Biasakan vote dulu sebelum baca ya bestieeee, jangan lupa komen sesuai isi cerita.
-----
"Morning, chagiya." Seorang wanita jangkung sedang berkutat di atas meja dapur dengan apron yang sudah menutupi depan tubuhnya.
"Morning, hubby. Apa yang kau masak, hm? Sepertinya harum sekali." Ujar sang istri yang sedang bersiap menuju perusahaannya.
"Aku hanya memasak telur mata sepi untukmu." Balasnya dengan seluruh senyum manis yang ia milikki.
"Gomawo, aku akan menunggunya di meja makan." Ucapnya sambil berjalan menuju meja makan lalu duduk di atas kursi dan mengeluarkan ipad nya dari dalam tasnya, ia mengecek beberapa pekerjaan di perusahaannya.
Wanita jangkung itu lantas tersenyum manis kala melihat sang istri duduk menunggu dirinya untuk menyelesaikan masakannya, tidak ada yang spesial dari masakannya, dia hanya menggoreng telur mata sapi yang akan dia sajikan bersama dua lembar roti tawar untuk sang istri, namun kebiasaan dari wanita jangkung di setiap pagi itu yang membuatnya terlihat spesial.
Dimana, dia rela menyiapkan apapun yang menjadi kebutuhan sang istri, seperti pakaian yang akan di pakai kerja, sarapan dan mengantarkannya ke perusahaan, setelah itu, barulah dia menuju universitas tempat dimana dia harus mengajar.
Sudah selama tiga tahun dia melakukan ini untuk sang istri, seperti tak mengenal lelah dia melakukannya dengan sangat tulus, meski dia tidak pernah mendapat balasan dari sang istri seperti apa yang dia lakukan untuknya, tetapi kenyataannya itu sama sekali tidak menjadi alasannya untuk berhenti memperlakukan sang istri bagaikan ratu di hidupnya, dia benar-benar memegang janjinya bahwa setelah menikah dia akan melakukan yang terbaik untuk sang istri dimana terbuktilah sekarang, wanita jangkung itu sungguh melakukan yang terbaik.
'treat like a queen.' itulah yang ialakukan untuk sang istri tercinta.
Tetapi, itulah sifat buruk manusia, jika terlalu di manjakan, dia akan lupa bahwa seharusnya dia juga melakukan hal yang sama.
Sesudah ia menggoreng telur mata sapinya, dia meletakannya di atas satu lembar roti lalu memberi sedikit saus dan mayones di atasnya lalu menutupinya dengan tomat, timun serta selada. Barulah ia tutup lagi dengan selembar roti tawarnya, dia menatanya dengan sangat menarik lalu membawa piring kecil itu untuk sang istri tercinta dan di letakkannya di atas meja makan.
"Berhenti bekerja karena kau harus mengisi perutmu lebih dahulu, chagiya." Gumam wanita jangkung itu yang mendapat senyuman dari sang istri, dia menyimpan kembali ipad di dalam tasnya lalu menyambut piring kecil itu dengan wajah yang sumringah.
"Ne, aku akan mengisi perutku, kau tidak makan?" Tanya sang istri yang mulai menguyah sarapan buatan sang istri tercintanya itu.
"Melihatmu makan saja, aku sudah kenyang, sayang." Kekehnya dengan bualan yang manis di pagi hari yang membuat sang istri tertawa di antara kunyahan rotinya.
"Dasar mulut manis." Ujarnya yang membuat wanita jangkung itu terkekeh dan memperhatikan istrinya yang cantik itu makan dengan pipi yang mengembung.
"Chagiya, jangan lupa untuk datang kerumah ku nanti, hari ini adalah hari ritual perayaan meninggal nenek ku yang seratus hari." Ujarnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)
Romance"Bagaimana caraku untuk bahagia?" -Kim Jennie & Lalisa Manoban