7. Special thing

502 80 16
                                    

-----oOo-----

Please deh, Pa. Lilly sama Aksa itu cuman sahabatan,” dengus Lilly saat Papanya itu mengatakan tentang perjodohan.

Rendra hanya tertawa. Niatnya hanya ingin bercanda saja. Ia tidak akan seperti orang tua kebanyakan di novel-novel atau cerita-cerita yang dengan gampangnya menjodohkan anaknya sesuka hati.

Bagi Rendra, urusan hati biarlah menjadi urusan pribadi anaknya. Ia tidak berhak ikut campur. Rendra tak pernah melarang semua anaknya untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Ayah anak tiga itu selalu menerima siapapun kenalan yang anaknya bawa ke rumah tanpa membeda-bedakan status, kasta dan semacamnya. Asal tidak ditipu 15M saja katanya.

“Bercanda, Lilly. Papa gak akan jodoh-jodohin kamu. Urusan pasangan biar menjadi urusan kamu. Sama siapapun itu Papa gak akan ngelarang kamu. Asal kamu pintar memilih, ya asal jangan sampai ditipu 15M lagi,” sindir Rendra.

“Papa ngeledek nih?” Lilly mengerucutkan bibirnya.

“Nggak, bercanda sayang,” ujarnya di sela-sela tawanya.

Sedangkan di sampingnya, Aksa hanya tersenyum seadanya. Ia tak ingin menaruh harapan lebih. Karena ia tahu, bersama dengan Lilly adalah suatu ketidakmungkinan. Dan ketidakmungkinan itu selalu Aksa semogakan.

***

Selesai dari kantor papanya, Lilly benar-benar menjaga Abel sesuai perkataannya pada Jeremy tadi. Lilly juga sempat mengajak Abel pergi ke taman dan cafe Raisa.

Hingga malam ini, Lilly tengah berada di apartemen Jeremy berdua saja dengan Abel. Anak itu sedari tadi mengeluh Papinya tak kunjung pulang. Lilly menyarankan agar video call saja supaya rindu Abel terhadap Papinya terobati. Namun, berulang kali lelaki itu tak mengangkatnya. Abel jadi sedih.

Jeremy memang sangat sibuk hari ini. Tiba-tiba saja ada jadwal operasi mendadak. Sehingga ia tak tahu jika sudah ada banyak panggilan video dari Lilly.

Saat pekerjaannya sudah selesai, ia bergegas untuk pulang. Lelaki itu memasuki mobilnya dan memanggil ulang Lilly. Siapa tahu Abel masih terjaga.

Lilly di sana dengan segera mengambil ponselnya saat mendengar ada yang menelepon.

Saat dilihatnya ternyata Jeremy yang menelepon. Kali ini bukan panggilan biasa, tapi panggilan video.

Lilly ragu mengangkatnya. Jika Abel masih terjaga, Lilly tak akan berpikir lama untuk mengangkatnya. Tapi sekarang Abel sudah tertidur, jadi Liy merasa agak canggung melakukan video call dengan Jeremy.

Setelah berpikir panjang, perempuan itu akhirnya mengangkat panggilan itu. Baru saja panggilan terhubung, Lilly sudah dibuat tertawa oleh tingkah konyol Jeremy.

 Baru saja panggilan terhubung, Lilly sudah dibuat tertawa oleh tingkah konyol Jeremy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apasih,” ujarnya di sela-sela tawanya.

“Seneng banget kayaknya liat muka ganteng gue,” goda Jeremy.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang