25| Cerita Cinta Ala Agisa

636 118 5
                                    

Makasih yang udah nunggu cerita ini! Semoga ke depannya bisa lebih cepat updatenya.

***

"Selamat datang di kisah cinta Agisa (lagi)!" - Agisa

***

Aku kira hidupku akan berubah drastis setelah punya pacar. Nyatanya, dua minggu ini aku berstatus sebagai pacar Putra, hidupku nggak berubah banyak. Yang berubah adalah hampir tiap hari kayaknya ada adegan di mana aku merasa malu nggak jelas kalau Putra udah menunjukkan perannya sebagai pacarku. Tapi selebihnya, hubunganku dan Putra sama seperti dulu pas kita temenan. Hanyasaja, intensitas pertemuanku dengan Putra jauh lebih banyak, panggilan pun jadi aku-kamu, dan sikap Putra jadi lebih manis karena untuk pertama kalinya ada orang selain keluargaku yang perhatiin jam makan dan tidurku.

Dari hari pertama pacaran, pas Putra ngajak aku pulang bareng, aku langsung minta dia untuk nggak ngumbar-ngumbar tentang hubungan kami. Bukannya apa-apa, aku adalah pecinta kedamaian, dan aku yakin hidupku nggak akan lagi damai kalau orang-orang tahu aku pacarnya Putra. Jelaslah, orang yang aku pacari itu Putra, wakil ketua himpunan fakultas psikologi di kampusku. Semua warga di fakultas dan mungkin luar fakultas pasti tahu Putra. Dan apa jadinya kalau mereka tahu Putra yang selalu masuk IG dan berita kampus itu pacaran sama Agisa yang bahkan masuk ke kelas aja males? Aku bukannya insecure ya, sorry. Tapi aku males meladeni komentaran orang-orang. Walaupun aku bisa menangani mereka dengan pura-pura nggak denger, tetep aja aku sebagai pecinta damai merasa terganggu.

Jadi selama dua minggu ini nggak ada satu pun yang tahu aku dan Putra aku pacaran. Awalnya Putra memang menolak pas aku bilang nggak mau go publik, Putra bilang dia merasa nggak ada yang salah dengan hubungan kami. Memang sih aku juga tahu, tapi untungnya dia nerima keputusanku. Meskipun begitu, aku merasa bersalah karena selama ini sahabat-sahabat laknatku belum tahu kalau aku udah punya pacar. Zaki malah lebih intens lagi buat deketin aku sama Karendra yang berakhir Putra bete nggak jelas. Ribet sist ternyata punya hubungan sama orang itu.

Hari ini hari Sabtu, waktunya aku untuk bermager ria dengan rebahan dan nonton banyak film, drama atau pun anime sambil makan banyak cemilan. Sayangnya, dengan statusku yang baru, kegiatan yang aku tunggu-tunggu dari hari Senin itu harus tertunda begitu saja karena di jam tujuh pagi ini Putra ada di depan rumahku. Gila nggak, sih?!

"Cepet keluar, Gis, gue udah nunggu dari tadi nih." Putra berkata dengan seenaknya dan aku yang masih rebahan di kasur langsung memaki dalam hati.

"Ih, apaan? Ngapain, Put?" Tanyaku dengan nada kesal. Iyalah kesal.

"Kita olahraga terus ngebubur."

"Kenapa nggak ngajak dari kemarin, sih?" Biar aku menyiapkan diri kalau aku nggak akan bersantai ria hari ini. Lagipula, sejak kapan olahraga menjadi kegiatanku?

"Pas subuh tadi gue baru kepikir mau olahraga." Jelas Putra dengan santai.

"Yaudah olahraga aja sendiri."

"Ngapain punya pacar Gis, kalau apa-apa sendiri." Balasnya membuatku berdecak.

"Jadi lo ngajak gue pacaran biar olahraga ada yang nemenin?" Komenku.

"Ya nggaklah!" Putra lalu terkekeh. "Ayo buruan, Gis, keburu siang."

"Tapi gue belum siap-siap. Belum mandi."

"Nggak usah mandilah kan mau olahraga."

"Ya tapi kan-"

"Eh, Gis, itu yang keluar dari rumah lo Bang Agra, ya?"

"Hm, ya mungkin."

"Gis, gue nyapa Bang Agra ya?" Izin Putra yang langsung ku tolak, "Jangan ih, ngapain juga lo-"

Persona | Seri Adolescence ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang