BAGIAN 21

544 22 0
                                    


Langkah kakinya membawa pria itu di dekat sebuah rumah lagi. Rumah sama yang sering dia pantau beberapa hari terakhir ini. Dan seperti biasa dia akan bersembunyi di dekat pohon. Sejauh ini tidak ada hal yang mencurigakan dari dalam rumah tersebut. Akan tetapi dia meyakini bila keluarga ini memiliki sebuah rahasia di sana.

Pesan dari nomor tak dikenal masuk ke dalam ponsel Cila. Wanita itu membaca isi pesan yang ternyata berasal dari Clif. Cila menjadi bingung karena dia sepertinya belum memberikan nomor ponselnya pada pria itu. Tapi mengabaikan kebingungannya, Cila dengan segera mendial nomor yang katanya adalah Clif.

"Halo."

"Halo, Cila. Ini aku Clif," jawab suara berat di seberang sana. Cila mengangguk, benar itu adalah Clif, tadinya dia pikir orang iseng. "Maaf mengganggumu, apa malam ini kamu sedang tidak ada acara?"

"Tidak ada. Kenapa Clif?"

"Kebetulan. Kamu mau ikut bersamaku nonton film tidak? Ada film baru yang keluar beberapa hari ini. Aku sangat ingin menonton, tetapi tidak memiliki teman. Lalu aku teringat denganmu."

Cila menatap jarum jam yang ada di dinding kamarnya. Masih jam setengah tujuh, tidak ada salahnya dia keluar sebentar. "Baiklah. Di mana kita bertemu?" tanya Cila kemudian.

"Biar aku menjemputmu di gang rumahmu saja. Kamu tunggulah di sana, aku akan berangkat sebentar lagi," balas Clif. Cila mengangguk, lalu panggilan pun ditutup sepihak oleh Clif. Tanpa berlama-lama Cila pun langsung bersiap-siap untuk keluar malam ini.

Saat perjalanan menuju ke depan gang, Cila sudah merasakan bila ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Cila tak ingin kejadian yang lalu terulang lagi ditambah lagi lampu di gang rumahnya belum diperbaiki oleh pak RT. Cila memilih mempercepat langkahnya agar segera sampai di depan gang yang tentu saja ramai orang.

Clif baru saja tiba, lalu dia melihat Cila dari kejauhan. Cila yang melihat temannya itu pun merasa lega dan segera berlari kecil. Clif memincing curiga tatkala melihat sekelebat bayangan di belakang Cila yang akhirnya tak terlihat lagi setelah itu.

"Ayo, Clif," tegur Cila. Clif mengangguk dan ikut masuk ke dalam mobil. Kendaraan Clif pun berjalan membelah jalanan.

"Aku sudah memesan tiket via online sebelum ke sini."

Cila mengangguk paham. "Bagaimana kabar bibimu itu, Cilf?" tanya Cila mengubah topik pembicaraan mereka.

"Bibi sepertinya baik. Aku terakhir ke rumahnya saat kamu mengantar bunga waktu itu."

Cila kembali mengangguk paham. Sedikit merasa jahat juga karena mencoba menggali informasi mengenai bibi Clif itu. "Apa dia hanya tinggal sendirian?"

"Apa aku belum memberitahumu?" sahut Clif dengan nada bingung di sana. "Sepertinya aku lupa. Jadi Bibiku adalah seorang janda. Dia sudah pernah menikah, tapi suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Hingga sekarang jasadnya belum ditemukan."

Cila terkejut mendengar penuturan Clif ini. Sungguh malam wanita itu, tetapi tetap saja Cila ingin tahu hubungan apa yang Reynart dan bibi Clif jalani.

Untungnya Clif sudah memesan tiket nonton, jadi mereka tidak perlu antre dan bisa langsung masuk sembari menunggu film di mulai. Clif tadi juga menyempatkan diri membeli beberapa makanan untuk Cila. Karena ini adalah kali pertama mereka jalan berdua, jadi Clif kurang tau makanan kesukaan wanita itu.

Awalnya semua berjalan dengan lancar dan semua orang tampak fokus dengan adegan-adegan yang ada di film itu. Film yang Clif tonton bergenre horor yang menyajikan pemeran utama sebagai seorang vampir. Karena genre horor, jadi tak heran akan timbul beberapa jumpscare yang membuat orang-orang di dalam bioskop itu berteriak, tak terkecuali Cila di sana. Clif terlihat jauh lebih tenang, mungkin segan untuk berteriak seperti yang lainnya.

MATE TERAKHIR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang