"Terima kasih untuk meeting hari ini, Pak Elijah," ucap seorang pria dengan kumis di atas bibirnya. Elijah menyambut baik uluran tangan pria yang ia segani ini. Cila ikut juga berjabat tangan di sana sebagai formalitas dalam bekerja. "Kira-kira ke mana perginya Pak Reynart?"
"Beliau ada urusan kekeluargaan, Pak. Kebetulan saya lah yang ditunjuk langsung untuk menggantikan beliau sementara. Saya harap ketidakberadaan Pak Reynart sama sekali tak mengganggu kerja sama dua perusahaan. Segera jika Pak Reynart telah kembali, beliau akan menemui Anda secara langsung."
"Ah, jadi begitu. Baiklah, agaknya ada urusan yang begitu penting. Atau ... beliau sedang sibuk mempersiapkan pernikahan?"
Cila mengernyit. Elijah langsung mengeluarkan tawa penuh paksanya. "Sepertinya bukan, Pak. Saya tidak bisa memastikannya," jawab Elijah. "Kalau begitu kami permisi dulu ya, Pak. Terima kasih untuk waktunya."
Pria itu mengangguk, lalu ikut mengantar Elijah dan Cila untuk mencapai pintu keluar. Setelah dari perusahaan itu, kedua orang ini bergegas kembali ke perusahaan lagi. Cila mencoba untuk melihat jadwal Elijah selanjutnya. Elijah yang melihat wanita ini bekerja begitu keras pun sangat salut.
"Kamu jika ada hal yang dibutuhkan katakan saja padaku, Cila. Sementara ini Reynart tidak ada di rumah, jadi jangan sungkan untuk meminta tolong padaku," tutur pria yang fokus dengan jalanan. Elijah memang tidak pernah memakai sopir, jadi dia lah yang selalu menyetir.
Cila menoleh, lalu mengangguk. "Aku ingin bertanya, ini mengenai hubungan Pak Reynart dan Pak Elijah. Kalian berdua terlihat sangat dekat sekali, kalian sudah berteman sejak lama kah?"
Elijah tersenyum. Cila bukanlah orang pertama yang menanyakan perihal pertemanannya dengan pria itu. Biasanya Elijah akan menjawab random seperti mereka dulunya berkuliah di tempat yang sama dan lingkungan keluarga mereka juga dekat. Namun kali ini berbeda, Elijah akan menceritakan semua informasi kepada wanita ini. Menurutnya Cila juga perlu tau.
"Aku dan Reynart dulunya berada di universitas yang sama di dunia manusia ini. Sebelumnya kami tinggal berada di belahan bumi lainnya. Dulu Reynart dan keluarganya tinggal di dunia manusia. Mereka memutuskan untuk tinggal di sini dan mengamati segala perilaku manusia-manusia. Sepanjang aku mengenal orang tua Reynart, keduanya begitu hangat dan sangatlah baik."
Elijah memberikan informasi ini dengan senyum di wajahnya. Cila bisa menilai jika itu adalah pengalaman yang baik bagi Elijah sendiri. "Oh iya, kamu harus bertemu dengan Mrs. Martin. Dia adalah ibu Reynart. Beliau sangatlah jago memasak. Masakannya begitu lezat."
Cila mengangguk, ikut tersenyum di sana. Dia bisa merasakan bagaimana kehangatan yang diciptakan oleh keluarga Reynart. Dan hal itu membuat wanita ini juga tak sabar untuk bertemu mereka.
"Kembali ke cerita," kata Elijah mengingat ceritanya belum selesai. "Aku dan Reynart berpisah saat dia dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke dunia immortal. Setelah itu aku tidak pernah bertemu dengan dia lagi. Beratus-ratus tahun lamanya, Reynart muncul kembali di depanku. Aku benar-benar terkejut saat takdir mempertemukan kita. Dan pada akhirnya aku pun memberikan tempat tinggal dan menuangkan ide agar dia mendirikan perusahaan agar bisa menemukan mate nya, alias dirimu."
Cila tak menyangka jika Reynart sudah menunggu dirinya sejak lama. Haruskah dia beruntung memiliki mate seperti pria itu?
"Kau harus beruntung memilikinya, Cila," celetuk Elijah. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan mereka baru saja memasuki area parkiran kantor. "Dia adalah pria yang sabar. Sabar menunggu mate nya datang. Tidak mudah menunggu takdir kita datang dalam kurun waktu selama itu."
Cila mengangguk. Lalu dia pun tersenyum di sana. "Terima kasih sudah menceritakan ini, Pak."
"Sama-sama. Aku masih berharap kita bisa berbicara secara informal saja jika berdua seperti ini, Cila."
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE TERAKHIR✔
Fantasi[SPIN OFF dari The Cursed Vampire dan Sleeping Mate] "Pergilah ke dunia manusia," ucap Wizard Berta kepada Reynart dengan wajah seriusnya. "Untuk?" tanya pria itu dengan sejuta kebingungan di sana. "Bukankah kau sedang mencari tahu di mana mate mu...