Rindu dan lukanya

703 48 6
                                    

Sudah dua hari adsya menghilang tanpa jejak menyisakan ke khawatiran kepada para sahabat dan juga pacarnya.

Anak anak aodra dan juga bodyguard dirumah adsya sudah rafael suruh untuk mencari keberadaan adsya namun nihil hasilnya sama tidak dapat ditemukan.

Rafael khawatir cemas marah dengan bersamaan dirinya hampir gila dibuatnya rafael tidak pernah ada diposisi sekarang.

Anak anak juga bingung melihat bosnya yang sekarang sudah seperti mayat hidup beberapa hari ini rafael tidak makan hanya minum air saja itupun dengan paksaan oleh para sahabtnya tubuhnya semakin kurus tidak terurus.

David dkk sudah berusaha membujuk rafael untuk pulang kerumahnya agar bisa beristirahat namun gagal rafael kekeh tidak ingin pulang entah apa alasannya.

"ARGHHH ANJING GUE GAK AKAN LEPASIN KALIAN YANG UDAH NGUSIK KEBAHAGIAAN GUE"erang rafael yang berada dikamar markas aodra

Semua barang yang ada disana sudah tergelatak tak berdaya akibat rafael yang melemparnya tanpa memikirkannya kembali

Rangga yang belum tidur mendengar erangan rafael berlari menuju lantai dua untuk memeriksanya,sedangkan yang lainya sudah tertidur karna waktu menunjukan pukul dua dini hari.

"El lo kenapa el,buka pintunya el"desak rangga terus mengetuk pintu kamar rafael namun yang terdengar hanya suara barang yang berjatuhan.

Dengan terpaksa rangga mendobrak pintunya terlihat rafael yang sedang membanting semua barang yang ada"El tenang lo jangan kaya gini"rangga mencoba menghentikan rafael

"LEPASIN ANJING JANGAN HALANGIN GUE"amarah rafael memuncak membuat Rangga kewalahan

"Kalo ada masalah ngomong jangan kaya gini kita sahabatan udah lama gue tau lo nutupin sesuatu dari kita,gue tau masalah yang lo hadapi sekarang bukan cuman karna adsya menghilang doang tapi ada masalah lain yang lo hadapi semenjak kita pergi ke makam orang tua adsya lo gak pernah pulang kerumah el"

"JANGAN SOK TAU LO ANJING"rafael memukul rahang tegas Rangga membuat Rangga tersungkur dan sedikit mengeluarkan darah segar dari ujung bibirnya.

"Gue bukan sok tau tapi gue menyadari gerak gerik lo selama beberapa hari ini el,apa gunanya Sahabat kalo lo gak mau terbuka"Rangga mencoba untuk tidak terpancing emosi karna sekarang rafael sedang sensitif

"Kalo lo gak mau semua orang tau tentang semua masalah lo,lo bisa bicara sama gue sekarang"

"Gue bingung ga g-gue takut"lirih rafael berjalan membuka jendela yang berada dikamarnya melihat lampu kerlap kerlip dari gedung gedung yang ada diluaran sana

Rangga mencoba berdiri dan mendekati rafael karna rafael sudah mulai tenang dengan mengusap ujung bibirnya yang berdarah

"Waktu dipemakaman lo liat gue ngejar orang serba hitam kan ternyata dia b-okap gue ga,gue bingung dengan semua yang terjadi karna itu gue gak pernah pulang gue takut semua yang terjadi itu ulah b-bokap gue"lirih rafael tanpa melirik Rangga sekalipun

Rangga terkejut mendengarnya kalo memang om hendra yang ada dibalik semua ini kenapa tega melakukannya.

"Apa lo udah tanya langsung sama bokap lo kenapa dia ada disana dengan sembunyi sembunyi"

"Belum,bahkan orang tua gue gak pernah nelpon nyuruh gue pulang ataupun nyari gue "rafael berjalan menuju laci membawa handphone entah milik siapa

"Ada apa el"Rangga kebingungan ketika rafael memperlihatkan handphone yang memperlihatkan chat dari seseorang

"Ada apa el"Rangga kebingungan ketika rafael memperlihatkan handphone yang memperlihatkan chat dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRENZUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang