11.

6.1K 572 25
                                    

VOTE & KOMENNYA ~

*****

Lalisa POV

Aku menggeliatkan tubuhku lalu bermaksud untuk merentangkan kedua tanganku keatas tetapi tunggu..

Sepertinya tangan kiri ku terasa mati rasa sekarang.

"Argh!" Aku sedikit mengerang ketika merasakan tangan kiriku memang kebas dan sangat sulit untuk ku gerakan.

Wanita di sebelahku lantas menggerakan tubuhnya lalu kedua matanya terpaksa ia buka. "Hey, morning." Ujarnya dan aku sedikit meringis.

"M-morning, Baby." Balasku mengecup bibirnya.

Sepertinya dia tahu kenapa aku terlihat meringis sekarang sebab dia langsung mengangkat kepalanya dan menggeser tubuhnya lalu membantu menunrunkan tangan kiriku. "Mianhae, sepertinya semalaman tadi aku sudah menggunakan lenganmu sebagai bantalanku." Dia menatapku dengan tatapan rasa bersalahnya dan memberi pijatan yang lembut ditanganku.

"Gwenchana, Baby. Aku juga yang ingin melakukannya." Balasku lembut dan dia masih memijat tanganku.

Sejujurnya, ini kali pertamanya aku merasakan tubuhku dipijat oleh tangan wanita karena sebelumnya, Chaeyoung tidak pernah melakukannya meski usia pernikahan kami sudah menginjak tiga tahun lamanya.

"Sudah enakan?" Tanyanya sambil perlahan menggerakan tangan kiriku dan memijat bahuku.

Aku menganggukan kepalaku. "Hmm, sudah. Gomawo, baby." Ucapku lalu dia mengecup bibirku tanpa ragu dan kami menyempatkan waktu untuk saling melumat beberapa menit lalu kami berdua memutuskan untuk menghentikan ciuman kami.

"Kita harus segera bersiap sekarang, kau bisa mandi lebih dahulu." Kata Jennie dengan lembut sambil mengelus pipiku, kalau boleh aku katakan lagi, aku sangat menyukai bareface yang ia milikki, Jennie benar-benar terlihat cantik tanpa riasan di wajahnya dan sepertinya itu akan menjadi salah satu favorit ku.

"Kenapa malah diam?" Sambungnya bertanya.

Aku mengerjap kedua mataku lalu sedikit tersenyum. "Anniya. Aku hanya sedang memandangi wajah cantikmu itu, kau sungguh cantik tanpa riasan di wajahmu itu, Baby." Pujiku sungguh-sungguh.

Lagi-lagi pipi mandunya memerah, dia terlihat malu-malu dan itu sangat membuatku gemas dan selanjutnya yang terjadi dia malah mencubit perutku yang membuatku mengerang dan meringis.

"ssh awwh!" Ringisku sambil berusaha menarik tangannya dari perutku, setelah itu dia melepaskan cubitannya dan kedua bola matanya berputar.

"Berhenti membuatku malu, Hon." Ujarnya yang membuat aku mengerucutkan bibirku.

"Aku hanya bicara kenyataan dan kau malah mencubitku." Ucapku lalu dia mengelus perutku dengan lembut lalu mendaratkan kecupannya di perutku.

"Mian." Ucapnya singkat yang membuatku ingin sekali memeluknya, setelah itu kami berpelukan untuk beberapa menit lamanya.

"Hon, lebih baik kita mandi bersama agar lebih menyingkat waktu." Ucapku yang memang terdengar hanya sebuah akal-akalanku saja untuk mengajaknya mandi bersama.

'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang