VOTE
&
KOMEN SESUAI ISI CERITA.*****
Lalisa sedang membantu mengusap lembut tubuh Chaeyoung kala mendengar rintihan kecil yang keluar dari mulut Chaeyoung, wajahnya terlihat sangat pucat, beberapa alat sudah menempel di tubuh cantiknya, Chaeyoung terlihat sangat rapuh dan terus menerus merintih kesakitan.
"Aku panggilkan dokter saja, ya." Ujar Lalisa dengan lembut mencoba membujuk Chaeyoung agar ia menerima tawaran dari Lalisa, karena sedaritadi, Chaeyoung terus menolak ketika Lalisa menawarkan untuk memanggilkan dokter ke dalam ruangannya.
Chaeyoung masih menggeleng dengan kedua matanya yang terpejam hingga terlihat mengkerut ke dalam, bibirnya pun terlihat sangat mengering. "Aku baik-baik saja, kapan kau akan membawa Jennie kesini?" Suara seraknya terdengar sangat menyakitkan.
Sudah satu minggu, Chaeyoung terus merengek dan menagih janji pada Lalisa untuk segera membawa Jennie ke hadapan dirinya, namun sayangnya, Jennie tak kunjung datang, wanita itu masih menguatkan tekadnya untuk tidak menemui kedua orang tersebut yang menurutnya sudah pernah menyakiti dirinya.
Lalisa menghembuskan napasnya dengan kasar serta dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya untuk sekilas. "Chaeyoung-ahh, kau tahu, Jennie tidak berada di Korea lagi sekarang."
"Kau bisa menyusulnya ke Paris, Lalisa." Chaeyoung tetap bersikukuh, kedua orang tua Jennie sudah memberitahu keberadaan Jennie kepada Lalisa, namun Lalisa belum memutuskan untuk menemui Jennie karena dia berpikir bahwa itu semua akan percuma.
Lalisa menarik napasnya, dia menggigit bibir bawahnya lalu berdecak pelan. "Chaeyoung-ahh, jika memang Jennie ingin menemuimu, tidak perlu menunggu aku yang menyusulnya kesana karena dia pasti sudah tahu dari kedua orang tuanya bahwa aku mengunjungi rumahnya satu minggu yang lalu, tetapi lihatlah? Dia tidak datang sampai detik ini, itu tandanya, dia tidak ingin bertemu kita berdua lagi, lebih tepatnya pada diriku, dia pasti membenciku." Ucap Lalisa yang menjelaskan dengan lembut.
Sekarang masih pukul tiga dini hari, namun Chaeyoung terbangun dan hal yang selalu di minta adalah bertemu dengan Jennie.
Chaeyoung nampak terlihat sendu, dia terdiam untuk beberapa detik lamanya dan membuang pandangannya ke arah lain, kini kedua matanya tak lagi menatap Lalisa yang sedang berada di sisi ranjangnya. "Bagaimanapun, dia sahabatku, Lalisa. Aku ingin kita menyelesaikan semuanya baik-baik, dan aku perlu bicara padanya sebelum semuanya terlambat, kau tahu umurku tidak akan bertahan lama lagi-"
"Hey, hey.. kenapa kau membahas hal itu? Meskipun dokter telah mem'vonis umurmu tiga bulan lagi, aku tidak percaya, aku hanya percaya jika semuanya adalah Tuhan yang berkehendak, jadi cukup membahas hal itu, okay?" Lalisa segera memotong ucapan Chaeyoung, dia menangkup kedua pipi Chaeyoung agar kembali menatapnya, di hapusnya air mata yang sudah mengalir membasahi kedua pipi chipmunk nya. "Kau pasti sembuh, Chaeyoung-ahh." Bisik Lalisa lembut yang membuat Chaeyoung semakin mengalirkan air matanya, dia terisak dan Lalisa segera membawa ke dalam pelukannya.
Pada kenyataannya, itulah yang sedang di alami oleh Chaeyoung, dokter mengatakan bahwa umurnya hanya bertahan tiga bulan lamanya ketika dia menjalani kemoterapi yang pertamanya, tetapi Lalisa tidak percaya, dia sangat yakin bahwa Chaeyoung akan segera sembuh dan Lalisa akan melakukan hal apapun untuk melakukannya, Lalisa akan selalu berada di sisi Chaeyoung, sampai kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)
Romance"Bagaimana caraku untuk bahagia?" -Kim Jennie & Lalisa Manoban