4

2.8K 291 42
                                    


...

"Kau ingin pergi berkencan?"

Aku melirik Karina yang sedang tengkurap di ranjang sambil memain-mainkan ponselnya.

"Tidak. Aku hanya akan menemani Heeseung ke suatu tempat," jawabku.

Karina segera berdiri kemudian menghampiriku. "Kau berkencan dengan Heeseung?"

"Tidak, bodoh." Aku berbalik untuk mengambil tas selempangku.

"Lalu?" Karina tampak masih penasaran.

"Eh, Karina. Jika Heeseung menyukaimu, apa kau akan menerimanya?"

Karina memasang raut tak senang. "Bagaimana bisa aku berkencan dengan pria yang sedang kau kencani?"

"Aku tak berkencan dengannya, Karin. Bagaimana? Kau mau tidak kalau dengan Heeseung?"

"Aku tak yakin. Soalnya Jake juga sedang mendekatiku." Gadis itu terdiam sebentar, nampak berpikir. "Ah, kemarin malam Heeseung memang mengirimiku pesan. Kau yang memberikan nomorku?"

Aku mengangguk. "Katanya dia menyukaimu sejak SMP."

Seketika aku melihat wajah Karina berubah serius. "Dia suka padaku?"

Lagi-lagi aku mengangguk. "Jika kau belum resmi dengan Jake, pertimbangkanlah Heeseung juga." ujarku sambil menahan perih yang menjalar di hatiku. "Aku pergi dulu, ya?"

Sunghoon, kau benar-benar cocok menjadi pemain drama dengan peran protagonis yang tersakiti. Bodoh sekali!

Seharusnya tadi aku tinggal meminta Karina agar menolak Heeseung dan jadian saja dengan Jake, dengan begitu sakit hatiku akan hilang. Tapi yang terus terbayang di kepalaku tadi adalah wajah bahagia Heeseung saat kami membahas Karina.

Dan lagi, jika Karina langsung menolak Heeseung, berarti tidak ada lagi alasan bagi Heeseung untuk dekat denganku. Serba salah sekali.

"Oke, hati-hati."

Aku melirik Karina yang sudah kembali sibuk dengan ponselnya. Ah, enak sekali menjadi cantik sepertinya. Dua pangeran sekolah kami sudah bertekuk lutut padanya.

Tanpa sengaja, aku melirik bayangan tubuhku yang terpantul di kaca lemari buku. Bukan gadis seperti ini yang disukai Heeseung.

000

Heeseung mengajak Sunghoon berkeliling di pusat perbelanjaan. Pemuda itu seolah memiliki tenaga lebih banyak hari ini. Satu persatu gerai perhiasan mereka masuki, tapi belum ada satupun yang menurut Heeseung cocok bagi Karina.

Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Sunghoon mempercepat langkahnya lalu menarik ujung hoodie yang dikenakan Heeseung. Pria itu menoleh dengan wajah bingung seolah mengatakan 'ada apa?'.

"Lebih baik kita keluar dari sini."

"Eh? Kenapa? Kau sudah lelah ya?"

Sunghoon menggeleng. Dia memang lelah, tapi rasa kesal lebih mendominasi. "Di depan mall ini ada sebuah toko perhiasan yang menjadi tempat langganan Ibuku. Barangkali ada yang kau suka di sana."

Heeseung mengangguk nurut lalu mengikuti Sunghoon yang sudah duluan melangkah keluar mall. Di seberang jalan sana memang ada sebuah toko perhiasan yang bangunannya tidak begitu besar. Namun sekali lihat saja orang akan tahu bahwa tempat itu bukan menjual sembarang perhiasan. Belle Jewelry adalah toko perhiasan paling terkenal di kota ini.

"Karina suka warna biru," kata Sunghoon begitu mereka memasuki pintu toko.

"Silahkan tuan dan nona, ada yang bisa saya bantu?"

I'am Not Perfect (HeeHoon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang