Chapter 16

76 58 8
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak

Please vote and comment🙏

Enjoy guys

Happy reading 🌞

****

Stevano Excel Jonas. Pria tampan yang menjadi incaran para siswi di sekolahnya, ia terlihat perfect dan sempurna didepan umum, tetapi ia memiliki sisi kelam yang tidak pernah ia tunjukkan pada orang lain.
Stevano anak angkat dari seorang pengusaha yang cukup terkenal dan disegani. Tapi siapa sangka dibalik terkenalnya itu, ayah angkatnya adalah seseorang yang haus akan nyawa manusia atau dikenal dengan sebutan psychopath.

Awalnya ia tahu tentang fakta ini saat ia berusia 15 tahun, hari itu ia pergi keruang kerja ayahnya dan mendengar perbincangan ayah angkatnya dengan sekretaris sekaligus tangan kanannya di berbagai kondisi.

Ia terkejut mendengar fakta itu, apalagi saat ia tahu jika bundanya tidak mengetahui kalau ia bukan anak kandungnya, melainkan anak korban yang di culiknya beberapa tahun silam. Bundanya berfikir kalau Vano ini adalah anak kandungnya. Ternyata anak kandung orang tua angkatnya telah hilang saat baru lahir, lebih tepatnya di culik oleh musuh ayah angkatnya.

Ia masih tidak tahu siapa yang menculik anak kandung orang tua angkatnya dan bagaimana kabar anak malang itu, tetapi Vano memilih tidak ikut campur  agar semuanya berjalan lancar seiring berjalannya waktu. Ia  belum siap jika nantinya bunda tahu  kalau ia bukan anak kandungnya, melainkan anak orang lain dan mengusirnya dari rumah. Ia sangat sayang terhadap bunda, yang sudah merawatnya dan memberi kasih sayang layaknya anak sendiri.

" Bunda Vano keluar dulu ya, ketemu sama temen-temen" ucap Vano dengan suara yang lembut sembari menghampiri ibunda tercinta.

" Kenapa malem-malem begini? Besok aja, kalau memang penting" ucap Mama Vano yang bernama Isabella Ertha atau bisa di panggil bunda Bella, ia merupakan sosok bunda yang sangat penyayang dan penuh perhatian.

Tanpa sepengetahuan vano, ternyata bunda sudah mengetahui fakta bahwa ia bukan anak kandungnya. Ia diberitahu beberapa hari yang lalu oleh suaminya tetapi ia tidak peduli, karena Vano ia sendiri yang membesarkan sedari  bayi, jadi ia sudah mengganggap Vano itu adalah anaknya. Walaupun ia sedih karena anak kandungnya entah dimana dan bagaimana keadaannya sekarang.

" Mau bantu-bantu dikit nyiapin pertunangan nya temen Vano" jawab Vano halus.

" Siapa? Temen kamu yang mana Van?" Tanya Bella sembari mengusap kepala anaknya.

" Si Andra Bun, dia di jodohin sama temen sekelas aku" jawab Vano.

" Oh gitu, yaudah hati-hati ya" ucap Bella.

" Oh iya, gimana hubungan kamu sama Luna, kalian udah baikan?" Tanya Bella penasaran karena anaknya ini sudah lama tidak menceritakan Luna, mungkin seminggu ini.

" Ya begitu lah Bun, kita makin jauh, dia kayaknya benci banget sama aku" ucap Vano dengan raut muka yang sedih.

" Yaudah kamu ikhlasin dia ya, buka lembaran baru, mungkin kalian gak jodoh" ucap Bella menasehati anaknya tersebut.

" Tapi Vano cinta Luna Bun, Vano gak mau orang lain selain Luna, tapi Lunanya gak suka sama Vano" lanjutnya

" Yaudah, sekarang kamu berangkat dulu bantuin Andra, masalah Luna kamu bisa mikirin lagi nanti, masa ia jagoan bunda galau gara-gara cewek sih" ucap Bella bergurau untuk mengalihkan rasa sedih anaknya.

Painful MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang