Ch 3 Daddy Liam And Mia

34K 184 12
                                    

Mia adalah seorang gadis berumur delapan belas.

Seperti gadis delapan belas tahun kebanyakan, yang ada dalam pikiran Mia hanyalah teman-teman, pesta, dan sekolah. Oh, dan satu lagi. Keinginan untuk menyerahkan keperawanannya kepada Liam Robertson, tetangga depan rumahnya yang juga adalah ayah dari teman baiknya, Trish.

Mia dan Trish sudah berteman sejak masih TK. Artinya, Mia juga sudah mengenal Liam Robertson sejak masih mengenakan popok.

Selama mengenal Liam, Mia selalu melihat pria itu tidak lebih dari ayah teman baiknya. Hanya seorang pria yang seumuran dengan ayahnya sendiri.

Penilaian Mia akan Liam baru berubah ketika suatu hari ia mendengar pembicaraan ibunya dengan salah satu temannya.

"Aku tidak mengerti bagaimana bisa Cindy memaafkan suaminya," Mia mendengar ibunya berkata kepada temannya. "Bukan pertama kali ini Liam ketahuan meniduri gadis yang berusia separuh usianya sendiri. Jika aku menjadi Cindy, sudah kutendang pria itu dari rumah."

Myra mendengar teman ibunya tergelak.

"Kau tidak bisa menyalahkan Cindy, Babe. Ketika kau memiliki suami yang tidak hanya kaya tapi juga tampan seperti Liam, tentu saja kau menutup mata. Tidakkah kau melihat badan pria itu? Oh mamamiaa....ulala..." Mendadak teman ibunya mengecilkan suaranya dan berbisik, "Bahkan, dari gosip yang kudengar, Liam memiliki penis sebesar terong."

Tawa kedua wanita itu meledak di dapur, dan sejak saat itulah, Mia tidak bisa berhenti memikirkan tentang Liam Robertson dan penis terongnya yang kaku.

Setelahnya, setiap Liam ada di rumah, Mia akan mencari alasan untuk bermain ke rumah Trish. Entah untuk belajar atau sekedar berkunjung, Mia akan datang mengenakan pakaian serba ketat dan berusaha untuk terlihat centil ketika berada di depan pria itu. Berharap suatu hari ia akan dapat kesempatan untuk melihat sekaligus merasakan benda di sela paha Liam Roberts menyelinap ke dalam celahnya.

Setelah berbulan-bulan merayu dan tidak juga mendapatkan hasil, Myra sudah mulai putus asa. Hingga suatu hari, sesuatu terjadi.

Ia sedang berduaan di rumah Liam menunggu Trish dan ibunya pulang ketika pria itu kemudian meletakkan tangannya ke paha Mia.

"Kau tampak imut sekali hari ini, Mia," Liam berkomentar sambil tersenyum.

"Benarkah, Mr. Robertson?" Mia mengedip-ngedip centik sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Ya. Betapa aku berharap untuk memiliki Baby Girl sepertimu."

Mia tidak sempat bertanya apa maksud pria itu karena mobil Cindy dan Trish terdengar di depan. Tapi malam itu adalah malam dimulainya sesuatu yang indah. Malam itu adalah malam di mana Mia mulai menjadi lebih percaya diri.

Hampir tiap malam Mia menghabiskan waktunya untuk bermasturbasi menggunakan bayangan Liam. Walaupun hal itu membuat Mia merasa nakal, tapi ia menyukainya. Ia tidak bisa berhenti berharap bahwa suatu saat, Liam akan benar-benar menelanjangi dan menindihnya sebelum kemudian menyetubuhinya hingga kemaluannya penuh oleh lelehan pelepasan pria itu.

Mia bahkan membayangkan dirinya hamil. Siapa tahu Liam akan menceraikan istri tuanya lalu menikahinya? Apapun akan dibayangkan oleh Mia dalam kepala kecilnya sementara tangannya mengocok celahnya yang licin hingga badannya mengejang dan pelepasan meleleh keluar.

Liam mengatakan ingin menjadikannya babygirl, Mia tidak bisa berhenti membayangkan pria itu sebagai daddynya sekarang.

Ketika imajinasi tidak cukup, Mia akan diam-diam mengintip dari jendela kamarnya untuk melihat Liam. Kebetulan kamar mereka berhadapan.

Kadang ia melihat Liam berjalan dengan dada telanjang sebelum masuk ke kamar mandi.

Pria itu memiliki bulu dada yang lebat dan membuat pria itu terlihat luar biasa maskulin. Mia tidak bisa berhenti bertanya-tanya apakah bulu gelap itu berlanjut hingga ke bagian yang tertutup celana.

Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang