BAGIAN 20

612 17 1
                                    


Baik Ele ataupun Cila pun sama-sama bingung setelah melihat hasil rekaman CCTV di area dapur. Untuk ruangan Reynart sendiri memang tidak ada CCTV, namun di area luar ruangan terpasang dengan begitu jelas.

"Cila. Lebih baik kita beritahukan ini kepada Pak Rey," saran Ele langsung tanpa perlu berkompromi lagi.

"Tunggu dulu, El. Kita tidak boleh gegabah. Aku memiliki saran terbaik. Bagaimana jika kita tanyakan langsung kepada Nona Flora dan Gita kenapa mereka melakukan ini?"

"Astaga, Cila. Kamu kenapa sebodoh ini, sih? Jelas-jelas Nona Flora melakukan itu semua karena merasa kamu ancaman bagi hubungannya dengan Pak Rey. Kamu tidak lihat bagaimana dia dan Gita membawamu keluar area dapur? Mereka juga membawamu ke lantai ruangan Pak Reynart. Ini harus segera kita laporkan. Agar mereka berdua mendapat hukuman, syukur-syukur langsung dipecat saja."

"Hush, jangan bilang begitu, Ele. Kita tidak tau juga seberapa butuhnya mereka dengan pekerjaan yang dijalani saat ini. Contohnya aku. Aku bekerja di sini, menerima bekerja sebagai office girl semata-mata karena ingin membiayai kehidupan keluargaku. Aku butuh uang. Mungkin saja Nona Flora dan Gita juga butuh uang, jadi sebaiknya kita bicara baik-baik dulu."

Ele tampak masih belum terima dengan saran temannya ini. Menurutnya Cila terlalu baik, padahal karena mereka berdualah dia terancam dipecat dari kantor.

Tanpa berlama-lama, Cila dan Ele pun menemui Gita lebih dulu. Menekan wanita itu untuk mengatakan kejujuran. Namun Gita tetap mengelak, jadi Ele pun berakhir dengan memanggil Flora juga. Keempat orang ini bertemu di area dapur di mana di sana memang sedang tidak ada orang.

"Karena Cila jauh lebih baik, jadi biar aku saja yang berbicara di sini," kata Ele yang sudah tak bisa bersikap sabar seperti temannya. "Kami berdua, aku dan Cila sudah tau apa yang terjadi semalam. Kami mempunyai bukti kuat jika kalian berdua sudah melakukan tindakan tidak baik kepada Cila."

Flora mengernyit, begitu juga dengan Gita. "Apa maksudmu? Jangan coba-coba menuduh tanpa bukti," sahut Flora begitu saja.

"Nona Flora, dengan segala hormat tolong dengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Seperti barusan yang aku katakan, kami berdua memiliki bukti. Bukti ini bisa membuat kalian berdua mungkin terancam dipecat. Tapi kami akan tutup mulut hanya jika kalian mau mengaku dan meminta maaf."

Gita langsung berdiri dari tempatnya. "Apa-apaan kamu, Ele? Apa kamu sudah terpengaruh oleh anak baru ini? Aku sudah bekerja cukup lama di kantor ini, tentu saja aku tidak akan melakukan tindakan yang kamu tuduhkan itu."

Ele pun tertawa setelah mendengar pernyataan wanita ini. "Gita. Gita. Aku tau kamu dibayar oleh Non Flora, bukan? Meskipun kamu sudah bekerja cukup lama di sini, tapi aku tidak menyangka jika kamu akan menjatuhkan sesama kita seperti ini. Sama sepertimu, Cila bekerja di sini banting tulang demi keluarganya. Bagaimana jika kamu berada di posisinya? Apa kamu sanggup dipecat dengan alasan yang bukan kesalahanmu?"

Gita terdiam tatkala Ele mulai menyudutkannya. Flora tampak memandang Cila dengan bengis, semakin kesal ketika wanita itu hanya diam menyaksikan ulah Ele. Flora pun berdiri dari tempatnya, melangkah pergi begitu saja menuju ke arah pintu keluar.

"Hei, Nona. Kita belum selesai berbicara. Kamu belum minta maaf kepada Cila," kata Ele langsung.

Flora berhenti melangkah di ambang pintu, lalu berbalik menatap ketiga orang yang ada di sana. "Aku tidak punya waktu mendengar omong kosong kalian. Dan ya, jika kalian ingin melaporkanku, laporkan saja. Aku tidak peduli," ucap Flora dengan penuh percaya diri. Kemudian wanita itu pun benar-benar pergi dari sana. Ele tampak kesal, lalu Gita juga pergi ikut menyusul Flora.

MATE TERAKHIR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang