19. Baby Girl

600 76 18
                                    

-----oOo-----

Semenjak kejadian di rumah sakit tempo hari, Lilly tidak bisa bersikap seperti biasa lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian di rumah sakit tempo hari, Lilly tidak bisa bersikap seperti biasa lagi. Berbeda dengan Jeremy, Lelaki itu berlagak seperti tak terjadi apa-apa dan masih memberikan perhatian pada Lilly.

Jeremy masih sama, bedanya lelaki itu lebih berani menunjukkan ketertarikannya pada Lilly. Ketertarikan? Ah, atau dia cuman main-main saja? Lilly tidak tahu pastinya. Yang jelas, ia tidak bisa bersikap seperti biasanya lagi.

Seperti saat ini, sudah beberapa menit berlalu tapi Lilly hanya diam menatap Jeremy yang tengah menjajahi seluruh isi unit apartemennya. Lelaki itu bahkan memasakkan makanan yang enak untuknya.

Bahkan Jeremy menganggap dapur Lilly seperti dapurnya sendiri. Usai makan pun begitu, Jeremy mencuci semua piring dan gelas kotor gadis itu. Lilly jadi tak enak sendiri.

“Je, lo gak harus sampai cuci piring juga kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Je, lo gak harus sampai cuci piring juga kok. Gue juga masih bisa,” tutur Lilly.

Lelaki itu tak menghiraukan ucapan Lilly dan terus saja mencuci.

“Udah, mending lo duduk. Gak capek apa berdiri terus. Kaki lo belum seratus persen sembuh lo, Li.” Jeremy berbicara tanpa menatap Lilly.

Jujur saja Lilly lelah berdiri dengan kaki yang belum seratus persen pulih. Jadi, ia mau tak mau harus menurut. Gadis itu berjalan perlahan menuju ruang tamu. Lilly sudah tak menggunakan kruk lagi, keningnya juga sudah membaik. Namun, ia harus istirahat dari aktifitas apapun selama satu bulan lebih setidaknya sampai kakinya benar-benar pulih kembali.

Maka dari itu selama beberapa minggu kedepan, Lilly hanya bisa istirahat di apartemennya. Rendra dan Airin awalnya hendak membawanya pulang ke rumah saja, tapi Lilly bersikuku untuk tetap tinggal di apartemennya. Sekali lagi Lilly tak mau merepotkan mereka.

Untuk Abel, Lilly tak bisa membawa anak kecil itu bermain keluar, tapi ia tetap menemani Abel di apartemennya sepulang sekolah. Beberapa hari yang lalu, Abel tak mau bertemu dengan Lilly. Anak itu terus merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa gurunya itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, Abel bisa mengerti jika ia tak bersalah.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang