Kisah Ijal| Obat Penenang

381 44 0
                                    

Halo! Aku comeback wkwk yang penasaran sama kisahnya Ijal.. niihh aku persembahkan untuk kalian hihi. Tunggu kisah-kisah yang lainnya juga yaa!

***

"Hidup gue selalu berantakan dan menyulitkan, tapi sejak kenal lo, gue sadar kalau hidup nggak semenyeramkan itu. Lo ternyata jadi obat penenang buat gue." -Ijal

***

Rijaludin Alrifqi atau biasa dipanggil Ijal selalu merasa hidup itu lucu. Saking lucunya, Ijal sampai tak bisa tertawa dan hanya bisa meringis.

Sejak ia SMP, orang tuanya bercerai. Alasan perceraian orang tuanya adalah karena Ayahnya selingkuh. Dan sialnya lagi, Ijal yang pertama kali mendapati Ayahnya selingkuh. Saat itu, Ijal dan beberapa temannya nonton bersama di salah satu mall di Bandung, dan ia melihat Ayahnya dengan seorang perempuan yang usianya lebih muda dari Ibunya. Mereka makan bersama dan tampak akrab. Saking akrabnya, Ijal bisa melihat Ayahnya yang memeluk wanita itu.

Saat melihat adegan itu, Ijal sama sekali tak berpikiran negatif. Tanpa ragu, ia menghampiri dan menyapa ayahnya. Ia masih tak berpikir apa-apa bahkan setelah melihat raut wajah Ayahnya dan wanita di sebelahnya tampak kaget. Namun, saat kejadian itu berlalu dan Ayahnya menghampirinya dengan memberikan sejumlah uang, barulah Ijal mengerti.

"Jangan kasih tahu apa yang Aa liat ke Mama, ya." Ujar Ayahnya saat itu.

"Kenapa?" Tanya Ijal langsung. Tatapan matanya masih mengarah pada sejumlah uang yang ada di genggamannya.

"Ini rahasia kita, oke? Kalau uangnya kurang, nanti Ayah kasih lagi." Ayahnya tersenyum sambil menepuk pundaknya.

Saat itu, umur Ijal sudah empat belas tahun. Mungkin di mata Ayahnya saat itu, Ijal hanyalah remaja yang tak mengerti apa-apa, yang bisa menutup mulut hanya dengan sogokan uang. Sayangnya, Ijal bukanlah anak seperti itu. Maka, dengan cerdiknya ia mulai mengawasi gerak-gerik Ayahnya. Tak jarang ia juga memotret Ayahnya sebagai barang bukti. Setelah itu, ia kembali memeras Ayahnya. Sejak ia menyadari perselingkuhan Ayahnya, tak ada perasaan lain selain benci yang Ijal rasakan. Oleh karena itu, ia tak peduli meski harus memeras semua harta Ayahnya. Sampai akhirnya, Ayahnya muak dan protes akan sikapnya.

"Ayah nggak terima? Ya sudah." Ujar Ijal saat itu. Lalu, ia mengirim foto yang sempat ia potret ke nomer Ibunya.

"Kamu ngapain?" Ayahnya mendadak panik.

"Cuman ngirim foto Ayah ke Mama."

Setelah fotonya terkirim, Ayah dan Mamanya pun bertengkar hebat. Ijal tak peduli akan pertengkaran itu, yang ia lakukan hanya melindungi kedua adik perempuannya supaya tidak mendengar pertengkaran itu.

"Ayah sama Mama kenapa, A?" Tanya Bintang, adik pertamanya.

Ijal tersenyum kecil, "Nggak apa-apa. Cuman berantem dikit."

Perkataannya tak lantas membuat Bintang tenang, karena nyatanya gadis kecil itu semakin panik saat mendengar kata "cerai" keluar dari mulut ibunya.

"A, tadi Mama bilang cerai. Mama sama Ayah mau pisah?" Tanya Bintang dengan wajah yang kentara sedang cemas.

Masih dengan tenang, Ijal mengedikkan bahunya, "Aa juga nggak tahu."

"Kalau mereka cerai gimana?"

"Nggak gimana-gimana. Bintang mau tinggal sama siapa?"

Bintang terdiam. Ia melirik Fia, adiknya yang bungsu yang sedang sibuk memainkan bonekanya. Anak itu terlalu muda untuk mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

"Bintang mau tinggal sama Mama atau Ayah?" Tanya Ijal lagi.

Perlahan, Bintang menggeleng. "Bintang nggak tahu. Bintang pingin tinggal bareng Aa aja."

Persona | Seri Adolescence ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang