25.

4.9K 492 68
                                    

Vote
&
Komennya.

*****

Jennie baru saja memasuki rumahnya ketika ia baru saja di antar oleh Lalisa, namun dia sangat di kejutkan kala melihat kedua orang tuanya yang sudah menatap dengan tatapan intimidasi nya.

"Eomma, Appa? Kalian belum tidur?" Jennie bertanya dengan perasaan gugupnya, dia tidak tahu, apa yang menyebabkan kedua orang tuanya terlihat seperti itu sekarang.

"Jennie-ya, duduk, kami ingin bicara sesuatu padamu." Ucap sang ayah dengan suara puraunya.

"Duduk, Jennie." Sedangkan ibunya berucap dengan suara dingin yang membuat Jennie menghelakan napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya ia duduk di sofa di sebrang dari kedua orang tuanya.

"Ada apa, eomma, appa?" Tanya Jennie berdeham di akhir, rasanya dia ingin segera menghilang dari dunia ini karena tatapan yang diberikan oleh kedua orang tuanya terutama lagi dengan tatapan ibunya, itu benar-benar terlihat tajam.

"Apa hubunganmu dengan Lalisa?"

Deg!

Satu pertanyaan baru saja terlontar dari mulut sang ayah, Jennie segera membasahi bibirnya, dia terkekeh dengan wajah gugupnya.

"Maksud, appa? Kenapa menanyakan itu?"

Ibu Jennie memijat pelipisnya sendiri, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag berwarna coklat yang berada di atas meja, lebih tepatnya, ibunya melemparkannya dengan kasar ke atas meja beberapa lembar foto dan ternyata itu adalah foto Jennie dan Lalisa, di dalam foto-foto itu bahkan Jennie dan Lalisa terlihat sangat mesra dan intim karena dari beberapa foto tersebut, salah satunya ada Jennie dan Lalisa yang tengah saling berciuman bibir.

"Jelaskan pada kami, apa maksud dari foto-foto itu, Jennie Kim!" Sentak sang ibu terlihat sangat marah pada Jennie.

Kedua mata Jennie membulat, dia segera membereskan foto-foto tersembut dan berusaha menyembunyikannya. "Appa, eomma.. kurasa.. seseorang telah mengedit fotoku bersama Lalisa, aku akan mencaritahunya segera." Ucap Jennie berusaha untuk menutupi kebohongannya.

Wajah ayah Jennie memerah. "Cukup membodohi kedua orang tuamu, Jennie! Katakan saja, apa hubunganmu dengan Lalisa?!"

"Jennie, kita memang keluarga yang sederhana, eomma dan appa bukan kedua orang tua yang terpandang, tetapi apakah ini yang kami ajarkan padamu, nak? Tahukah kamu bahwa tidak ada yang paling rendah dari seorang perebut istri orang? Kenapa kau melakukannya, nak?" Kini ibunya berucap dengan suara lirihnya, wajahnya sudah tak bisa di gambarkan lagi dan Jennie segera menitihkan air matanya, ucapan ibunya sangat mengenai relung hatinya yang paling dalam.

"Eomma, appa.. mianhae.. aku.. aku benar-benar minta maaf." Jennie berucap dengan suara yang bergetar, dia menundukan kepalanya dan air matanya terus berjatuhan dari kedua matanya.

Dia sangat tidak tega melihat kedua orang tuanya yang merasa kecewa.

Mendengar permintaan maaf tersebut, sang ibu melemas dan beliau jatuh tidak sadarkan diri yang membuat ayah Jennie beserta Jennie langsung merasa panik dan sang ayah segera membaringkan tubuh ibunya di atas sofa dan keduanya berusaha untuk membuat ibunya tersadar kembali.

'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang