MAAF YA KALO 3 PART SEBELUMNYA TERACAK
...Hari ini aku mengajak teman-teman klub dramaku untuk berkumpul. Bukan untuk latihan, melainkan untuk membicarakan soal rencana pernyataan cinta Heeseung pada Karina.
Semua orang serius memperhatikan arahanku. Hanya Yeonjun yang menopang dagunya dengan malas. Sesekali dia menguap dan membuat suara aneh-aneh, tapi aku berusaha untuk tidak memedulikannya.
"Jadi, nanti akan ada dansanya?" tanya Yuna antusias.
"Iya. Dansanya nanti akan diiringi oleh lagu romantis," jawabku.
Anak-anak lain mengangguk-angguk paham.
"Kalian ingat kan peran masing-masing?" tanyaku untuk memastikan.
"Aku jadi Cinderella," sahut Yiren.
"Aku jadi Snow White," ujar Winter.
"Aku Aurora, Giselle Jasmine dan Ningning Thinkerbell," kata Yuna.
Aku mengangguk. "Kalau begitu kita usaikan saja rapatnya. Sampai bertemu besok untuk latihan."
"Kau yakin latihannya besok? Tidak hari ini saja? Waktunya tinggal tiga hari," celetuk Winter.
"Ini bukan drama berat kok. Kita hanya berbagi peran-peran kecil untuk menjadi penghias acara pernyataan cinta itu," terangku.
Mereka semua mengangguk paham kemudian mulai bubar satu persatu. Hanya Yeonjun yang masih duduk di tempatnya.
"Kau kenapa?" tanyaku.
"Kau menyakiti hatimu."
"Ck, kau ini. Tidak usah dipikirkan. Aku baik-baik saja, kok."
"Pulang denganku ya?"
Aku berpikir sebentar. Sepertinya Yeonjun sudah berubah akhir-akhir ini. Dia tidak pernah mengejekku lagi. Tingkahnya lebih sering serius meski masih setia memanggilku mbul. Mungkin aku harus bersikap sedikit lunak padanya. Bagaimanapun, pria menyebalkan ini sebenarnya sangat baik padaku. Hanya saja, dia kurang tahu bagaimana caranya bersikap normal.
"Ya sudah. Ayo," ajakku.
Yeonjun masih terdiam di tempatnya dengan senyuman bodoh.
"Apa lagi?"
Ia mengulurkan tangannya. "Gandengan."
Aku mendengus geli. Ada-ada saja tingkahnya. Tapi aku segera menyambut tangannya. Kami bergandengan menuju tempat parkir. Entah hanya perasaanku atau apa, tapi Yeonjun mempererat gandengannya saat kami berjalan menyusuri koridor sekolah.
"Aku takut, mbul. Katanya sekolah kita angker. Ini kan sudah malam," bisiknya.
Aku tertawa mendengarnya. Sampai kapanpun, Yeonjun tetap akan bertingkah konyol.
...
Hari sudah gelap ketika aku dan anak-anak klub drama yang lain selesai latihan. Hari ini kami hanya mempermantap drama Beauty and the Beast di beberapa adegan yang sulit. Setelah itu, kami membuat simulasi untuk pernyataan cinta Heeseung.
Semuanya berjalan mulus karena kami memang sudah latihan dari jauh-jauh hari. Untuk acara Heeseung, itu tidak begitu sulit karena kami hanya akan menjadi peramai saja.
Hari ini Yeonjun tidak ikut berlatih karena tidak enak badan. Beomgyu juga tidak datang membantu dengan alasan yang kami semua tidak tahu. Padahal, biasanya dia sangat rajin membantu bagian properti.
Jadilah aku harus pulang sendiri karena teman pulangku tidak ada satupun yang datang.
"Sunghoon!"
Aku menoleh ke kiri mengikuti sumber suara yang memanggilku. Heeseung sedang berjalan ke arahku dari koridor gedung aula yang terletak di bagian barat sekolah. Gedung itu biasanya hanya digunakan untuk latihan, sementara gedung aula utama digunakan jika ada acara atau pentas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Perfect (HeeHoon) END
Fiksi PenggemarKetika Sunghoon si gadis bertubuh gempal menyukai Heeseung seorang pria tampan dengan segala kesempurnaan-nya