31. Terikat

535 61 23
                                    

-----oOo-----

WARNING: 🔞 dikit

Tidak ada yang tahu kemana arah takdir membawa kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang tahu kemana arah takdir membawa kita. Sebagai manusia, kita hanya bisa merencanakan. Namun, semua keputusan ada di tangan Tuhan.

Jeremy dan Lilly tak pernah menyangka bahwa takdir telah menyatukan mereka dalam ikatan cinta. Siapa sangka mereka yang dulunya hanya sebatas partner organisasi, bahkan menjadi musuh bebuyutan, kini sama-sama berjanji kepada Tuhan untuk saling mencintai sehidup semati.

 Siapa sangka mereka yang dulunya hanya sebatas partner organisasi, bahkan menjadi musuh bebuyutan, kini sama-sama berjanji kepada Tuhan untuk saling mencintai sehidup semati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ujung sana, Jeremy dapat melihat Lilly muncul dalam balutan gaun pengantin sambil memegang lengan Rendra sang ayah. Saat perempuan itu mulai berjalan menuju altar, seketika mata Jeremy terasa panas. Ada rasa haru yang bergemuruh di dalam dadanya. Rasanya ia ingin menumpahkan semua air matanya. Tapi, Jeremy berusaha untuk menahannya.

Saat keduanya sudah sampai di depan altar, Rendra mengalihkan tangan Lilly pada Jeremy seraya bergumam pelan, "Jaga putri Papa baik-baik, ya." Jeremy tersenyum dan mengangguk pasti.

Pemberkatan pernikahan keduanya berjalan dengan lancar. Jeremy menatap perempuan di depannya dengan dada bergemuruh oleh rasa haru usai keduanya mengucapkan janji suci yang akan terus mengikat erat hubungan mereka.

Sesi pemasangan cincin dimulai. Jeremy meraih pelan tangan perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu untuk ia pasangkan cincin. Ditatapnya lekat wajahnya. Meskipun wajah Lilly diselubungi oleh wedding veil yang ia kenakan, tapi Jeremy bisa melihat dengan jelas bagaimana mata perempuan itu berkaca-kaca.

Jeremy pun begitu, ia juga tak dapat menahan haru. Namun, malu jika ia harus menangis tersedu-sedu. Jadi, Jeremy menahannya mati-matian dengan terus tersenyum.

Setelahnya, Jeremy mengecup bibir Lilly diiringi dengan gemuruh tepuk tangan serta sorak-sorak bahagia dari para hadirin yang menyaksikan hari perikatan hubungan sah mereka berdua.

"You look so beautiful, today," puji Jeremy setelah melepas ciumannya pada perempuan yang baru saja sah menjadi istrinya.

Acara puncak telah tiba, dimana sang pengantin melemparkan bucket bunga yang akan diterima oleh siapapun yang menunggu di belakang. Jeremy dan Lilly sudah siap melempar, begitu pula dengan para gadis yang sudah bersiap menangkap bucket bunga itu.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang