...Heeseung mengebas-ngebaskan bajunya di bagian leher dengan harapan udara akan menelusup ke badannya. Beberapa kali juga ia mengelap peluh di dahinya yang kerap kali memasuki matanya hingga perih. Mungkin gerakan yang ia lakukan terlihat sederhana, tapi tidak bagi para gadis-gadis sekolah yang sudah berjam-jam berdiri di pinggir lapangan demi Heeseung.
Hari ini dia baru saja menyelesaikan lari sprint untuk pengambilan nilai olahraga. Meski dia bukan peraih juara satu, namun hampir seluruh yang menonton terutama kaum hawa terus memekikkan namanya. Tentu saja itu hal yang lumrah terjadi pada siswa penyandang predikat tertampan di sekolah.
Sepasang mata elangnya menyapu pada gadis-gadis yang terus memekikkan namanya. Kadang ia tak habis pikir kenapa juga mereka melakukan hal tak masuk akal begitu.
Heeseung bukan artis dan hanya murid biasa seperti yang lain, kecuali dibagian wajah tampannya. Ia tahu mereka semua adalah pemuja pria tampan seperti dirinya. Tapi tetap saja yang mereka lakukan itu terlalu berlebihan.
"Menikmatinya, huh?" goda Jay, salah seorang teman dekatnya. Ia menyodorkan sebotol air mineral yang langsung diteguk habis oleh Heeseung. Suara pekikan bertambah riuh karena jakun Heeseung yang naik turun ketika minum menambah kesan seksinya.
"Tentu saja. Salah satu fungsi ketampanan yang diberikan padaku ya untuk memuaskan mata gadis-gadis itu," ujar Heeseung, sukses membuat Beomgyu terkikik geli.
"Habis ini kita ke perpustakaan kan?" Jake datang menghampiri mereka dengan wajah lelahnya.
"Woah lihatlah sang pemenang kita hari ini!" seru Jay sambil menepuk-nepuk pundak Jake.
Tak lama kemudian Sunoo datang untuk bergabung. "Pemenang yang namanya hanya mendapati sorakan tidak lebih dari sepuluh gadis. Lihatlah sang juara dua dari belakang ini, dia mendapat seluruh sorakan," ujarnya dengan tampang super menjengkelkan.
Jay terbahak mendengarnya sementara Jake makin merengut. Heeseung juga tak kalah jengkel mendengar posisi larinya disebut-sebut. "Sok sekali pretty boy ini mengatai Heeseung juara dua dari belakang. Sadarlah kau yang menempati posisi satu dari belakang," ejek Jay.
Kali ini giliran Sunoo yang merengut. "Dari pada kau, tidak ikut lari sama sekali karena baru start saja sudah jatuh duluan," balasnya membuat Jay bungkam. Mulut pedas Sunoo memang bukan tandingannya.
"Hentikan perdebatan bodoh kalian. Lebih baik kita segera ke perpustakaan untuk persiapan ujian akhir," tegur Jake.
Mereka berempat akhirnya pergi membersihkan diri kemudian berjalan menuju perpustakaan seperti murid tahun akhir lainnya.
...
Jika gadis-gadis lain terang-terangan menyoraki Heeseung, Sunghoon lebih memilih mengamati pria itu dari jendela kelasnya. Beruntung sekali dia mendapatkan tempat duduk di pojok belakang kelas. Sebenarnya letak posisi duduknya berada di depan ketika dibagikan, tetapi karena postur tubuhnya yang besar menghalangi teman-temannya yang lain, jadilah Sunghoon dipindahkan ke belakang. Awalnya ia merasa hal itu merupakan penghinaan baginya, tapi akhir-akhir ini dia sudah menganggapnya sebagai keberuntungan tersendiri, sebab dengan begini ia bisa leluasa untuk memperhatikan Heeseung.
Sunghoon menopang dagunya seraya menatap Heeseung dan teman-temannya yang kini sedang berjalan memasuki gedung sekolah setelah ujian olahraga. Pria itu tampak seksi dengan keringat yang membasahi wajahnya. Keseksiannya juga yang membuat Sunghoon berkecil hati akan cintanya pada Heeseung. Jangankan terbalas, melirik kearahnya pun Heeseung pasti tidak akan sudi.
Mungkin Sunghoon tidak segemuk Rosemary di Shallow Hal atau Kang Hanna di 200 Pounds Beauty. Tapi, bobot tubuhnya yang mencapai 74 kilogram dan tinggi 162 senti tidak dapat dikatakan kurus sama sekali. Dengan bobot seperti itu, dia bisa menjadi dua orang Yoona SNSD atau Lisa Blackpink.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Perfect (HeeHoon) END
FanfictionKetika Sunghoon si gadis bertubuh gempal menyukai Heeseung seorang pria tampan dengan segala kesempurnaan-nya