*FREE* Ch 23.1 Napsu Besar Ayah Tiri

14.4K 129 9
                                    

Note: Sudah mendekati 300rb read gaes!! Sebagai ucapan terima kasih aku kasih bab ini FREE. Buat semua yang nge-vote dan mendukung karyaku selama ini, aku ucapkan terima kasih. Jangan lupa vote dan dukung aku terus ya biar cerita unholy ini tetep eksis di dunia perwattpad-an.

Sekarang, selamat menikmati kisah Daddy Jordan dan Vero.

***

***

Vero sedang menyantap sarapannya ketika ayah tirinya berjalan masuk ke ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vero sedang menyantap sarapannya ketika ayah tirinya berjalan masuk ke ruang makan. Pria itu meraih sebuah gelas dari dalam lemari dan membuka kulkas.

"Selamat pagi, Princess," pria itu berkata sambil menuangkan jus yang baru diambilnya ke dalam gelas.

Vero melirik sekilas ke arah ayah tirinya dengan wajah sebal. Ia masih tidak mengerti alasan ibunya harus menikahi pecundang yang baru dikenalnya sebulan yang lalu itu. Jordan mungkin kaya dan memiliki rumah megah yang kini mereka tinggali, dan wajahnya mungkin tidak terlalu buruk bahkan bisa dibilang tampan dengan mata tajam yang terlihat terlalu intens.... Oke... baiklah, mungkin Vero tahu mengapa ibunya jatuh cinta pada pria itu, tapi tetap saja, Vero tidak menyukai pria itu.

"Sepertinya kita akan sendirian selama beberapa hari, Sweetie," Jordan melanjutkan. "Ibumu sudah berangkat tadi pagi."

Vero mendorongkan sendok cerealnya ke dalam mulut dan menggumam, "Yap."

"Aku tahu kita tidak terlalu mengenal satu sama lain sebelum ini, tapi aku ingin kita memiliki hubungan yang baik," Jordan berkata sambil menyandarkan badannya yang kekar ke counter kabinet. "Kau tidak perlu menganggapku sebagai ayah, tapi aku ingin kita bisa berteman."

Vero mengedikkan bahunya, tidak acuh sambil mendorongkan sesendok sereal lagi ke dalam mulutnya.

"Dengan ibumu pergi selama beberapa hari, kupikir kita bisa makan malam bersama hari ini," pria itu mengusulkan. "Mungkin kita bisa keluar atau bersantai di rumah sambil menonton televisi?"

"Aku tidak bisa," Vero menyahut sambil mengunyah. "Aku ada kencan malam ini."

Vero memang tidak bohong. Ia memang ada rencana untuk menemui Doni, kekasihnya, malam ini. Setelah hampir tiga bulan, Vero siap untuk membawa hubungan mereka ke level yang lebih tinggi. Ia berencana untuk menginap di apartemen Doni dan menyerahkan keperawanannya kepada pacarnya itu.

Vero menarik rambutnya yang terurai naik ke atas dan mengikatnya dengan karet yang ada di pergelangan tangan. Ketika itulah ia sadar bahwa ia hanya mengenakan kaos oblong tipis belel dan celana pendek. Tanpa bra, Vero yakin Jordan bisa melihat cetakan payudaranya yang lancip.

Benar saja, pria itu melirik dari tempatnya berdiri dengan cengiran miring yang membuat Vero merasa canggung.

"Berhenti menatapku seperti itu," Vero mendesis sambil menarik bagian depan kaosnya agar tidak melekat ke dada.

Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang