2. Anak pintar

797 106 7
                                    


-----oOo------

Lilly sukses membuat seisi rumah tercengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilly sukses membuat seisi rumah tercengang. Ini bukan masalah pertamanya. Gadis itu sudah berulang kali membuat masalah tapi orang tuanya selalu memaafkan dan berharap tak mengulanginya lagi. Tapi untuk kali ini tidak bisa dibiarkan.

Ingin marah tapi ia tak bersalah sepenuhnya. Karena awal mula uang Lilly dibawa kabur juga diluar kendalinya. Ia dengan gampang termakan omongan pacarnya.

Lilly terus memohon maaf atas apa yang telah ia lakukan. Uang 1 juta dollar itu bukan masalah besar bagi Rendra, tapi tidak untuk Lilly. Gadis itu merasa tidak enak karena membiarkan uang pemberian Papanya itu melayang begitu saja.

“Katanya dia mau ngajak aku nikah dan bangun rumah sendiri buat kita berdua nanti. Dia ngajak aku patungan, yaudah aku kasih uang itu. Tapi abis itu dia ngilang, aku cari dia ke rumahnya gak ada. Nomor dan semua sosial medianya udah gak aktif. Ini semua salah Lilly, Pa. Lilly janji bakalan ganti uang Papa itu,” jelas Lilly pada Papanya yang saat ini berada di dalam kamarnya.

“Li, dengerin Papa dul_”

“Dengerin Lilly dulu, Pa. Lilly secepatnya bakalan cari kerja di sini dan ganti uang Papa.” Lilly memutus perkataan Rendra.

“Li...”

“Lilly bakalan ganti, Pa. Tapi gak dalam waktu singkat. Karena Papa tau sendiri kan gaji guru PAUD di sini itu berapa. Kasih Lilly waktu ya, Pa,” jelasnya lagi.

“LILLY!” Rendra mulai mengeraskan suara yang membuat Lilly spontan terdiam.

“Papa gak pernah minta ganti uang itu. Uang Papa itu juga uang kamu. Kamu itu anak Papa, sayang,” ujar Rendra, nada bicaranya sudah kembali normal.

“Tapi izinin kali ini saja. Izinin Lilly jadi anak Papa yang sebenarnya. Yang bisa apa-apa sendiri tanpa bantuan dari Papa...”

Hening sejenak.

“Lilly udah dewasa, Pa.”

Rendra menghembuskan napas panjang, “Yaudah, sekarang mau kamu apa?”

“Lilly mau cari kerja dan tinggal sendiri.”

Mata Rendra membulat mendengar perkataan anak bungsunya, “Gak bisa. Kamu gak boleh jauh dari Papa Mama lagi.”

“Gak jauh, Pa. Lilly masih di Indonesia. Lilly cuman pengen hidup mandiri. Please izinin Lilly ya.” Gadis itu menggenggam kedua tangan Papanya.

Rendra berpikir sejenak sebelum berkata, “Oke. Tapi ada syaratnya.”

“Syarat apa, Pa?”

“Papa yang cariin apartemen buat kamu. Lusa kamu bisa pindah.”

Lilly akhirnya bisa tersenyum lega.

“Makasih, Pa,” ucapnya yang hanya diangguki oleh Rendra.

“Kamu kapan cari kerja?” tanya Rendra.

Jeremy and His Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang