Ch 9. Memuaskan Daddy

22.5K 95 4
                                    

Lanjutan kisah Fiona dan Kristof dari Chapter 8: Glory Hole. (berdasarkan rekuesan yang masuk dm ku)

Di chapter 8, Fiona bekerja di tempat maksiat bernama GLory Hole demi uang. Setelah ayah tirinya sendiri datang dan membeli keperawanannya, pria itu kemudian membawanya pulang.

Ini adalah apa yang terjadi ketika mereka akhirnya sampai di rumah.

***

Fiona bisa melihat kemarahan dalam wajah ayah tirinya.

Sepanjang perjalanan pulang dari Glory Hole, Kristof sama sekali tidak bersuara. Pria itu hanya mengemudi dalam diam dengan wajah yang kaku dan membeku. Alisnya yang tebal berkerut sementara rahangnya yang keras mengatup rapat.

Baru setelah mereka berada di dalam rumah, Kristof akhirnya membuka mulut.

"Mandi lalu setelah itu turun ke bawah, Fiona. Kita perlu bicara."

Suara Kristof yang kasar dan dalam membuat jantung Fiona mengerat oleh rasa takut. Jarang-jarang Daddynya ingin bicara dengannya. Pria itu biasanya lebih mengacuhkannya. Bahkan ketika bertemu di rumah. Itu jugalah salah satu alasan mengapa Fiona memutuskan untuk mencari uang dengan bekerja di Glory Hole. Ia ingin bisa hidup mandiri dan tidak lagi menjadi beban Kristof.

Fiona hanya menunduk dan mengangguk. "Ok, Daddy."

Fiona tahu Kristof pasti ingin membicarakan apa yang barusaja terjadi. Pria itu pasti memiliki banyak pertanyaan untuknya. Pria itu mungkin kaget.

Tentu saja. Ia adalah gadis baik-baik selama ini. Ia selalu menurut dan tidak pernah bersikap aneh. Lalu dalam sehari, ia sudah berubah dari perawan polos menjadi pelacur yang bersedia mem-blowjob dan melakukan anal dengan pria asing demi uang. Lebih dari itu, ia juga membiarkan Kristof membeli keperawanannya! Bayangkan, pria yang menikahi ibumu adalah pria yang juga menidurimu! Betapa gilanya jika dipikirkan. Betapa berdosa dan unholy-nya.

Pemilik Glory Hole mengatakan bahwa ia sudah bekerja dengan baik hari ini. Pelanggannya puas semua dan memberikan bayaran beserta tip yang cukup besar. Tidak terlalu buruk sebenarnya. Jika saja bukan karena Daddynya yang mendadak datang dan menyeretnya pulang, mungkin ia berpikir untuk kembali ke tempat itu dan bekerja penuh waktu.

Sambil menghela napas, Fiona masuk ke dalam kamar dan mulai melucuti pakaiannya. Tubuhnya terasa lengket. Aroma sperma yang kental masih tercium dari seluruh permukaan kulitnya. Tidak dipungkiri hal itu sebenarnya membuat Fiona kembali bergairah.

Fiona menyalakan pancuran shower dan memejamkan matanya. Bayangan penis ayah Kristof yang sempurna kembali muncul. Panjang dan kaku dengan ketebalannya dan ujungnya yang merekah, menggesek keluar masuk celahnya yang sempit dari lubang kecil di pintu kamar. Fiona bisa merasakan kemaluannya kembali berdesir karena menginginkan benda itu.

Ia menjalankan tangannya ke dadanya dan mulai memainkan ujung payudaranya yang kaku. Digerakkannya telunjuknya melingkari kuncup dadanya yang bengkak.

"Mh...ahh....," Fiona mendesah di antara suara pancuran air.

Darah bergerak meluncur dari jantungnya menuju ke bawah. Kemaluannya berdenyut dan memanas.

Ia mulai menggosok lebih cepat, sambil sesekali mencubiti putingnya.

Oh... betapa kini selangkangan Fiona semakin basah oleh keinginan.

Apa tadi yang dikatakan oleh Daddynya ketika mereka masih ada di Glory Hole?

"Jika saja tidak ada pintu di depanku, oh... betapa aku ingin menghisap payudaramu dengan mulutku, Baby. Membayangkan putingmu di antara gigiku membuatku semakin terangsang."

Sial. Fiona tidak bisa menahan dirinya lebih lama. Ia ingin mulut Daddynya memainkan payudaranya. Ia ingin gigi pria itu memainkan putingnya. Ia perlu benda di antara paha Daddynya kembali menggesek ke dalam kemaluannya.

Dengan terburu-buru, Fiona pun menyelesaikan mandinya dan memilih gaun tidur paling seksi untuk dikenakan. Ia membelinya beberapa saat lalu tapi terlalu malu untuk mengenakannya di depan ayah tirinya. Sekarang sepertinya adalah saat yang tepat untuk berhenti bersikap malu-malu.

Fiona menarik gaun bertali itu ke bawah dan mengamati penampilannya di depan cermin. Sempurna. Rambutnya yang masih basah membuat bagian atas gaun yang dipakainya ikut basah.

Kini ujung dadanya yang sudah membengkak terlihat jelas di balik kainnya yang tipis.

Fiona memutuskan untuk tidak mengenakan celana dalam agar Kristof mudah melihat celahnya.

Ia terlihat seksi. Seksi dan basah dan siap untuk dinikmati.

Sebelum keluar, Fiona memoleskan makeup tipis ke wajahnya, dan selesai.

Ia pun berlari turun ke bawah untuk mencari Kristof.

***

Pria itu sedang duduk di ruang tengah dengan segelas whisky di tangan. Alis pria itu berkerut begitu melihat Fiona, dan sumpah, Fiona bisa melihat penis pria itu memanjang di balik celananya.

Awal yang bagus, pikir Fiona.

"Hi, Daddy," Fiona menyapa.

Kristof menepuk bantalan sofa yang ada di sebelahnya.

"Duduk, Fiona," Kristof berkata singkat.

Sambil mengigit bibir bawah, Fiona mengangguk dan dengan langkah sepelan mungkin berjalan menuju kursi sofa yang ada di sebelah kiri Kristof.

Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Kristof. Apakah pria itu akan memarahinya atau kembali menidurinya?

Fiona berharap Kristof melakukan keduanya. Ia ingin pria itu kembali membuatnya tidak berdaya dengan menindih dan membuatnya klimaks lagi. Ia ingin tangan kuat berotot milik ayah tirinya untuk mencengkeram, meremas, dan memaksanya tunduk.

Kristof memiringkan tubuhnya agar bisa melihat lebih Fiona lebih jelas. Tangan Kristof terlipat di atas pangkuan, menutupi bagian tubuhnya yang tegak berdiri.

Fiona bisa merasakan pandangan panas pria itu menjelajah tubuhnya. Mulai dari kedua dadanya yang padat lalu turun ke bawah. Gaunnya yang pendek terangkat ke atas dan Fiona yakin Kristof bisa melihat bahwa ia tidak mengenakan pakaian dalam.

Ia bahkan sengaja merenggangkan kedua pahanya agar kemaluannya semakin terpampang.

"Hentikan, Fiona." Suara Kristof yang menggeram rendah memecah kesunyian. "Aku tahu apa yang kau lakukan."

-------------------------------cut-------------------------------

Complete version ada di karyakarsa atas nama: dfedfe

Link di profile






Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang