Ch 21: Kupacari Ayah Pembullyku

6.4K 25 0
                                    

Note: Hai gaes, setelah berapa lama cerita ini hiatus karena kena banned di mana-mana, aku kembali dengan cerita baru.  Versi lengkap ada di akun karyakarsa keduaku dalam bentuk link ke PDF. Kalau ada kendala silahkan dm.

Selamat membaca!

***

***

NEW UNHOLY STORY: Dirga x Jihan

Blurb:

Kisah gadis SMA yang kerap dibully hingga akhirnya memutuskan untuk memacari ayah pembullynya.

Cuplikan:

Jihan merasa mungkin ia adalah orang jahat di kehidupan sebelumnya. Sebelum terlahir kembali, ia mungkin adalah seorang pencuri atau pembunuh yang sudah menyengsarakan banyak orang. Pastinya begitu. Satu-satunya alasan mengapa hidupnya sekarang terasa bagaikan sebuah hukuman panjang yang tidak berakhir.

Telanjang di kamar mandi sport club tempatnya bekerja, Jihan menggigil sambil memeluk dirinya sendiri. Kalian mungkin bertanya, mengapa ia tidak segera berpakaian kalau kedinginan? Alasannya sederhana. Setengah jam yang lalu, Diandra, teman sekelas dan juga orang yang gemar membullynya, menggunting bajunya hingga menjadi serpihan.

"Selamat bersenang-senang jalan telanjang sampai ke rumah, pelacur!" Diandra mengejek sementara teman-teman pengikutnya tertawa tergelak menonton. "Jika kau beruntung, mungkin akan ada om-om yang bersedia mengantarmu pulang."

Suara tawa Diandra dan teman-temannya terus menggema di dalam kamar mandi bahkan setelah mereka keluar dan meninggalkan Jihan sendirian.

Air mata mendesak mata Jihan. Ia dan Diandra dulunya adalah teman baik, sebelum pacar sialan Diandra yang bernama Putra mencoba memperkosanya di perpustakaan.

Jihan berhasil kabur dari Putra sebelum pemuda itu sempat melakukan aksi bejatnya. Sayang ketika Jihan melaporkan apa yang terjadi kepada kepala sekolah, Putra membela diri dengan mengatakan bahwa Jihan lah yang menggoda dan memaksa untuk berhubungan badan dengannya. Tentu saja semua lebih percaya kepada kapten basket tim sekolah yang tampan dan kaya daripada Jihan yang hanyalah murid yang ada di sekolah elit itu karena bea siswa. Termasuk Diandra.

Setelah itu, tiada hari dilalui oleh Jihan tanpa perundungan dari Diandra dan teman-temannya. Hampir setiap hari Jihan menemukan buku pelajarannya dicoret-coret, dipanggil dengan sebutan pelacur, jalang, atau bahkan dijegal dan didorong hingga jatuh di depan semua orang.

Jihan mengira karena ini adalah hari minggu, ia mungkin akan bisa bernapas lega dan terbebas dari pembullyan Diandra. Sayang, nasib berkata lain. Ketika Jihan memulai shift kerjanya sebagai pelayan di kantin sport club eksklusif yang ada di komplek perumahan mewah dekat tempat tinggalnya, Diandra dan minionnya muncul.

Awalnya Diandra dan teman-temannya nampak layaknya orang yang datang ke sport club untuk berolah raga. Mereka asik bersenda gurau di kolam berenang dan sepenuhnya mengabaikannya. Siapa yang mengira ketika shift Jihan berakhir dan ia ke kamar mandi untuk berganti pakaian, ketika itulah Diandra dan teman-temannya memojokkannya dan merampas harga diri Jihan dengan menelanjangi serta menghancurkan pakaiannya.

Jihan meletakkan kepalanya melawan dinding kamar mandi dan membiarkan setetes air matanya jatuh. Sekarang apa yang harus dilakukannya?

Setelah menghela napas, Jihan memutuskan untuk melongokkan kepalanya keluar dari bilik kamar mandi.

Seperti perkiraannya, tidak ada pakaian yang bisa ia gunakan sama sekali. Tapi ia menemukan tumpukan handuk bersih di sudut ruangan yang bisa ia pakai untuk menutupi bagian privatnya. Lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Jihan meraih satu handuk dari tumpukan dan melilitkannya mengelilingi tubuhnya. Disadari Jihan, handuk itu tidak terlalu panjang. Bagian bawahnya jatuh tepat di bagian pantat. Artinya, jika ia menunduk, pantatnya akan terekspos ke udara. Ia hanya perlu untuk tidak menunduk kalau begitu.

Jihan menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian melangkah keluar. Ada bagusnya juga Diandra memutuskan untuk membully-nya ketika sport club sudah hendak tutup. Ia seharusnya tidak akan berpapasan dengan siapapun. Atau setidaknya, itulah yang diharapkan oleh Jihan.

Baru saja Jihan menginjakkan kakinya keluar dari kamar mandi, seseorang membelok dari ujung lorong dan menatapnya. Seorang pria. Bukan sembarang pria, melainkan Dirga Pratama. Ayah Diandra.

-------------------------------cut-------------------------------

Complete version ada di karyakarsa atas nama: dfedfe

Link ada di profile


Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang