Jangan lupa tinggalkan jejak
Please vote and comment 🙏🙏
Typo bertebaran
Enjoy guys
Happy reading 🌞
****
Pagi menyambut membuat Luna yang sedang tidur terusik dengan sinar matahari yang memantul dari jendela kamarnya. Hari ini adalah hari pertama dia memasuki kelas 12 setelah sekian lama libur sekolah.
Seperti yang kita tahu, anak kelas 12 adalah masa masa yang sangat melelahkan, apalagi mereka harus memulai memperbaiki nilai mereka, agar bisa mengikuti tes snbp, dan lolos di universitas yang mereka impikan.
Tidak ada waktu untuk main main lagi buat anak kelas 12, karena segala sesuatu di tentukan dari sekarang, zaman sekarang nilai adalah segalanya. Bahkan untuk mencari kerja pun nilai yang akan di lihat oleh mereka.
Luna yang merasa itu adalah hal yang sangat penting, tidak ingin membuat masa masa kelas 12 nya menjadi sulit, ia akan mulai rajin dan ambis di saat ini, walaupun rasa malas sering kali menghampiri dia.
Dengan malasnya Luna melihat jam yang tertera di hp nya, ternyata jam sudah menuju pukul 6.45, itu pertanda bahwa Luna terlambat bangun.
" Astaga udah jam segini, telat dah gw di hari pertama" ucap Luna panik sambil bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandinya.
" Akhhh mampus gw bakal berdiri di tiang bendera, ini kenapa alarm gw pake segala gak bunyi sih" gerutu Luna sambil berlari menuruni tangga, hingga ia tidak melihat sesosok manusia yang sudah menunggu nya di ruang makan sedari tadi.
" Luna kamu telat?" Pertanyaan yang tidak bermutu di tanyakan oleh orang tersebut yang tak lain dan tak bukan ialah Stevano.
" Lu gak liat ini jam berapa hah, lagi lu ngapain sih di sini, mau ngapelin maid gw, kalau gitu bye gw mau berangkat dulu, udah telat nih" ucap Luna sambil melengos meninggalkan Vano sendirian di ruang makan.
" Lun tungguin aku" ucap Vano sambil berlari menghampiri Luna yang ternyata sudah melajukan motornya meninggalkan rumah.
" Akhh sial gagal lagi gw" kesal Vano sambil berlari menghampiri motor kesayangannya dan bergegas pergi ke sekolah.
****
Sesampainya Luna disekolah, ia berfikir bahwa Stevano tidak akan mengikutinya sampai segitunya, ternyata dugaannya salah, buktinya sekarang ia telah menarik atensi para siswa siswi di sekolah nya dengan kehebohan dia yang memanggil manggil nama Luna dengan lantang di ikut dengan larian kecilnya agar bisa menyusul langkah Luna.
" Luna tungguin aku, aku mau ngomong hal penting sama kamu" ucap Vano di sela larian kecilnya.
Luna hanya menghiraukan ucapan Vano tersebut sambil terus berjalan ke arah kelas nya, ia tidak ingin waktunya terbuang sia sia karena meladeni manusia gak jelas seperti Vano.
" Luna please berhenti aku perlu ngomong sama kamu" ucap Vano lagi sambil menggenggam tangan Luna dengan erat sehingga Luna terpaksa menghentikan langkahnya.
" Apalagi sih, gak ada yang perlu kita omongin lagi, semuanya udah selesai!" Ucap Luna setengah kesal karena harus di berhentikan jalannya menuju kelas.
Vano merasa kesal karena Luna tidak mengacuhkan nya, akhirnya mau tidak mau Vano menyeret Luna kembali ke arah parkiran dan membawanya pergi ke suatu taman.
" Lu mau bawa gw kemana sih, lepas gak, gw tuh ada kelas sama guru killer" ucap Luna dengan kesal, ia tidak mau di hari pertamanya masuk kembali sudah terkena masalah apalagi sekarang ia sudah kelas 12, yang ada ia akan di persulit saat kelulusan nanti.
" Gw mau jelasin sesuatu ke lu, bisa kan lu dengerin sebentar" ujar Vano dengan frustasi karena ia tidak bisa begini terus dengan Luna.
" gak ada yang harus dijelasin lagi, gw sudah capek sama semuanya, sekarang kita sudah punya kehidupan masing masing jadi tolong lu jangan mengusik gw lagi" putus luna sembari meninggalkan vano sendirian di taman.
karena sudah terlanjur membolos akhirnya luna memutuskan untuk pergi ke kafe yang ada disana untuk mendinginkan otaknya.
hari pertama tapi sudah kacau seperti ini, dasar vano sialan, ia merusak harinya yang begitu cerah ini, seharusnya ia sudah belajar dan mendapatkan materi baru, tetapi gara gara vano semuanya harus sirna , ia bahkan harus mendapatkan masalah baru karena bolosnya ini nanti dari mamanya.
luna hanya mampu menghela nafas dan merenungi nasibnya nanti, entah alasan apa yang akan ia berikan nanti ke mamanya, mamanya tidak mungkin percaya begitu saja dengan dirinya, sudahlah hal itu nanti saja ia pikirkan, untuk sekarang ia nikmati dulu suasana disini, kafe ini luar biasa suasananya mampu membuat ia tenang.
setelah cukup lama di kafe luna memutuskan untuk pulang, tanpa di sangka ternyata mamanya sudah menunggu nya di ruang keluarga, luna yang sudah lelah pun hanya mengacuhkan mamanya.
" Habis dari mana kamu Luna, kenapa tadi bolos sekolah?!!" Tanya Rosa dengan nada tinggi
" Nanti dulu ya ma Luna capek, nanti kita bahas" tolak Luna dengan nada lembut.
" Halah banyak banget alasan kamu, capek capek lebih capek an mama dari pada kamu" ucap Rosa
" Iya, Luna tau mama capek, mangkanya nanti aja kita bahasnya, Luna mau ganti baju dulu" ucap Luna lagi
" Mama gak mau tau ya, kamu ini gak tau diri banget, udah saya sekolahin bukannya makin bener malah begini, gak guna tau gak kamu sekolah, rugi saya jadinya " ucap Rosa yang langsung menohok ulung hati Luna.
" Kamu itu harus tau diri, tanpa saya kamu gak akan bisa hidup enak kayak gini, nyesel tau gak saya lahirin kamu"
" Lebih baik adik kamu, lebih bisa membahagiakan saya ketimbang kamu yang hanya nyusahin saya" ucap Rosa barusan langsung menjadi tanda tanya di Luna
" Adik?, Sejak kapan Luna punya adik, lalu dimana dia?" Tanya Luna beruntun.
" Yang jelas dia tidak tinggal di Indonesia, mengenai adik kamu tidak perlu ikut campur, saya disini cuma mau bilang kalau mulai besok saya akan pindah ke Amerika dan tidak akan kembali, lalu kamu tinggal di sini bersama pengasuh kamu, uang bulanan nanti saya kirim tergantung diri kamu"
" Dasar tidak tau diri" ucap Rosa yang menjadi kalimat terakhir dia sebelum dia meninggalkan Luna yang masih mematung di ruang keluarga.
Tidak lama dari situ, Luna melihat mamanya membawa semua barang barang nya untuk pergi dari rumah itu, meninggalkan Luna sendirian, bahkan Luna tidak sempat menanyakan kebenaran dari ucapan mamanya tadi.
Luna menangis sesenggukan di ruang keluarga sendirian dan hanya di temani kesunyian malam, ia di tinggalkan, ia di buang oleh mamanya, kenapa jadi begini, memang apa salah dia. Hanya kesalahan kali ini tapi sudah berdampak fatal bagi dirinya.
Kenapa ia selalu di tinggalkan sendirian, apakah salah kalau ia ingin juga mendapatkan kebahagiaan, ia sudah lelah dengan semua drama yang ada di hidupnya. Kapan semua ini akan berakhir, ia sudah tidak kuat lagi, ingin rasanya ia pergi dari sini, tapi masih banyak yang harus ia lakukan.
Karena terlalu lelah setelah menangis, Luna langsung beranjak untuk pergi ke kamar, supaya ia bisa istirahat dan memulai hari baiknya besok, ia masih berharap bahwa ini hanya sekedar mimpi di siang bolong.
TBC.
Jangan lupa tinggalkan jejak
Please vote and comment 🙏🙏
Typo bertebaran
Enjoy guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Memories
FanfictionAluna seorang gadis yang tidak tahu tentang dirinya sendiri, banyak hal yang di sebunyikan orang tuanya dari darinya. ia harus melalui segala macam peristiwa yang mengguncang kejiwaanya, disamping itu ia selalu mendapatkan kejutan yang tidak pernah...