30. Jaga dia

391 59 2
                                    

-----oOo-----

Jeremy yang sedang berkutat dengan laptopnya, terinterupsi dengan datangnya Lilly secara tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeremy yang sedang berkutat dengan laptopnya, terinterupsi dengan datangnya Lilly secara tiba-tiba. Gadis itu melenggang memasuki apartemen Jeremy begitu saja tanpa permisi, karena memang sudah terbiasa.

“Je,” sapanya.

“Hm?”

“Jeremy.”

“Iya?”

“Jejeee,” sapanya lagi.

“Iya kenapa, sayang?”

“Abel mana?” tanya Lilly.

“Lagi keluar sama Bunda,” jawab Jeremy.

Tiba-tiba saja Lilly meletakkan kepalanya pada pundak kokoh Jeremy. Saking sibuknya, lelaki itu tidak tahu jika Lilly saat ini sedang memberengut.

“Kesel banget deh,” dengus Lilly.

“Eh, kesel kenapa?”

“Masa tadi guru-guru pada ngomongin aku di belakang. Katanya aku cewek matre yang keganjenan sama duda anak satu,” jelasnya.

“Duda anak satu itu aku?” tanya Jeremy yang masih saja berkutat dengan laptopnya.

“Iyalah, siapa lagi. Malah katanya aku manfaatin harta kamu yang seorang direktur. Apasih! Aku aja baru tau akhir-akhir ini kalau kamu direktur rumah sakit. Kesel banget pengen nampol mulutnya,” lanjutnya.

“Yaudah biarin aja, gak usah didengerin,” balas Jeremy masih fokus dengan laptopnya.

Lilly menegakkan badannya dan mendelik pada Jeremy.

“Aku lagi cerita loh ini, Je, tapi respon kamu gitu banget.”

“Aku dari tadi dengerin kamu loh, Li,” balas Jeremy yang matanya masih fokus dengan layar laptop.

“Dengerin tapi kayak gak dengerin,” dengusnya.

Jari-jari Jeremy yang semula ia gunakan untuk mengetik itu kemudian terhenti. Matanya menatap lekat gadis di sampingnya yang saat ini sedang memberengut kesal.

“Yaudah, sini aku dengerin. Apa?” tanyanya halus dengan menatap Lilly lekat.

Bukannya menjawab, Lilly justru buang muka dan melipat tangannya di dada. Air mukanya masih sama, terlihat kesal.

“Tau ah.”

Jeremy menghela napas sejenak sebelum berkata.

“Kenapa sih? Hm? Cerita lagi, aku dengerin,” tuturnya yang masih terdengar lembut.

“Akutuh kesel sama mereka. Padahal aku gak pernah tuh nyari masalah, eh malah digosipin di belakang. Aku selama ini juga selalu baik sama mereka, tapi apa? Mereka malah jahat sama aku,” jelasnya.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang