11. Lemah!

475 80 29
                                    

-----oOo-----

Lilly benar-benar merasa aneh. Padahal ia sudah tahu jika Jeremy memang orang yang seperti itu dari dulu. Selalu bercanda dan tak pernah serius dengan perkataannya.

Anehnya, kenapa Lilly kesal padahal ia merasa tak menaruh perasaan spesial pada lelaki itu. Entahlah, yang jelas Lilly masih kesal.

Namun, walaupun begitu, keadaan tetap berjalan seperti biasanya. Jeremy masih dengan pekerjaannya, dan Lilly masih menjaga Abel seperti biasanya.

Sepulang sekolah, Lilly mengajak Abel ke cafe milik Raisa. Selain karena tempatnya yang strategis, Lilly juga bisa mengobrol dengan sahabatnya.

"Abel, Papi kamu kayaknya mau ke sini," ujar Lilly setelah melihat layar ponselnya.

"Papi gak kerja, Miss?" tanya Abel.

"Sekarang kan lagi istirahat, makanya Papi ke sini."

Setelah mendengar ucapan Lilly tempo hari, tentang Abel yang selalu rindu dengan Papinya. Jeremy berusaha sebaik mungkin meluangkan waktu untuk Abel walaupun hanya sebentar.

Berhubung jarak cafe Raisa dengan rumah sakit tempat Jeremy bekerja lumayan dekat, jadi lelaki itu sudah sampai dan menghampiri tempat duduk Lilly dan Abel.

"Papi," sapa Abel.

"Pesen apa? Gue ambilin," tanya Raisa.

"Wihh dilayanin sama bosnya langsung." Jeremy terkekeh.

"Iya, spesial. Buruan, apa?" seru Raisa.

"Samain kayak Lilly aja," jawabnya singkat.

"Oke."

"Haris gak ke sini?" tanya Jeremy pada Raisa.

"Nanti katanya," jawab Raisa sebelum beranjak.

Jeremy pun duduk di depan Lilly dan Abel.

"Abel lagi minum apa? Minta dong," celetuk Jeremy pada Abel yang saat ini tengah menyedot minumannya.

Alih-alih memberikan sedikit minumannya untuk Jeremy, Abel justru menjauhkannya.

"Gak mau. Papi jahat."

"Eh? Kok gitu? Papi baik loh, ini buktinya Papi ke sini luangin waktu buat kamu," ujar Jeremy berlagak seolah-olah sedang bersedih.

"Abel, Papinya dikasih dong, kasihan nanti nangis," tutur Lilly.

"Gitu ya, Miss?" tanya Abel yang hanya diangguki oleh Lilly.

"Giliran sama Miss Lilly aja nurut," ledek Jeremy.

Abel hanya tersenyum, "He-he, ini, Pi." Abel menyerahkan gelasnya. Baru saja Jeremy membuka mulutnya, tapi dengan cepat Abel mengambilnya kembali.

"OMG, Papi. Abel lupa. Ini jus stroberi. Papi kan gak suka stroberi."

Jeremy membelalak, untung saja ia tak jadi meminumnya. Karena dari dulu Jeremy itu tidak menyukai stroberi, berbanding dengan Abel yang justru menjadikan buah stroberi sebagai buah kesukaannya.

Tiba-tiba ponsel Lilly bergetar, tanda ada pesan masuk. Dengan segera dibukanya ponsel itu. Ternyata, Aksa yang mengiriminya pesan.

"Lo sibuk ya? Katanya ke kantor? Kok belum nyampe?"

Gawat, Lilly lupa jika ada janji dengan Aksa siang ini.

Aduhhh, maaf banget, Sa.
Gue lupa.

Lo sekarang dimana?

Lagi di cafe Raisa.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang