Vote
&
Komen sesuai isi cerita.*****
Hari demi hari, hubungan Jennie bersama Lalisa semakin romantis, dan tidak terasa, perselingkuhan keduanya telah berjalan tiga bulan lamanya, dan sekarang ini, Jennie sedang menuntut sebuah kepastian karena dirinya sudah merasa bahwa dia menginginkan Lalisa sutuhnya.
Wanita itu bahkan terlihat lebih egois sekarang, dia selalu menginginkan Lalisa selalu berada disisinya dan hal itu membuat Lalisa tidak memiliki pilihan lain, dia membagi waktunya setiap hari sabtu dan juga minggu untuk bersama dengan Jennie, kekasihnya saat ini.
"Jennie, aku sudah bilang, aku akan mengurus semuanya, apapun yang kau inginkan selalu berusaha aku turuti, namun kali ini, aku benar-benar minta pengertian darimu, beri aku waktu sebentar lagi." Lalisa berusaha membujuk Jennie yang sedang merajuk, mereka berdua sedang berada di salah satu unit apartemen yang Lalisa sengaja beli untuk mereka berdua.
Jennie menghelakan napasnya. "Sampai kapan, Lalisa? Aku juga butuh kepastian, aku sudah mengatakan bahwa aku hanya ingin kau menjadi milikku satu-satunya, apakah sangat sulit bagimu melakukan hal itu?" Ucap Jennie yang menatap Lalisa dengan kesal.
Lalisa terdiam, dia membuang pandangannya ke sembarang arah, gigi-giginya sedikit menggeretak, kedua matanya terpejam dan dia memijat pelipisnya.
"Wae? Kenapa diam? Lagipula, apa yang kau pikirkan lagi? Kau mengatakan dari awal bahwa kau hanya mencintaiku, apa yang membuatmu sulit melakukannya? Jika alasannya adalah Alice, serahkan saja padaku, aku akan memberikannya pengertian, kau tahu aku juga menyayanginya." Lanjut Jennie berbicara dan membuat Lalisa sekarang membuka kedua matanya, dia menoleh lagi ke sampingnya yang dimana ada Jennie yang duduk di sebelahnya, mereka tengah duduk di atas sofa ruang tamu.
"Jennie, kau tidak pernah mengerti."
"M-mwo? Aku tidak mengerti katamu? Apa yang aku tidak mengerti? Aku berusaha mengerti kondisimu, Lalisa. Tetapi bukan berarti aku akan menerima perselingkuhan ini terus menerus, aku juga ingin menikah, aku ingin berumah tangga, dan yang paling penting, aku menginginkanmu, Lalisa." Ucap Jennie dengan penuh penekanan dan tatapan yang sangat tajam, wanita bermata kucing itu terlihat sangat kesal.
Lalisa berusaha meraih kedua tangan Jennie. "Jennie, listen.. aku sudah milikmu, dari awal kita menjalani semua ini, aku sudah menjadi milikmu, Jennie. Apa yang kau khawatirkan lagi? Aku akan menikahimu segera, tetapi jangan secepat ini, aku.. aku hanya butuh waktu untuk menjelaskan pada kedua orang tuaku, kedua orang tua Chaeyoung. Hanya itu yang aku pikirkan, aku mohon, tunggu aku sebentar lagi." Dia menjelaskan dengan suara yang lembut dan tidak amarah di dalamnya, dia menatap lekat sosok wanita yang ia cintai saat ini.
Namun, Jennie hanya berusaha membuang pandangannya, kedua matanya sudah berkaca-kaca, ternyata ini bukan permasalahan dia yang terlihat egois, namun benar kata Jennie, dia hanya butuh kepastian, tetapi apa yang di harapkan dari sebuah hubungan perselingkuhan selain harus mengikhlaskan?
Satu tetes air mata mengalir di pipi mandu nya. "Seharusnya aku tahu, bahwa hubungan seperti ini memang tidak akan pernah ada kejelasan." Ucap Jennie dengan suara yang sudah bergetar.
Lalisa lantas tahu, bahwa wanita yang berada di sisinya sedang menangis, ia berusaha menangkup kedua pipi Jennie agar Jennie menatap dirinya. "Jennie.." Lalisa menghapus air mata Jennie menggunakan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)
Romance"Bagaimana caraku untuk bahagia?" -Kim Jennie & Lalisa Manoban