1. The Enemy

2K 131 20
                                    

-----oOo-----

"EDWARD BANGSAT!!!"

Umpatan berhasil keluar dari mulut seorang gadis yang saat ini tengah memukuli ponselnya sendiri. Keadaannya sangat kacau saat ini. Bajunya terlihat sangat lusuh, rambutnya berantakan disertai mata yang sembab dikarenakan ia terus menangis meratapi nasibnya saat ini.

Dengan emosi yang memuncak, gadis bernama Lilly itu melempar asal ponsel yang semula ia pukuli ke atas ranjang tempat tidurnya.

Namun, ia kembali mengambilnya saat dering terdengar dari ponsel itu. Dilihatnya tertera kontak dengan nama "Kanjeng Mami."

Lilly menelan salivanya dan berusaha mengumpulkan keberanian terlebih dahulu sebelum mengangkat telepon dari mamanya.

"Maaf tadi Mama lagi sibuk jadi gak bisa angkat. Kenapa? Tumben nelpon. Kamu buat masalah apa lagi?"

Baru saja ingin menyapa mamanya yang sedang di negeri lain. Lilly sudah dibuat kikuk oleh perkataan menohok mamanya.

"Lilly belum ngomong, Ma."

"Ya udah kenapa?"

"Sebelum Lilly cerita, Mama jangan marah ya." Lilly mengginggit bibirnya cemas-cemas mamanya akan mengomel lagi.

"Emang kali ini masalahnya apa? Kamu dihamilin bule?" Pertanyaan mama spontan membuat Lilly terbelalak. Bisa-bisanya mamanya terpikirkan hal buruk seperti itu.

"Astaga, Mama. Lilly cewek baik-baik ya."

"Terus apa?" tanya mama di seberang sana.

"Janji gak marah ya."

"Iya apa dulu."

"Aku kena tipu sama mantan aku." Lilly sudah memejamkan matanya. Bersiap dengan celotehan apa lagi yang akan keluar dari bibir mamanya. Namun, alih-alih mengomel, mama justru bertanya.

"Kena tipu gimana?"

"Uangku 1 juta dollar dibawa sama dia." Lilly terus menggigit bibir bawahnya. Matanya terpejam erat. Keheningan semakin membuat Lilly cemas. Mama tak lagi mengomel seperti tadi.

"Laptopku juga dibawa," sambung Lilly. Namun, masih hening.

"Ma.."

"Beresin semua barang-barang kamu. Besok kamu harus pulang."

"Tapi, Ma.." Belum sempat Lilly melanjutkan ucapannya, mama sudah terlebih dahulu memutus sambungan telepon.

"Arghhhh ini semua gara-gara lo, Edward!!" Lilly mengusak rambutnya kasar.

Ini bukan pertama kalinya Lilly membuat masalah di negeri orang. Terhitung sudah 10 tahun dirinya tinggal di Amerika seorang diri jauh dari keluarganya.

Menjadi bungsu di antara dua saudara membuat Lilly hidup semaunya. Dua kakak laki-lakinya bisa dibilang sukses dan selalu menjadi kebanggakan keluarga. Lilly tak pernah berpikir jika ia harus sukses. Baginya hidup damai dengan tanpa adanya masalah sudah cukup baginya.

"Excuse me."

Baru saja merebahkan diri, terdengar seseorang mengetuk pintu rumahnya.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang