Cila menatap punggung Reynart dari jauh. Kebetulan dia melihat pria itu yang baru saja memasuki kantor bersama Flora. Tampaknya mereka baru selesai meeting di luar. Ele yang melihat temannya hanya diam pun mengikuti arah pandangan Cila.
"Akhir-akhir ini aku melihat kamu seperti menghindari Pak Rey. Kamu sedang ada masalah kah? Atau kamu berubah pikiran untuk tidak tertarik lagi kepada Pak Rey karena tindakan Nona Flora waktu itu?"
Cila menunduk, mengembuskan napas berat, dia jadi bimbang sekarang. "Aku tidak tau, Ele. Aku melihat Pak Reynart dekat dengan seseorang di luar kantor. Aku pikir mereka memiliki hubungan dekat. Kamu masih ingat soal bunga yang kita antar waktu itu? Itu adalah rumah wanita itu."
Ele melotot ketika mendengar penuturan Cila ini. "Tapi ... yang keluar dari dalam rumah itu adalah seorang pria," sahutnya.
"Ya. Dia Clif. Aku mengenalnya. Entah, dunia begitu sempit di mana ternyata bibi dari temanku itu memiliki hubungan dengan Pak Reynart."
Ele jadi ikut sedih melihat Cila yang patah semangat. "Its oke. Kita masih belum tau jelas hubungan apa yang terjalin di sana kan." Wanita ini mencoba untuk menyamangati Cila saat ini.
"Tapi ... di acara ulang tahun kemarin aku mendengar bila Pak Reynart sudah memiliki calon. Apakah masih pantas untuk aku mendekati orang yang bahkan sudah memiliki calon? Manusia seperti kalian pasti tidak akan menerima itu semu kan?" Cila terdiam ketika dia menyadari jika telah salah berbicara. "Maksudku. Kita tentu tidak menerima dengan yang namanya perusak hubungan orang," ralatnya langsung agar tak menimbulkan kecurigaan Ele.
Lalu Ele pun mengangguk paham. Kemudian kedua orang ini pun bergegas pergi untuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Saat makan siang, Cila hanya makan sendirian di dapur karena Ele sedang pergi untuk membeli makan siangnya. Tadinya Ele meminta Cila untuk makan duluan saja, tetapi Cila memutuskan untuk menunggu temannya itu sembari mengotak-atik ponselnya.
Tidak banyak aplikasi yang ada di ponsel Cila karena wanita itu tidak begitu mahir menggunakan ponsel. Dia menggunakan benda itu hanya untuk menerima panggilan telepon saja atau selebihnya menonton video di youtube.
Video di youtube pun yang Cila tonton mengenai lautan. Menurutnya dengan menonton video itu, dia akan tau bagaimana keadaan tempat tinggal untuk sekarang.
Ketukan di pintu dapur membuat kepala wanita ini menoleh sejenak. Sosok yang saat ini sedang tak ingin dia lihat pun datang. Cila buru-buru menurunkan ponselnya dan lekas berdiri. Reynart, atasannya tersebut sama sekali tak beranjak dari tempatnya. Cila hendak menghampiri pria itu, menanyakan apa keperluannya, tapi Reynart malah melangkah masuk lebih dulu sehingga membuat wanita ini mengurungkan niatnya.
"A-apa ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Cila. Dirinya merutuki kebodohannya yang malah terdengar gugup sekarang.
Reynart menatap wanita di depannya dengan penuh serius, lalu menatap leher Cila yang masih menggunakan kalungnya namun liontinnya tertutupi oleh bajunya.
"Kau ... siapa dirimu sebenarnya?" tanya Reynart yang malah membuat Cila menjadi bingung.
"Saya? Saya Cila, Pak."
Reynart mendesis tak suka ketika mendengar jawaban wanita di depannya. "Kalungmu. Saya ingin melihat kalungmu itu," perintah pria ini. Cila melotot. Reaksi wanita ini malah semakin membuat Reynart curiga.
"U-untuk apa Bapak ingin melihat kalung saya?" balas Cila sembari memegang liontin kalungnya yang masih berada di dalam bajunya itu. Reynart tertawa sinis, dia sudah curiga sejak awal dengan wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE TERAKHIR✔
Fantasia[SPIN OFF dari The Cursed Vampire dan Sleeping Mate] "Pergilah ke dunia manusia," ucap Wizard Berta kepada Reynart dengan wajah seriusnya. "Untuk?" tanya pria itu dengan sejuta kebingungan di sana. "Bukankah kau sedang mencari tahu di mana mate mu...