejak kematian kedua orang tuanya, Kiki tinggal bersama pamannya, yang akrab ia panggil Om Charles. Dengan tubuh tegap dan wajah tampan, Charles masih melajang meski sudah berusia 45 tahun. Kiki menduga, mungkin itu karena pekerjaan Charles yang tidak biasa—seorang sutradara film dewasa, alias film porno. Tentu saja, Kiki tidak mempermasalahkan pekerjaan pamannya tersebut. Lagi pula, berkat pekerjaan itulah mereka bisa hidup nyaman, meski di tengah inflasi yang melambung tinggi.

Pagi ini seperti biasa, Kiki masuk ke dapur ketika Om Charles sedang mengedit salah satu filmnya.

Pria itu memang sering melakukan hal itu – membawa pekerjaan pulang ke rumah. Sebagai salah satu sutradara dengan rating tertinggi di dunia, Kiki tahu pria itu memang selalu sibuk.

Kiki meraih meraih segelas susu dari kulkas sebelum berdiri di belakang Charles yang duduk di kursi meja makan dengan laptopnya.

Suara-suara para wanita dalam video, ditambah dengan gesekan kulit yang terdengar, membuat wajah Kiki memerah. Ia bisa merasakan kelembapan mulai terbentuk di antara kedua pahanya, hampir membasahi celana dalamnya. Kiki berdehem, berusaha mengalihkan perhatiannya dari layar laptop ke arah pamannya.

"Om lagi ngedit film apa, sih?" tanya Kiki.

Charles, yang pagi itu tampak tampan dengan kaos dan celana training abu-abu favoritnya, terlihat serius bekerja. Sesekali, ia menghentikan video di laptop dan menulis catatan di selembar kertas yang ada di atas meja.

"Film tentang cheerleader dan pelatihnya, Ki," jawab pria itu tanpa menoleh. "Judulnya: Chaeerleader Ngewe Bareng Pelatihnya."

Kiki hampir saja tersedak oleh susunya. Ia meletakkan gelas ke atas meja dan melongok agar bisa melihat layar laptopnya dari dekat.

Seorang wanita pirang berdada besar sedang menerima tumbukan keras dari seorang pria bertubuh kekar dalam posisi doggy style. Dari apa yang terlihat, pria itu memiliki penis besar yang meregang liang wanita muda itu hingga maksimal.

Kiki menelan ludah dan menyilangkan pahanya semakin rapat. Ia bisa merasakan selangkangannya berdenyut memikirkan bagaimana rasanya menjadi wanita dalam film. Terengah-engah dan menjerit keenakan sementara benda sebesar itu menyelinap keluar masuk.

Kiki hanya bisa membayangkan tentu saja, karena ia sepenuhnya belum tersentuh pria manapun alias masih perawan.

"Kiki dengar, sebelum jadi sutradara, Om dulu juga pemain film panas, ya?" Kiki bertanya dengan suara yang diusahakannya agar terdengar santai meski jantungnya berdebar.

"Hm, benar," Charles menggumam tanpa menoleh.

"Enak nggak sih, Om, main di film panas?"

Charles langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap Kiki dari atas ke bawah seperti sedang merenungkan sesuatu.

"Kenapa? Kamu ingin main di film Om?" pria itu bertanya.

"Eh... n-nggak, Om," Kiki menjawab sambil buru-buru menggeleng. "Kiki Cuma nanya kok."

Charles terkekeh.

"Kamu padahal cocok jadi aktris film dewasa lho, kalau mau, Ki," pria itu menjawab. " Kamu cantik dan body kamu juga seksi. Lebih dari itu, kamu juga masih muda. Kategori perempuan muda 18+ adalah kategori paling favorit di website situs-situs film porno. Kamu pasti langsung jadi superstar."

Kiki menyibakkan rambut panjangnya ke belakang sambil tertawa canggung. Ia bisa merasakan putingnya mengeras dan karena ia tidak mengenakan bra, tonjolan coklat itu langsung menjiplak melewati kaos putih yang dipakainya.

Pandangan Charles seketika bergerak ke dada Kiki dan pria itu menjilati bibirnya sebelum menelan ludah. Yang membuat wajah Kiki makin memanas.

"Ah, nggak ah, Om," Kiki menolak. "Kiki kan mau jadi bussiness woman, bukan pemain film panas. Udah ah, Kiki mau belajar untuk ujian tengah semester."

Kiki meraih gelas susunya dan sudah hendak membalik ketika tangan Charles menahan.

"Eh tunggu." Pria itu meraih pinggul Kiki dan menarik gadis itu kembali. "Pemain film panas gajinya besar lho, Ki. Pekerjaannya juga nggak sulit dan nggak butuh banyak keahlian."

"Ih... nggak mau ah, Om. Kiki nggak sudi ditusuk-tusuk sama benda segede itu selama berjam-jam. Pasti sakit. Kan Kiki masih perawan."

"Oke...oke...," Charles membalas sambil memutar otak untuk mengubah pendirian Kiki. "Gini aja... Gimana kalau kamu datang ke studio Om hari ini, hm? Datang aja buat lihat lokasi syutingnya. Om akan kenalkan kamu dengan beberapa pemain film Om. Siapa tahu setelah melihat langsung, kamu akan berubah pikiran."

Kiki mengerutkan bibirnya selama beberapa menit, merenungkan rasa penasarannya yang semakin membesar. Akhirnya, ia mengangguk pelan. Jujur saja, selama ini ia memang penasaran dengan studio tempat film-film itu dibuat. Lagipula, apa salahnya jika hanya untuk sekadar melihat?

CUT ( ^◡^)っ✂╰⋃╯


Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang