Wanita ini mengetuk-ngetuk meja pantri yang ada di dapur kantor. Cila masih memikirkan cara untuk mendekati Reynart tanpa ketahuan oleh Flora. Jika bukan karena untuk memastikan sesuatu, Cila tak akan repot-repot berpikir keras seperti ini.
"Kamu tidak makan?" tanya salah satu teman sepekerjaan dengan Cila di sana.
"Aku tidak lapar," katanya. Padahal dia membawa kotak makan untuk makan siangnya ini.
Temannya pun membuka kotak makanan dan mulai menyantap makan siangnya di sana, ditemani oleh Cila yang asyik melamun.
"Aku ingin bertanya," celetuk Cila. Temannya itu pun memusatkan pandangannya kepada Cila kemudian. "Hubungan apa yang terjalin antara Pak Reynart dan Nona Flora?"
Wanita sesama office girl itu pun menenggak minuman lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Cila. "Ini sudah banyak dibicarakan oleh karyawan kantor. Ada yang bilang kalau keduanya adalah pasangan kekasih. Ada juga yang mengatakan jika itu hanya perasaan sepihak dari Nona Flora. Dan ada juga yang bilang kalau mereka hanya partner kerja. Entah, aku juga tidak tau yang benar yang mana. Yang pasti bisa kita lihat dengan jelas jika Nona Flora tampak begitu memperhatikan Pak Reynart. Atau mungkin itu sudah menjadi bagian dari perkejaannya sebagai sekretaris?"
Cila pun mengangguk paham. Jadi, hubungan mereka belum jelas apa. Tetapi benar kata temannya ini jika Flora lebih memperhatikan Reynart, mungkin benar bila perasaan sepihak hanya ada pada diri Flora sendiri. Jika demikian, Reynart mungkin mengabaikan perasaan wanita itu. Sungguh pria yang egois.
"Kenapa kamu bertanya mengenai hubungan mereka? Apa kamu tertarik juga dengan Pak Reynart?"
Cila melotot dan langsung menggeleng di sana. "Tidak. Aku hanya penasaran karena melihat Nona Flora yang begitu perhatian kepada Pak Reynart."
"Sebenarnya jika kamu menyukai Pak Reynart itu adalah hal wajar. Banyak karyawan wanita di sini yang menyukai pria itu. Pak Reynart tampak, sukses, dan kaya raya. Semua wanita pasti bermimpi untuk mendapatkannya. Tapi, semua berakhir ketika sosok Nona Flora hadir dan menghadang mereka yang berani mendekati Pak Reynart. Jadi, kalau memang kamu menyukai Pak Reynart, kamu harus berani mengimbangi Nona Flora dan melawannya jika ditindas."
"Ditindas?" kernyit Cila kemudian.
Temannya mengangguk sembari menelan makanan di dalam mulutnya itu. "Ya. Nona Flora tak membiarkan siapa pun berani mengambil perhatian Pak Reynart. Bisa dibilang dia adalah wanita yang menyebalkan." Untuk hal ini Cila sangat setuju. "Dia seperti ingin menguasai Pak Reynart. Padahal jelas terlihat jika hubungan mereka hanya sebatas sekretaris dan atasan. Meskipun timbul rumor A, B, dan C, tetapi aku yakin bila Pak Reynart sama sekali tak tertarik dengan Nona Flora."
Cila mengangguk. Jadi dia harus mencari celah untuk mengalihkan sosok Flora lebih dulu. "Ah iya satu lagi. Pernah terdengar kabar jika Nona Flora nekat berkunjung ke rumah Pak Reynart. Kamu tau apa yang terjadi selanjutnya? Dia bahkan tidak dibukakan pintu meskipun di bagian depan ada mobil Pak Reynart."
Cila mengernyit. "Kenapa begitu?"
Temannya mengedikkan bahu. "Entahlah. Ada yang mengatakan jika sudah sejak lama Pak Reynart tidak pernah mengijinkan para karyawan kantor berkunjung ke rumahnya. Nona Flora mungkin berkeinginan mematahkan rumor itu, tetapi apa yang terjadi adalah sebuah kebalikannya. Sejak saat itu Nona Flora tidak pernah lagi berkunjung ke rumah Pak Reynart. Karyawan lain sempat bertanya-tanya kira-kira apa yang disembunyikan di dalam rumah besar itu, tapi mereka tak menemukan jawaban apa pun."
Cila pun bingung. Padahal selama dua hari kemarin dia bisa keluar masuk ke rumah itu. Jika memang para karyawan tidak boleh masuk, kenapa dirinya diijinkan datang dan masuk? Aneh. Benar-benar aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE TERAKHIR✔
Fantasy[SPIN OFF dari The Cursed Vampire dan Sleeping Mate] "Pergilah ke dunia manusia," ucap Wizard Berta kepada Reynart dengan wajah seriusnya. "Untuk?" tanya pria itu dengan sejuta kebingungan di sana. "Bukankah kau sedang mencari tahu di mana mate mu...