OPEN

543 44 63
                                    

.
.
.
.
.
.

"

Guys!"

"Wehh pada ngumpul yaa?"

"Nggak sih. Jualan cilok."

"Heh!"

"Dah tau disini ngumpul, masih aja ditanyain."

"Nyenyenye," cibir Regan.

Ia ikut masuk barisan dan berdiri diantara Galen dan Agam.

"Kita ngapain kumpul disini?" tanya Arka.

"Mana gue tau," jawab Dandi.

"Guys!"

Mereka berenam menoleh begitu mendengar suara yang lama tak terdengar. Mereka berenam terdiam.

"Nih asli nih?" tanya Galen.

"Rill nih? No fek fek kan?" tanya Travis.

"Huuu! Kayak gak pernah liat kita aja!"

"Halo semuanyaa."

"Kangen ga sama guee?!?!"

Mereka berenam terdiam. Seolah tak percaya. Ada enam orang lainnya yang berdiri didepan mereka dengan membawa barang ditangan mereka.

Puk!

"Nyantai aja kali liatnya!"

Regan meringis ketika ada yang menepuk kepalanya.

"Sakit, Jun," ringis Regan.

"Alay!"

Sudah bisa nebak siapa?

Yups.

Sergan Mahardika

Kenzo Brawijaya

Juna Tri Dewata

Kevin Kalingga

Arzan Alfarezi

dan,

David Abraham

Enam ubi kitaa~

"Long time no see ya," kata Sergan.

"Busett, berarti kita jadi ubi juga?" tanya Galen.

"Heh!"

"Kita diundang suruh datang dulu katanya," kata David.

"Tau. Padahal lagi nyaman-nyaman nya, anjir," kata Kevin.

Dandi menoleh ke Arka yang masih diam. "Lu bagi ilmu Indihome lu ke kita ya? Ngaku ga?!"

"Bodo. Kalian emang bisa liat kita, anjir!" seru Arzan.

"Masih pedes aja tuh mulut," gumam Travis.

"Tunggu-tunggu kalian ngapain kesini?" tanya Agam.

"Gak boleh nih?" tanya David.

"Nggak gitu. Tapi ngeri aja. Berarti David gak punya jantung dong?" tanya Agam lagi.

Kenzo menghela nafas. "Udah udah. Timbang tambah ngalor ngidul, mending kita langsung aja."

"Iya langsung aja. Ngeri liat Kenzo berdarah-darah gini," kata Dandi.

12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang