Happy reading and enjoy~
.
.
."Oke, terimakasih Arzan, selanjutnya, ayo maju kedepan, perkenalkan diri"
Teman sebelah Arzan pun maju ke depan sesuai perintah guru.
Saat ini sudah masuk jam pelajaran pertama. Tapi sebelum memulai pelajaran, semuanya harus memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Setelah menyelesaikan banyak kegiatan dari masa orientasi, akhirnya para siswa baru merasakan duduk di bangku SMA pertama mereka. Mereka duduk secara acak. Bahkan Arka dan Arzan yang merupakan teman satu SMP dulu, memilih tidak duduk bersebelahan melainkan, Arzan di depan, sedangkan Arka dibelakangnya.
Urusan akrab mah belakangan yang penting dapat tempat duduk dulu.
"Hello everyone my name is Sergan Mahardika, you can call me Sergan. Nice to meet you, guys. Any question?"
Sergan Mahardika, teman sebangku baru Arzan. Tinggi badannya bisa dibilang pendek, tapi tidak masalah, Arzan juga begitu.
Seragamnya yang dikeluarkan tidak mencerminkan kalau ia merupakan siswa baru. Bahkan penampilannya jauh dari rapi. Rambut hitam yang hampir memanjang, kaos hitam yang terlihat karena kancing seragamnya yang tidak tertutup rapi, dan jangan lupakan dasi yang ia ikatkan di telapak tangannya.
"Maaf sebelumnya, kita di Indonesia. Jadi coba ngomong pake bahasa Indonesia aja. Kalau mau pake bahasa Inggris, tunggu pas pelajaran nya aja" ucap Regan.
"Huss, julid banget lu" ucap Juna yang menjadi teman sebangku Regan.
"Lah, kan gue cuma bilangin, biar temen-temen yang lain pada paham. Emang lu ngerti artinya?" Tanya Regan.
"Ngerti ya. Apa banget lu ngatain gue" jawab Juna.
"Gue gak butuh pendapat lu, makasih" balas Sergan.
"Yaudah mah kalau gitu, gue gak minta lu buat Nerima pendapat gue. Orang gue cuma ngasih tau kok" ucap Regan.
"Dan gue gak peduli" ucap Sergan.
Srek!
"Regan udah" ucap Juna mencoba menengahi. Pasalnya, Regan sudah berdiri dari kursinya dan seperti ingin menghampiri Sergan yang bersikap eumm.. sombong?
"Wah seru nih" gumam Arka.
"Kenapa malah ribut gini? Sergan, kamu seharusnya tidak seperti itu. Benar katanya Regan, kita di Indonesia, jadi coba gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar" ucap Bu Widya--Wali Kelas 10 MIPA 1.
Sergan tidak menghiraukan, ia kembali ke tempat duduknya dengan santai tanpa berbicara penutup apapun.
Bu Widya mencoba bersabar menghadapi tingkah laku dari anak murid barunya ini. Sepertinya ia harus menambah stok sabar.
"Selanjutnya" ucap Bu Widya.
"Lu berani banget kayak tadi" ucap Kevin ke Sergan yang ada didepannya.
Ya, Kevin dan Arka duduk berdua. Jadi, mereka teman sebangku.
"Gak ada kata takut di kamus gue" ucap Sergan.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"