BAGIAN 44

383 13 0
                                    


Elijah menarik dan membawa Flora ke ruangannya sendiri. Flora yang baru pertama kali mendapat perlakuan kasar dari pria ini pun merasa tak menyangka sama sekali. Wanita ini mengusap pergelangan tangannya yang sedikit kemerahan di sana.

"Kemasi barang-barangmu," perintah Elijah dengan tatapan dingin.

Flora mencoba untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Ini masih jam kerja, Pak. Saya harus kembali bekerja. Dan saya juga harus beristirahat sejenak karena mental saya cukup down sekarang setelah bergelut dengan sebuah nyawa."

Elijah tersenyum sinis. "Tidak usah berlagak seperti korban. Lebih kamu segera keluar dari perusahaan ini sebelum Pak Reynart menendangmu dengan kasar."

Flora melotot karena malah dirinya yang berakhir di keluarkan. Padahal rencana awal adalah dia ingin menyingkirkan Cila, kenapa sekarang dirinya yang harus tersingkir. Elijah yang sejak tadi bisa membaca pikiran wanita di depannya ini pun merasa tak terkejut sama sekali.

"Saya beri kamu waktu selama 30 menit. Bereskan barang-barang. Pesangon dan gajimu besok akan kami kirim ke rekening."

Elijah mengucapakan semuanya dengan mudah. Setelah itu pria ini bergegas menuju ke pintu. Flora tak tinggal diam, dia mengejar atasannya itu. "Pak!" panggil wanita ini. "Saya dipecat?"

Elijah berbalik, menatap Flora dengan jengah. "Apa kata-kata saya masih belum jelas, Flora?"

"Ya tapi Anda tidak berhak memecat saya. Semua keputusan ada pada Pak Reynart. Saya adalah sekretaris beliau."

Wanita itu masih mencoba untuk mempertahankan harga dirinya di sana. Namun Elijah yang sudah bisa membaca kejahatan Flora pun tentu tak akan tinggal diam. Akan jauh lebih baik jika Elijah yang turun dan bukannya Reynart. Karena jika temannya itu turun dan tau masalah yang terjadi maka Elijah tak bisa menjamin keselamatan Flora.

Elijah menghampiri Flora, berdiri tepat di depan wanita itu. "Keputusan yang saya buat akan sama persis dengan yang Pak Reynart buat. Saya hanya memperingatkanmu, Flora. Akan jauh lebih baik jika kamu pergi sekarang. Karena jika di depanmu sekarang adalah Pak Reynart, bukan hanya pemecatan yang kamu dapat, tapi hukuman yang berat dan tak pernah bisa kamu bayangkan."

Flora menelan ludahnya dengan susah payah, entah kenapa kata-kata Elijah sekarang membuatnya ciut. Elijah berbalik untuk kembali keluar ruangan itu. Sepeninggalan Elijah, tampak raut muka Flora yang perlahan mengeras dan memerah. Wanita ini benar-benar sudah menahan amarahnya.

Meninggalkan Flora yang akhirnya tersingkirkan dari perusahaan itu, Reynart sedang menemani Cila berganti baju. Karena di kantor tidak ada baju, maka mereka terpaksa harus pulang. Sebelum membawa Cila ke rumahnya, Reynart membeli baju sebentar di sebuah toko yang mereka lewati. Bukan baju kantor karena mereka tidak akan kembali ke kantor. Reynart memilih dres selutut berwarna cokelat.

Cila merasa tak enak hati karena telah merepotkan mate nya. Namun, dia kembali mengingat jika kalau saja Reyanrt dan Elijah tadi tidak datang, maka Flora bisa tidak selamat dan Cila akan merasa bersalah sepanjang hidupnya.

"Rey ... kamu tau di mana Nona Flora sekarang?" tanya Cila yang datang menghampiri Reynart di area ruang tamu. Wanita itu tampak terlihat cantik dengan balutan dress pilihan mate nya. Reynart merasa puas dengan apa yang ia lihat.

"Aku tidak tau," jawab pria itu singkat. Cila mengambil duduk tepat di sebelah Reynart, dia mengambil jarak beberapa centi di sana.

Reynart menutup ponselnya. Dia baru saja mengabari Elijah jika dirinya tak akan kembali ke kantor lagi. Dan dia meminta Elijah untuk membawakan barang-barang Cila beserta miliknya.

MATE TERAKHIR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang