...Ulang tahun Karina ya?
Satu hal yang membuatku sedih adalah kami berulang tahun pada tanggal dan bulan yang sama. Seharusnya aku bahagia kan?
Tidak. Ulang tahunku selalu menjadi bagian termiris dalam kehidupan remajaku.
Usiaku dan Karina terpaut dua tahun. Meski begitu, aku hanya satu angkatan di bawahnya. Normalnya, aku seharusnya berusia enam belas tahun karena sudah memasuki tahun ke dua. Tapi saat masih berusia lima tahun, orang tuaku langsung memasukkanku ke sekolah dasar. Alasannya sederhana, karena aku sudah pandai membaca dan menulis.
Kembali pada pembahasan ulang tahunku dan Karina. Setiap tahun, aku hanya mendapat dua hadiah ulang tahun. Dari Ibu dan Ayah. Sementara itu, kamar kami selalu dipenuhi dengan tumpukan hadiah milik Karina yang berasal dari penggemarnya. Bahkan, oppaKu juga ikut memberi Karina hadiah sementara aku tidak pernah diberikan apa-apa olehnya.
Dan tahun ini, aku harus berlapang dada menerima kenyataan bahwa pria yang kutaksir selama dua tahun belakangan ini akan memberikan hadiah spesial untuk Karina. Sebuah kalung berpermata Aquamarine yang cantik dan boneka beruang putih yang lucu.
Ah, sekarang aku semakin sadar bahwa kecantikanlah yang membawa nasib baik pada kehidupan. Aku bukannya tidak pandai bersyukur, tapi itulah realitas yang kualami sendiri.
Sepertinya beban hatiku bertambah satu level lagi tahun ini. Tidak beban tubuh, beban hati, semuanya terus bertambah.
"Mbul?"
Aku menoleh malas pada Yeonjun dan senyuman bodohnya. "Apa?"
Dia cengengesan. "Bisa bantu aku perbaiki lighting tidak? Yang di bagian depan panggung tidak berfungsi dengan baik, jadi kita harus menggesernya secara manual."
Aku melotot buas. "Kau sudah gila? Aku ini perempuan! Kenapa aku yang disuruh?"
Yeonjun memasang wajah memelasnya yang membuatku malah ingin mengeruk kulit wajahnya. "Ayolah, Mbul... aku takut ketinggian. Anggota yang laki-laki belum datang," mohonnya.
Aku menghela napasku dan mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru aula. Di pojok sana aku mendapati Heeseung dan beberapa temannya sedang tertawa-tawa entah menceritakan apa.Aku mengedikkan daguku pada kerumunan itu. "Minta tolong saja pada salah satu dari mereka," suruhku.
"Kau gila? Mereka itu senior!" pekik Yeonjun.
"Kau lebih gila. Aku perempuan, biarpun badanku seperti kuda nil begini."
Yeonjun mengacak rambutnya kesal. "Baiklah. Aku saja yang naik. Tapi kau tolong jaga aku di bawah tangga ya? Aku takut."
Aku mengangguk kemudian memegangi tangga. Ternyata benar. Yeonjun takut ketinggian. Terbukti kakinya baru menapaki dua anak tangga dan dia sudah gemetaran. Payah!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Perfect (HeeHoon) END
FanfictionKetika Sunghoon si gadis bertubuh gempal menyukai Heeseung seorang pria tampan dengan segala kesempurnaan-nya